Devil's Fruit (21+)

Insiden Giorge



Insiden Giorge

0Fruit 691: Insiden Giorge     

Segera, Giorge yang mengetahui bahwa putrinya sudah dilepaskan dari tindakan ekstraksi dan jatuh ke tanah, ia maju untuk meraih Ivy, karena ia bisa memprediksi apa yang akan dilakukan para tetua vampire pada anaknya.     

Giorge menggunakan kecepatan penuhnya untuk menjangkau sang anak, meraih tubuhnya agar bisa lekas dia bawa kabur dari tempat itu.      

Suami kedua Andrea sudah berhasil tiba lebih dulu ketimbang para tetua ke Ivy, hendak mengambil tubuh putrinya dari tanah.     

Namun, tiba-tiba saja….     

Zleepphh!     

Satu tangan bercakar hitam milik tetua vampire sudah menerobos dada Giorge ketika suami kedua Andrea sedang membungkuk untuk mengambil tubuh Ivy.     

Ivy yang berada di tanah, melihat ayahnya di atas dia dan dadanya sudah tertembus tangan salah satu tetua vampire, bocah perempuan cilik itu mendelik kaget dan berseru, "PAPA!!!"     

Andrea bertindak cepat dengan memotong tangan sang tetua vampire lalu menebas kepala tetua menggunakan pedang api Ra.      

Dante bergegas maju ke sana untuk membawa Giorge, sedangkan Jovano nekat maju meraih Ivy dari tanah, membawa ke sudut aman.     

Sedangkan Andrea terus mengamuk dengan tebasan pedangnya ke arah lima tetua lainnya.      

Myren tidak bisa bertindak apa-apa karena dia masih menjaga Emanuela, gagal melakukan negosiasi dengan tetua vampire karena mereka lebih memilih mati bersama Ivy ketimbang melepaskan gadis cilik itu demi Emanuela.      

Emanuela yang mendengar ada keributan dan sepertinya pihak Andrea sedang kacau, dia mengendus mencari sosok yang dia kenali. Setelah itu, ia mengumpulkan segenap kekuatannya untuk mengeluarkan pisau badai dari energi anginnya yang dia keluarkan dari mulutnya.     

Giorge yang sedang dipapah Dante, mengetahui putrinya belum lepas dari bahaya. Benar saja, dia melihat pusaran badai berdiameter sekitar dua puluh sentimeter keluar dari mulut Emanuela dan disemburkan menuju Ivy yang sedang diberdirikan oleh Jovano.      

Melihat itu, Giorge lekas saja menerjang ke Ivy dan Jovano, mendorong mereka dan… "AARGHH!" Ia merelakan perutnya tertembus pusaran angin tajam bagai bor dari mulut Emanuela sebagai ganti Ivy.     

"PAPA!!!" Jeritan Ivy begitu melengking keras membuat semua menatap ke Ivy untuk mengetahui apa yang terjadi.      

Betapa kagetnya pihak Andrea setelah mengetahui apa yang terjadi pada Giorge. Setelah dada kirinya tertembus tangan bercakar tetua vampire yang belum dicabut, ia juga memiliki lobang sebesar diameter dua puluh sentimeter di perutnya.     

Segera saja darah menetes deras di lubang tersebut.      

"GIO!!!" teriak Andrea.      

"POPPA!" Jovano berteriak panik.     

"Astaga, Gio!!!" Dante kembali meraih Giorge setelah suami kedua Andrea sempat lepas dari rengkuhannya.      

"GIO!!! TIDAK!!!" Karin meraung ganas.      

Andrea segera saja masukkan Pil Obat Jiwa Dewa level sempurna ke mulut Giorge. "Bawa dia ke Shona! Dengan Ivy dan Jo juga! Cepat!" teriak Andrea pada Dante.      

Tuan Nephilim mengangguk dan lekas meminta Jovano menggendong adiknya dan keluar dari penjara bawah tanah. Andrea yang marah, mengubah dirinya menjadi bentuk iblis, dia bertarung secara brutal menjadikan serangannya untuk pembuka jalan bagi Dante dan Jovano keluar dari tempat itu.     

Sang Cambion membabat vampire manapun yang berani menghadang di depannya. Ini sungguh mempermudah Dante dan Jovano melarikan diri dari sana bersama Giorge dan Ivy.      

King Zardakh sudah merenggut dua jantung dari tetua vampire dan segera menelannya bulat-bulat. Pangeran Djanh juga tidak mau kalah, dan dia memanen dua pula lalu, tetua vampire terakhir pun dia ambil jantungnya untuk dia berikan nanti ke istrinya.      

Keadaan begitu kacau di penjara bawah tanah. Myren rasanya ingin menguliti Emanuela yang terbahak-bahak dengan suara mencicit karena tidak lagi memiliki pita suara utuh.     

Emanuela sangat puas karena ia berhasil melukai parah salah satu dari kelompok Andrea meski harus memakai tenaga terakhir yang dia miliki saat ini. Ia lebih berpuas hati ketika tau bahwa korban serangan bor anginnya adalah Giorge, orang yang sudah membuat dia buta dan bisu.      

Ketika Myren ingin menghancurkan kepala Emanuela, King Zardakh mencegah putrinya. "Terlalu enak bagi dia bila mati begitu saja."      

Myren pun paham apa yang diinginkan ayahnya. Maka, ia melepaskan jerat cambuk duri apinya dari tubuh Emanuela, dengan berteriak, dia berkata ke Andrea: "Ndre, lekas ke sini!"      

Emanuela merasakan tulang belakang dia mendingin kaku ketika mendengar Myren memanggil si Cambion. Pasti akan ada yang buruk terjadi setelah ini padanya.     

Benar saja, ketika Andrea tiba di depan Emanuela yang masih memiliki ujung cambuk duri Myren di perutnya, tangan sang Cambion mencengkeram satu lengan Emanuela dan merenggutnya begitu saja.     

"AARGHHH!!!" seruan Emanuela sangat menyayat hati siapapun yang mendengarnya. Para serdadu vampire melotot tak percaya tetua terakhir mereka sedang dipreteli tangan dan juga kakinya oleh Iblis Andrea.      

Setelah itu, Myren melemparkan Emanuela yang sudah tidak memiliki tangan dan kaki ke sudut penjara bekas Ivy dikurung sembari melepaskan cambuk durinya dari perut berlubang Emanuela. "Silahkan kau menikmati membusuknya dirimu di sana, seperti kau juga memperlakukan Ivy dan Giorge!"      

Usai mengurus Emanuela yang entah masih hidup atau sekarat, Myren mulai bertarung habis-habisan di sana bersama dengan Andrea. Mereka adalah duo combo berbahaya wanita Iblis yang dihadapi para vampire.      

"Karin, lekas keluar untuk melihat kondisi Giorge!" King Zardakh berkata sambil dia memanen jantung vampire lainnya.      

Hagemori Karin mengangguk dan melesat keluar dari tempat kacau itu dan melihat Dante sudah ada di atas punggung Raja Naga Heilong. Sudah pasti putranya juga ada di sana.     

Benar saja, ketika Karin tiba di bawah sosok naga raksasa hitam itu, Raja Naga Iblis Heilong segera merendahkan kepalanya agar Karin bisa melonjak naik.     

"Bagaimana, Giorge?" tanya Karin dengan nada panik. Ia melihat putranya sedang ditopang tubuh Dante sambil mereka duduk dan Shona sedang menyalurkan tenaga Healer di depan Giorge secara tekun.      

"Nenek…" Jovano memanggil Karin dengan suara sedih. "Poppa sedang diobati Shona."     

Karin mendekat ke Jovano yang memeluk Ivy sambil duduk dan memeluk dua cucunya. Ivy sudah diberi mantel jubah oleh kakaknya, sehingga tidak lagi terlihat telanjang. "Nenek senang kalian semua baik-baik saja," ucapnya lalu menoleh ke putranya yang masih sekarat. "Tolong, jangan cabut tangan yang ada di dada Giorge, biarkan seperti itu sembari menunggu luka di perutnya pulih."     

"Kami tadi sudah hampir mencabut itu, Nek. Kenapa tidak boleh dicabut?" tanya Jovano sambil terus mendekap adiknya yang mengigil, padahal Jovano sudah menyalurkan tenaga hangat dia ke Ivy, namun gadis kecil itu masih tertunduk diam dan gemetar.      

"Karena kalau dicabut…" Hagemori Karin menarik napas dalam-dalam sambil menahan isakan tangisnya. "…Giorge bisa berubah jadi abu. Jika jantung vampire ditembus sesuatu, jangan sampai yang menembus itu lekas meninggalkan jantung itu atau si vampire akan berubah menjadi abu."     

Jovano dan Dante menghela napas lega bahwa mereka tidak bertindak sembrono pada tangan bercakar di dada kiri Giorge.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.