Devil's Fruit (21+)

Drama Jovano dan Shona



Drama Jovano dan Shona

0Fruit 723: Drama Jovano dan Shona     

Sedangkan drama berbeda dilakukan oleh Jovano. Ia berlagak menjadi lelaki brengsek yang memaksa Shona untuk menerima cintanya.      

Mereka terlibat adu pendapat di salah satu tempat yang cukup sepi.     

"Sudah aku bilang, kan, bahwa aku tidak menyukaimu! Kenapa kau selalu saja mengganggu aku?" keluh Shona sambil tatap tajam Jovano.      

"Tapi, honey, bukankah kau pernah mengatakan bahwa kau akan menerima cintaku jika aku membelikan kamu banyak baju bagus yang kau suka." Jovano berlagak merayu.      

Bahkan tidak tanggung-tanggung, Jovano berusaha merangkul Shona, tapi gadis itu semakin menolak.      

"Beraninya kau menyentuhku! Apa kau sedang ingin melakukan pelecehan padaku? Akan aku laporkan polisi dan kubuat kau membusuk di penjara, dasar perayu kacangan!" Shona meradang.      

"Oi, kenapa kalian bertengkar?" Seorang berpakaian seragam polisi pun mendekat pada Jovano dan Shona.      

Shona segera saja curiga. Kenapa setelah dia menyebut mengenai polisi, ternyata muncul seorang berpakaian polisi, seolah-olah itu jatuh dari langit karena mendengar ucapannya.      

Ini terlalu mencurigakan.      

"A-ahh! Pak Polisi!" Shona lekas kuasai dirinya dan berlagak lega melihat datangnya polisi tadi. "Untunglah Anda datang, Pak!"      

Setelah itu, Shona pun mulai menjelaskan duduk masalahnya dengan Jovano. Ia tampil bak gadis yang hendak dilecehkan malam ini, dan tersangka utamanya tentu saja Jovano.      

Tapi, putra Sang Cambion pun berkelit mengatakan ini dan itu yang menggambarkan bahwa dia dan Shona sudah memiliki perjanjian tersendiri dan Shona dikatakan ingkar dari kesepakatan bersama.      

Shona menepis bahwa itu hanya bualan Jovano saja. "Kau sendiri yang membelikan aku berbagai macam barang. Tapi itu juga uang orang tuamu, bukan uangmu sendiri."     

"Meskipun itu uang siapapun, tetap saja itu hasilnya berakhir di kamu, Sho. Ayolah, jangan keras kepala dan akui saja bahwa kau memang memanfaatkan aku."     

"Hah? Sekarang kau menuduh aku memanfaatkan kamu?" Shona makin marah. Ia beralih ke polisi untuk berkata, "Pak Polisi, dia sungguh-sungguh lelaki tidak tau malu, maksaku seenaknya dan berusaha melecehkan aku malam-malam begini mentang-mentang dia tau aku akan pulang dari kegiatan belajar dengan teman."     

"Boy, sebaiknya kau menyerah saja dan tinggalkan gadis ini sendiri, oke?" ucap polisi itu berusaha menjadi pihak netral. "Terlepas kau benar atau salah, sudahi saja pengejaranmu pada nona ini dan kau bisa cari gadis lain yang bisa menerima perhatianmu."     

"Pak, tidak bisa, aku sudah keluar banyak uang untuk dia, mana mungkin aku—" Jovano hendak mengatakan kata, namun terpotong akan kedatangan beberapa pemuda.      

"Wah, wah, ada apa ini?" Pemuda itu tampak kumuh namun auranya tidak enak. Ia bersama dengan dua rekan yang menyeringai aneh ketika menatap Shona.      

Jovano memberi peringatan melalui telepati pada Shona, "Sho, hati-hati, perasaanku mengatakan pemuda-pemuda itu vampire."     

Shona membalas pula melalui telepati, "Jo, kurasa polisi ini juga vampire."     

Kening Jovano berkerut mendengar telepati dari Shona, "Benarkah? Tapi kenapa aku tidak merasakan aura jahat dari polisi ini, yah?"     

"Jo, dia muncul langsung setelah aku menyerukan akan melaporkanmu pada polisi!" teriak Shona di benak Jovano.      

Tapi, Jovano masih sangsi. Dan ia pun menyuruh Shona untuk menahan diri dan melihat perkembangan situasi dulu.      

Yang lebih membuat Jovano heran, kenapa sikap polisi itu mendadak aneh setelah tiga pemuda kumuh itu datang? Polisi itu … terlihat … takut?     

Ini aneh menurut Jovano. Kenapa malah polisi itu takut? Ia menyampaikan pandangan dia ke Shona, namun gadis itu tidak percaya dan tetap kukuh mengatakan bahwa polisi itu vampire pula.      

"Jo, mungkin dia, polisi itu, bekerja sama dengan tiga vampire itu dan bisa saja dia pihak yang diminta untuk menyediakan mangsa bagi para vampire! Mungkin dia vampire submisif!" Shona terus memberikan opininya melalui telepati.      

"Hei, kalian, apa yang terjadi?" Salah satu pemuda vampire itu mendekat ke Shona.      

Polisi itu mendekat maju ke depan Shona, menjadi tameng bagi si gadis. "Tipa, kumohon, jangan ganggu mereka."      

Jovano menajamkan pendengarannya dan ia bisa mengetahui bahwa suara polisi itu sedikit bergetar. Sudah jelas polisi itu takut pada 3 pemuda tersebut.      

"Porlan, lebih baik kau jangan ikut campur." Pemuda lain menyahut.      

"Oh ya, Porlan, aku mendengar bunyi tabrakan di jalan sana, lekaslah menyelidiki apa yang terjadi di jalan itu!" Pemuda satu lagi menambahkan.      

Polisi bernama Porlan itu pun menggeleng. "Tidak, aku minta, kalian jangan ganggu bocah-bocah ini. Lepaskan mereka. Lepaskan kali ini saja."     

Akhirnya, Polisi Porlan pun mulai melangkah mundur bersama dengan Shona karena pemuda vampire di depannya semakin maju dan memberikan seringai aneh yang menakutkan.     

Karena Jovano semakin yakin akan intuisinya, maka ia pun mengeluarkan kaca cerminnya untuk diarahkan ke polisi itu. "Sho, dia punya bayangan!" teriaknya pada Shona melalui telepati.      

Namun, tiba-tiba….     

Craass!     

Polisi Polan terpana sambil menatap dadanya yang dirobek oleh cakar vampire pemuda tadi. Ia pun ambruk dan lekas ditangkap Shona di tanah.      

Pemuda-pemuda vampire itu tertawa nyaring dan salah satu dari mereka pun bersiul melengking kencang membelah sunyinya malam.      

Perasaan Jovano makin tidak enak. Apalagi para vampire berdatangan begitu siulan melengking dibunyikan.      

"Ha ha ha! Porlan, kau terlalu mengganggu saja! Rasakan akibatnya kalau menghalangi kami mencari makan." Seketika, pemuda itu mulai mengubah wajahnya ke tampang asli vampire yang mengerikan dengan tulang-tulang pipi dan rahang yang menonjol dan mata merah melotot lebar serta taring dipamerkan ketika dia tertawa keras.      

Teman-teman lainnya yang berdatangan pun juga mulai menampakkan wujud asli mereka.      

Shona sedang merebahkan Porlan di tanah dan keluarkan tenaga Healer dia ke dada Porlan. Pak polisi ini mulai muntah darah banyak.      

"Heh? Kenapa gadis itu memiliki kekuatan aneh? Apa itu?!" Salah satu vampire terheran-heran melihat cahaya hijau keluar dari telapak tangan Shona. Tapi gadis itu tidak ingin repot-repot menjawabnya.      

Jovano mulai mempersiapkan diri. Ia mengaktifkan api hitamnya dari tangan kirinya. Dan itu membuat para vampire yang berjumlah puluhan terkesiap.      

"A-API HITAM NERAKA!"     

"SIAPA DIA SEBENARNYA!"     

"Ohh, sialan! Lenn, kau membawa bencana saja!"     

"Aku tidak tau dia ternyata… iblis!"     

Namun, penyesalan mereka sudah terlambat. Jovano telah menggerakkan api hitamnya menjadi bentuk lingkaran yang melingkupi para vampire itu dan mengubah mereka semua menjadi abu.      

Sisa vampire lainnya mulai sadar bahwa sudah ada kelompok iblis yang datang ke wilayah kekuasaan mereka. "Laporkan ini pada King!"     

Vampir lain yang tersisa pun berpencar menjauh dari Jovano, bahkan vampire yang tadi terlihat arogan pada dua bocah dan Polisi Porlan pun kini lari terbirit-birit.      

Tentu saja Jovano tidak akan membiarkan mereka kabur dan melapor pada sosok yang dipanggil King.      

Wuss! Wuss! Wuuss!     

Jovano melemparkan banyak panah api hitam ke berbagai arah, mengejar para vampire. Satu demi satu vampire itu berjatuhan dan menjadi abu sebelum tubuh mereka mencapai tanah.      

Tetapi, masih ada satu vampire yang berhasil menyelinap kabur tanpa sepengetahuan Jovano.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.