Devil's Fruit (21+)

Kafe dan Restoran



Kafe dan Restoran

0Fruit 701: Kafe dan Restoran      

Biasanya Dante ikut, tapi sekarang dia ingin bergegas ganti baju untuk jogging di taman kota sebentar sebelum berangkat ke Tropiza.      

Tropiza sudah ada di daerah Ginza dan juga ada restoran mereka di Denenchofu yang banyak dihuni banyak ekspatriat kaya.      

Yang di Ginza merupakan kafe dan restoran yang besar, terdiri dari 2 tempat yang digabungkan jadi satu, kafe anak muda dan satunya lagi adalah restoran untuk keluarga.      

Sedangkan di Denenchofu merupakan restoran kelas elit. Ini sesuai dengan impian mendiang Giorge yang menginginkan adanya restoran kelas atas sebagai bisnis keluarga mereka.      

Andrea mengabulkan impian itu dan membangun sebagai tribute untuk Giorge.      

Dante memegang restoran keluarga, Tropiza Family, yang banyak menyajikan masakan khas Indonesia bersama dengan Kenzo sebagai pramusajinya, sedangkan Shelly menangani di kafe-nya, Kafe Tropiza Teen.      

Kedua restoran itu hanya diberi sekat partisi dari tirai tembus pandang yang menarik untuk membedakan area kafe dan restoran.     

Jika restoran atau kafe sangat ramai, biasanya Dante mengundang Rogard dan Kyuna untuk membantu sebagai pramusaji.     

Untuk restoran elit di Denenchofu, itu diberi nama Schubert. Benar-benar sebuah penghormatan pada Giorge. Di sana, ditangani oleh chef dari Eropa, yang sebenarnya adalah seorang Iblis, anak buah King Zardakh.      

Karena Iblis, dia bisa dengan mudah menyulap penampilannya menjadi menarik dengan kemampuan memasak yang mengagumkan dan cepat, membuat orang-orang senang makan di Restoran Schubert.      

Para pelayan dan sous-chef restoran itu juga semuanya adalah Iblis yang dipilih oleh King Zardakh. Sedangkan untuk pengelolaan secara professional, tuan raja dan Andrea menyerahkannya kepada Karin, ibunda dari Giorge.      

Karin tidak mungkin kembali ke Eropa, ke Kota Rjukan, sebuah kota unik yang terletak di kaki gunung Gaustatoppen, Norwegia. Kota yang dijuluki Kota Tanpa Sinar Matahari.      

Olivo, suami Karin, ayah dari Giorge, sudah tiada. Kepalanya sudah dikuburkan bersama dengan jasad yang sempat disembunyikan oleh Karin sebelum direbut oleh vampire suruhan Emanuela waktu itu.      

Waktu itu, Olivo hanya ditebas kepalanya dan belum sempat dihancurkan jantungnya dan juga kepalanya, maka dari itu… jasadnya masih utuh meski mati.      

Karakteristik vampire memang begitu. Mereka bisa mati menjadi debu dan menghilang dari Bumi jika kepala atau jantungnya dihancurkan. Bisa juga dibakar dengan api yang hebat supaya lekas jadi abu.      

Jika hanya kepala terpengal tanpa jantung dirusak, maka jasad masih bisa utuh dan dikuburkan hingga nantinya membusuk dan hilang sendiri.     

Kuburan dari Olivo berada di belakang mansion, agar tidak diusik oleh sisa vampire anak buah Emanuela.      

Setelah Dante pergi dengan mobilnya yang lain untuk jogging, tinggal Andrea, Shelly, Kuro, Shiro dan Zivena saja di mansion.      

Kuro sedang bersantai di ruang tengah, menonton televisi. Shiro ada di kamarnya sendiri, mandi. Sedangkan Andrea menggendong bayi Zivena, duduk di gazebo dengan Shelly di taman belakang, sambil melihat ikan koi di kolam.      

"Nyonya Karin belum pulang, yah Ndre?" tanya Shelly sambil memberi makan pada ikan.      

"Belum. Ini padahal udah hampir seminggu, yah? Mama pamitnya sih balik bentar ke Eropa, mo ngunjungi sodara dia di Copenhagen." Andrea memangku Zivena.      

"Semoga gak ada apa-apa terjadi ama Beliau, yah Ndre."      

"Hu-um. Aku juga mulai khawatir karena ini paling lama dari biasanya kalo Mama pergi."     

Terdengar bayi Zivena berceloteh tak jelas sambil menunjuk ke ikan di kolam.      

"Kenapa, Zizi? Pengen ngajak ngobrol ikan?" Andrea mendekatkan anak bungsunya ke kolam, berjongkok sambil memegangi erat putrinya di tepi gazebo yang bagian belakangnya bersebelahan dengan kolam.      

Zivena makin girang dan tambah melonjak-lonjak senang.      

"Ndre, Zi bentar lagi genap satu tahun, yah!"      

"Yups!"     

"Mo dirayakan, Ndre?"     

"Gak tau, nih. Nanti gimana Dante aja."      

Zivena menoleh ke ibunya, menatap sekejap dalam diam bagai termangu, lalu melonjak senang lagi sambil menyentuh wajah sang ibu.      

"Dia beda banget ama Ivy, yah Ndre. Maaf, bukan maksud aku untuk beda-bedain mereka, loh Ndre."     

Andrea tersenyum. "Gak apa, emang nyatanya beda, kok. Dari segi wajah, peringai dan kebiasaan juga."      

"Ndre, apa kamu masih bakal beli darah untuk Ivy lagi?"      

Sang Cambion terdiam, lalu menyahut, "Setelah Ivy umur 10 tahun, aku bisa hentikan stok darah untuk dia. Mama udah kasi tau bahwa jangka amannya biasanya 5 tahun agar Ivy bisa lebih beradaptasi dengan hawa vampire dia dan bisa lebih mengontrol dirinya."     

"Ndre, kamu jangan nyerah untuk Ivy, yah…" Shelly ikut berjongkok di sebelah sahabatnya. "Aku kadang kasian banget ama Ivy. Dia udah banyak menderita."     

"Hu-um…" Andrea memaksakan diri tersenyum meski hatinya bagai diremas. Dia teringat akan Giorge, suami keduanya.     

Meskipun Andrea tidak merasakan perasaan sekuat itu pada Giorge seperti dia pada Dante, namun Tuan Vampir satu itu tetaplah sosok yang istimewa untuknya.      

Sedari pertama mereka bertemu, Giorge selalu melihat ke Andrea, dan bahkan terus mengejar dengan berbagai kalimat rayuan yang membuat Andrea kesal.     

Bahkan, Giorge kerap menyelamatkan Andrea dari banyak lelaki hidung belang, menjaga sang Cambion dari apapun selama Dante tidak ada.      

Andrea tidak memungkiri hatinya lebih condong ke Dante, namun… Giorge tidak akan tergantikan. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, tidak akan lagi memiliki suami baru setelah ini. Ia akan lebih fokus pada keluarganya saja dan membangun bisnisnya.      

"Kamu gak mandi untuk berangkat ke kantor, Ndre?" tanya Shelly.     

"Ehh, udah jam berapa ini?" Andrea bertanya balik.      

Shelly melirik ke jam di pergelangan tangan kirinya. "Hampir jam delapan."      

"Biar deh, bentar lagi. Kayaknya Zizi masih demen di sini." Andrea terus memegangi erat anak bayinya yang bagai ingin melompat ke kolam. Kaki kecilnya yang belum bisa fasih berjalan, melonjak dari jongkok dan berdiri, sangat bersemangat.      

Tepat jam setengah sembilan, Shelly bersama dengan Andrea yang menggendong Zivena pun masuk ke rumah.      

Dante baru saja pulang dari jogging. Tuan Nephilim merasa kesepian karena biasanya dia banyak melakukan kegiatan olah raga bersama Giorge.      

Ternyata, tidak adanya Giorge ini sungguh membuat dia kesepian. Mungkin mulai besok dia akan mengajak Shiro untuk menggantikan Giorge.      

"Kuro, Shiro, kalian sudah mandi?" tanya Dante ketika melihat dua anak hybridnya sedang duduk santai di depan televisi ruang tengah. Kuro sedang menonton televisi, sedangkan Shiro hanya duduk sambil asik dengan ponselnya.      

Sejak mereka hidup di Bumi, Andrea memperkenalkan banyak hal pada keduanya, termasuk ponsel. Bahkan Andrea sudah menawarkan pada keduanya untuk bersekolah, tapi dua bocah hybrid itu menggeleng menolak.     

Akhirnya, kedua hybrid itu pun memutuskan untuk membantu Andrea dengan menjadi pramusaji di Kafe Tropiza. Karena penampilan mereka berdua benar-benar mirip remaja, Andrea pun menyetujui.      

Biasanya, dua bocah hybrid itu akan ikut Dante dan pulang juga bersama Dante. Sedangkan Andrea, dia kembali memegang bisnis properti yang sebelumnya diserahkan ke Giorge.      

Untuk Zivena, ketika ibunya bekerja, dia cukup menitipkan si bayi pada Kyuna di Alam Cosmo. Semenjak ikat pinggang dunia dikembalikan kepada Andrea, dia jadi tidak bingung lagi jika memiliki anak batita ketika dia bekerja.      

Sedangkan biasanya Shelly akan ikut juga bersama Kenzo ke Kafe. Shelly menangani urusan chef di Kafe Tropiza.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.