Devil's Fruit (21+)

Pasca Perang Kutub Selatan



Pasca Perang Kutub Selatan

0Fruit 700: Pasca Perang Kutub Selatan     

4 tahun pasca peperangan di Kutub Selatan…     

Mansion Andrea, Roppongi Hills, pagi jam setengah tujuh, sudah dipenuhi oleh berbagai suara berisik.      

"Ivy, lekas habiskan makanmu, sayank. Jo, jangan membuat rambutmu kayak gitu! Hapus!" seruan dari Andrea ketika melihat putra sulungnya sungguh heboh. Jovano terpaksa kembalikan warna rambutnya yang merah menyala kembali ke warna hitam asli menggunakan kekuatan magis.      

Andrea sedang di ruang makan dengan Shelly, sibuk menyuguhkan berbagai makanan.      

"Ayo, Ivy darling, habiskan makanmu, sebentar lagi berangkat sekolah." bisik Andrea di dekat wajah putrinya. "Apa nasi gorengnya kurang enak?"     

"It's fine." Ivy menjawab singkat dan melanjutkan makannya.      

"Mama… apakah jus buahnya sudah ada?" Kuro muncul dari lantai atas dan duduk di sebelah Ivy. Wajah bangun tidurnya sungguh kentara, rambut hitam panjangnya masih berantakan.     

"Kuro sayank, sudah cuci muka?" tanya Andrea sambil mengisi gelas kosong dengan jus buah yang diminta anak angkatnya.      

"Hoaaheemm… belum, Ma. Aku haus sekali dan ingin minum dulu." Kuro menanti gelas jus untuknya datang.      

"Kuro, Kiran belum bangun?" tanya Shelly pada bocah hybrid hitam.      

Kuro menggeleng. "Semalam Ran tidur sampai larut. Sepertinya dia menonton film Berbie lagi."      

"Astaga, anak itu." Shelly pun berlari ke atas untuk membangunkan putrinya. Ini bukan hari libur, makanya rumah terdengar hiruk pikuk.      

Jovano sudah duduk di samping Ivy dan siap memakan sarapannya. "Mom, nanti aku pulang malam. Ada tambahan pelajaran dan disambung klub Kendo."     

"Ngomong ama Daddy kamu kapan kamu kepingin dijemput, oke?" Andrea selesai memberikan jus ke Kuro, kini dia menuang susu hangat untuk Ivy.      

"Come on, Mom. Aku ini sudah besar. Tidak perlu lagi dijemput. Ini saja aku ingin naik sepeda motor dengan teman." Jovano mengambil sepotong daging rendang dan menaruh di piringnya.      

"No!" tegas Andrea. Minggu kemarin kamu udah jatuh dari motor."     

"Mom, please! Jatuh dari motor itu hal biasa untuk cowok, you know that!" erang Jovano memberikan pembelaan. "Apalagi waktu itu juga langsung sembuh setelah makan pil dari Mommy, kok!"     

"Pokoknya no motor sampai kau memiliki SIM." Andrea tidak luluh.      

"Mom… itu hanya jatuh ringan! Tidak sampai tubuhku tercabik-cabik atau patah tulang! Hanya goresan kecil di lutut saja, ya kan? Bahkan polisi saja tidak menyadari aku masih di bawah umur!" Seperti biasa, suasana pagi kerap diisi oleh perdebatan Andrea dan putranya, untuk hal apapun.      

"Gak peduli, yang pasti, kamu masih lima belas tahun, Jo. Oke? Nah, ini nanti biar kamu bareng yang lain diantar Kenzo." Andrea tidak mau tau. Dia sudah teguh tidak ingin melihat anaknya celaka.      

Insiden pada Ivy 4 tahun lalu sangat menorehkan trauma lagi pada Andrea dan kebiasaan dia yang overprotektif pada anak, kambuh kembali hingga kini.      

"Sayank, Veve minta susu." Tiba-tiba muncul Dante di ruang makan membawa seorang bocah perempuan yang berusia hampir 1 tahun. "Tadi popoknya sudah penuh ketika bangun dan aku ganti dengan yang baru."     

Andrea mengambil alih bocah perempuan lucu dari gendongan Dante. "Zizi sudah lapar, yah? Sebentar yah sayank…"      

Bocah perempuan itu bernama Zivena Zargas. Zargas adalah nama belakang Dante. Jovano juga memakai nama itu, Jovano Zargas. Sedangkan Ivy tidak. Nama lengkap Ivy adalah Yvetta Schubert, memakai nama belakang Giorge.      

Zivena yang biasa dipanggil Zi atau Veve adalah anak ketiga Andrea bersama Dante. Wajahnya sangat cantik dan imut, perpaduan Asia dan Eropa, namun rambutnya hitam sama seperti kakak-kakaknya.     

Itu karena meskipun ras Dante bisa dikatakan memiliki darah Eropa, dan wajah tegas Eropa, namun rambutnya hitam dan ikal jika dia dalam mode manusia. Namun, rambut Dante akan panjang lurus ketika dia dalam mode Nephilim.      

Wajah Zivena memang berbeda dengan Ivy. Jika kakaknya lebih banyak tampak seperti orang Asia, terutama seperti orang Jepang, karena darah blasteran dari sang ayah, Giorge… sedangkan Zivena lebih mirip bayi orang Eropa.      

Zivena lebih mirip dengan Jovano ketimbang dengan Ivy. Tidak hanya itu saja perbedaan kedua putri itu. Jika Ivy lebih banyak diam dan pasif sedari bayi, Zivena justru sering tertawa dan aktif mengoceh meski itu masih sekedar gumaman ala bayi pada umumnya.      

Menurut King Zardakh dan Druana yang memeriksa Zivena, bocah itu tidak sespesial Jovano, meski lahir dari Andrea dan Dante. Zivena malah dikatakan lebih banyak seperti manusia biasa.     

Meski begitu, Andrea dan Dante tidak peduli apakah bayi mereka ini memiliki kehebatan atau tidak, yang pasti… Zivena adalah istimewa di mata kedua orang tuanya.      

Karena semua anak… adalah spesial di mata orang tua mereka.      

Andrea kini sudah menyingkir ke lantai atas untuk menyusui Zivena, sedangkan Dante menemani bocah-bocah di ruang makan.      

Tak lama, Gavin dan Shiro pun turun ikut bergabung, dan disusul Kenzo.      

Penghuni mansion besar yang memiliki dua lantai, 8 kamar tidur dengan kamar mandi di dalamnya dan 3 taman serta garasi besar, sungguh semarak setiap paginya, kecuali di hari libur, dimana mereka akan lebih malas bangun dan bergelung lama di tempat tidur sampai siang.      

Semua berkumpul di ruang makan untuk menikmati sarapan pagi yang telah disediakan Andrea bersama Shelly sebelumnya.      

Tak lama, Shelly juga ikut bergabung bersama Kiran yang masih terlihat mengantuk. "Mama kan sudah bilang, jangan terlalu larut kalau main hape, Ran. Nah, sekarang jadi mengantuk, kan?"      

"Ungghh…" Kiran hanya mengerang dan mulai duduk di kursi yang tersisa dan dilayani ibunya.      

Karena mansion mereka letaknya agak terpencil dari tengah kota, Andrea kerap bersikeras agar anak-anak tetap diantar dan jemput oleh para dewasa.      

Mereka masih harus melalui hutan buatan dan juga bukit kecil untuk mencapai ke daerah perkotaan.      

Andrea memilih lokasi terpencil ini karena tidak ingin identitas keluarganya terungkap oleh penduduk. Ia lebih suka menghuni di tempat yang tidak terlalu ramai orang agar kalau ada apa-apa, tidak terlalu mengundang perhatian penduduk lainnya.     

Sepuluh menit kemudian, Andrea keluar dari kamarnya bersama Zivena. Muka sumringah bayi itu memang membuat siapapun merasakan hawa positif yang menyenangkan.      

"Zizi…" Shelly mengambil alih Zivena yang tergelak riang. "Duh… manisnya kalo lagi ketawa gini…"     

"Ken, udah panasin mobil?" tanya Andrea ke Kenzo.      

"Sudah, Tuan Putri. Siap berangkat kalau semua bocah sudah selesai makan." Kenzo mengangguk.      

"Oke, ayo anak-anak, jangan jadi siput. Buruan, ayok makannya. Ini udah jam segini, perjalanan masih panjang." Andrea bertepuk tangan untuk menyemangati para bocah yang hendak berangkat sekolah.      

Tidak berapa lama kemudian, semua bocah pun mulai berjalan ke depan setelah selesai makan pagi. Masing-masing membawa tas sekolah. Kenzo sudah menunggu di carport depan sana dengan SUV milik Dante.      

Jovano, Gavin, Ivy, dan Kiran pun naik ke mobil.      

Ini adalah pagi yang biasa di keluarga tersebut.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.