Devil's Fruit (21+)

King Zardakh Ingin Jadi Malaikat?



King Zardakh Ingin Jadi Malaikat?

0Fruit 724: King Zardakh Ingin Jadi Malaikat?     

Tepp!     

"Arrghhh … jangan … jangan … lepaskan … kumohon … lepaskan aku … lepaskan aku …" pinta vampire yang berhasil lolos dari pengamatan Jovano tadi ketika tiba-tiba saja kepalanya sudah tertarik hingga ada di telapak tangan seseorang.      

"Jangan lepaskan?" Ternyata King Zardakh pelakunya.      

Dan, tanpa menunggu menit berganti, kepala si vampire itu sudah mulai terbakar dan akhirnya meletus menjadi kabut darah.     

"Nah, bukankah aku ini sangat baik hati mengabulkan permintaanmu, heh? Kau minta jangan dilepaskan, maka aku kabulkan." King Zardakh menepuk dua tangannya seakan menyingkirkan debu di sana. "Rasanya aku sudah bisa mendaftar sebagai malaikat, hm!"      

"Opa!" Jovano tersadar akan kehadiran sang kakek. Ia bergegas melonjak ke atas untuk menemui King Zardakh yang ada di langit, tak jauh dari Jovano.      

"Jo, cucuku sayank!" seru King Zardakh dengan wajah berlebihan dan dua tangan terentang, siapa tau si cucu akan masuk ke pelukannya.      

Namun, Jovano tidak menggubris dua tangan si kakek yang terbuka untuknya dan malah bicara, "Terima kasih sudah mengatasi yang kabur tadi."      

Menelan kekecewaannya, King Zardakh pun menurunkan dua tangan tadi dan tersenyum bagai berkata: "aku rapopo". Beliau mengangguk ke Jovano. "Benar, Opa kebetulan saja lewat dan melihat ada satu vampire hendak kabur."     

Kemudian, kedua pria beda usia itu pun turun ke tanah dan mendapati Shona masih berusaha menyembuhkan Polisi Porlan.      

"Sebentar lagi, sebentar lagi dia akan sembuh." Shona berkata sambil gertakkan gigi. Dan memang benar seperti katanya, Polisi Porlan pun sungguh sembuh dari luka sayat akibat tebasan cakar salah satu vampire tadi.      

"Te-rima … kasih," ucap Polisi Porlan pada Shona dan tersenyum penuh syukur. Meski dia tidak paham siapa Shona dan Jovano serta satu pria paruh baya yang baru datang, tapi dia yakin mereka semua orang baik.      

Setidaknya dibandingkan gerombolan vampire sebelumnya. Porlan memang sudah mengenal genk vampire tadi, dan sering diminta untuk diam berlagak tidak tau apa-apa jika genk vampire itu mencari korban di malam hari di saat Porlan bertugas.      

Dengan sebuah ancaman bahwa jika Porlan mengganggu mereka, maka mereka akan memangsa istri Porlan, maka si polisi itu pun patuh untuk menyingkir setiap dia bertemu genk tersebut.      

Namun, malam ini, Porlan tidak bisa lagi bersikap apatis ketika genk vampire itu hendak menjadikan Jovano dan Shona sebagai mangsa.      

Itu karena, Polisi Porlan teringat akan anak dia yang meninggal di usia remaja karena kecelakaan. Jovano mengingatkan dia akan anak dia. Oleh karena itu, dia bersikap tidak seperti biasanya. Dan dia tidak peduli lagi andai karena sikapnya melindungi Jovano dan Shona akan membahayakan nyawa istrinya, karena kini sang istri sudah kabur dari rumah sejak anak mereka meninggal.      

Disebabkan alasan-alasan itu, Polisi Porlan berani menghalangi para vampire tadi, bahkan dia sudah siap mengorbankan nyawa demi Jovano dan Shona.      

Tidak dia sangka, para vampire justru ingin membunuh dia dulu agar mereka bisa mengambil Jovano dan Shona. Namun, yang lebih tidak dia sangka, ternyata Jovano dan Shona bukanlah manusia biasa seperti yang dia kira.      

"Pak Polisi, kau sudah baik-baik saja, kan?" tanya Shona sambil membantu polisi itu untuk bangun dari tanah.      

"Ya, aku sudah baik-baik saja. Terima kasih untuk kalian." Polisi Porlan tersenyum dan menyentuh dadanya yang sudah menutup kembali. Ia tidak menyangka akan melihat sesuatu hal yang ajaib begini.      

"Kalau begitu, kami pamit pergi dulu, Pak." Shona menundukkan kepala dengan cepat sebagai rasa hormat dia pada yang lebih senior. Bagaimana pun, dia sangat tergerak hatinya atas sikap heroik Polisi Porlan yang berani menghadang para vampire demi dia dan Jovano.     

King Zardakh sudah memberikan telepati pada Jovano dan Shona bahwa mereka masih harus melanjutkan perang gerilya ini dan sang raja akan tetap bersama sebentar dengan sang polisi untuk menghapus ingatan si polisi agar jati diri dan kekuatan Jovano serta Shona aman.     

"Pak, kau harus berhati-hati, oke?" Jovano menepuk lengan si polisi dan tersenyum singkat.      

"Baiklah, begitupun kalian berdua." Polisi Porlan membalas senyum Jovano.      

Dua bocah remaja itu pun segera berlari cepat menembus kegelapan, hendak mencari korban vampire selanjutnya.      

"Pak Polisi …" King Zardakh masih di sana menemani Polisi Porlan. "Menurutmu, siapakah dua bocah itu?" Beliau sekedar ingin tau saja.     

"Mereka? Malaikat penolongku." Polisi Porlan tersenyum sambil mengarahkan pandangannya ke tempat yang dituju Jovano dan Shona tadi.      

"Malaikat? Fu fu fu … baru ini aku mendengar ada yang menyebut mereka berdua malaikat." King Zardakh tak bisa menahan kekehannya.      

Andai King Zardakh mengatakan apa adanya siapa Jovano dan Shona, apakah Polisi Porlan masih akan menganggap kedua remaja tadi malaikat?     

Mungkin saja.     

"Apapun mereka, aku yakin mereka pantas disebut malaikat, entah mereka manusia biasa atau pun bukan, mereka adalah malaikat penolongku." Polisi Porlan tersenyum sembari menjawab ucapan King Zardakh.      

"Oh ya, Pak Polisi, apakah di daerah ini, maksudku, di kota ini, ada banyak vampire?" tanya King Zardakh lebih gamblang.      

Polisi Porlan sedikit terkejut. "Anda … Anda mengetahui mengenai vampire di sini?"     

King Zardakh terkekeh. "Bukankah ini merupakan rahasia umum bahwa ada banyak vampire di Rumania ini?"      

Polisi Porlan tersenyum canggung. "Kau benar, Tuan. Di sini memang banyak terdapat genk vampire. Mereka biasanya mengincar para turis, pelancong, dan orang-orang yang ingin mengulik tentang rahasia kastil Bran milik mendiang Count Tepes Dracula."     

"Bisakah aku diberitau di mana saja letak titik atau markas-markas mereka di kota ini?" King Zardakh ingin mengorek informasi dari Polisi Porlan.      

"Itu ada di beberapa wilayah, tersebar di Transylvania dan sekitarnya," jawab Polisi Porlan. "dan paling banyak memang di hutan-hutan dekat sini. Itu yang aku ketahui."     

"Apakah Bucharest juga banyak vampire?" King Zardakh bertanya sambil mengeluarkan sebuah peta negara Rumania. Ia dengan santai melambaikan tangan dan muncul meja di sana sehingga ia bisa dengan mudah meletakkan lembaran peta itu di atas meja.      

Mata Polisi Porlan memang sempat terbelalak kaget melihat sesuatu hal magis terjadi tepat di depan matanya. Namun, dia lekas kuasai dirinya dan menelan keterkejutan dia untuk fokus pada pertanyaan King Zardakh. "Tidak, aku dengar tidak banyak vampire di sana." Kepalanya menggeleng.      

"Ohh, justru di ibu kotanya malah tidak banyak vampire!" King Zardakh tampakkan raut terkejut. "Kupikir karena di sana kota besar, maka vampire berkerumun di Bucharest."     

���Tidak, Tuan. Para vampire justru berkonsentrasi untuk berkumpul di kota ini dan sekitar Kastil Bran." Polisi Porlan menjelaskan. "Karena lebih banyak turis yang pergi kemari dan medan di sini juga memudahkan mereka menyergap para turis di jalan yang sepi dan berbukit-bukit.      

Polisi Porlan pun menunjuk ke beberapa titik di peta sesuai permintaan King Zardakh. Setelah ditandai petanya, benda itu menghilang ajaib di depan mata sang polisi, berikut juga dengan mejanya.      

"Terima kasih atas informasinya, Pak Polisi."     

"Sama-sama, Tuan."     

"Dan ini hadiah untuk Anda."      

"Hrrkkhh!" Polisi Porlan terkejut bukan kepalang karena King Zardakh sudah mencekik lehernya dan mengangkat ke udara. Ia berjuang, namun sia-sia, karena tak lama kemudian, ia sudah meledak dan menjadi serpihan abu.      

King Zardakh membersihkan tangan dengan menepuk-nepuk telapak tangan itu dan bergumam, "Hm … sepertinya aku tidak akan lulus uji kompetensi menjadi malaikat." Lalu ia angkat bahu santai dan menghilang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.