Devil's Fruit (21+)

Giliran Pangeran Djanh dan Revka



Giliran Pangeran Djanh dan Revka

0Fruit 725: Giliran Pangeran Djanh dan Revka     

Andai Jovano melihat kelakuan sang kakek, entah apa yang akan dia lakukan. Apalagi Shona yang telah berusaha keras menyembuhkan sang polisi malang tadi.      

Namun, King Zardakh tetaplah King Zardakh. Dia masih merupakan salah satu raja iblis berpengaruh dan kuat yang disegani di Underworld.      

Sikap kejam King Zardakh sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.      

"Sepertinya Yang Mulia Zardakh baru saja melakukan hal nakal … fu fu fu …" Terdengar kekehan di tempat itu. Setelahnya, sesosok orang muncul usai sebuah kabut aneh menyatu.      

"Jangan mengoceh saja! Cepat cari anak-anakmu!" Sosok lain juga muncul dari kepulan kabut tipis tadi, menepuk keras perut yang satunya.      

"Kitty honey, kenapa kita tidak jalan-jalan santai saja dulu, hm? Kita nikmati suasana indah di sini, mengenang kebersamaan kita, dan siapa tau bisa … bercinta di kastil Dracula bodoh itu?"     

"Cih! Otakmu hanya berisi itu saja!"     

Sudah bisa ditebak siapa dua sosok tersebut. Tidak mungkin Hansel dan Gretel. Bukan pula Bonny dan Clyde. Jangan berpikir tentang Barbie dan Ken, meski tampilan mereka memang semenawan dua boneka tadi, tapi bukan.      

Ya, mereka tentu saja Pangeran Djanh dan istrinya, Revka. Rupanya mereka mengetahui anak-anaknya—Zevo dan Shona—tidak berada di mansion besar di Jepang.      

Setelah melacak sebentar, Pangeran Djanh pun mengerti kemana anak-anaknya pergi. Tanpa berpikir apapun, sang pangeran menarik tangan istrinya dan menyusul kedua anak mereka, sedangkan si kecil Xavea yang masih 3 tahun, ditinggal di sebuah alam milik Pangeran Djanh yang mirip negeri dongeng yang cocok untuk para bocah.      

Apa kalian membayangkan sebuah tempat berisi banyak permen dan lollipop di sepanjang jalan? Atau adanya binatang-binatang imut yang sama sekali tidak berbahaya, meski itu adalah harimau sekalipun? Atau ada sungai yang terbuat dari sirup manis? Atau banyaknya boneka lucu dan besar yang bisa bicara dan bermain?     

Ya, seperti itu kira-kira alam baru milik Pangeran Djanh yang dia beli sangat mahal dari sebuah lelang di Underworld. Ini karena istrinya ingin sang anak bisa ditinggal di sebuah tempat paling nyaman dan aman untuk si bocah cilik.      

Singkat kata, kini Pangeran Djanh dan Revka sudah melangkah tanpa melayang atau terbang. Bahkan, sang pangeran pun menghilangkan bau iblis dari dirinya dan istrinya.      

"Ayo kita juga ikut bersenang-senang seperti mereka, Kitty Honey…"      

Maka, tak usah heran jika mendapati Pangeran Djanh dan Revka malah berjalan ke arah hutan.      

"Kau sangat manis sekali, my lady…" rayu sang pangeran sambil mencumbui leher istrinya.      

"Ahh … dasar tukang gombal! Jangan-jangan kau sudah punya istri, hmmhh … yaahh … di sana—ough enak sekali, sayank … mmhh…" Revka turut dalam akting dan membiarkan sang suami menciumi lehernya sambil meremas buah dadanya.      

"Sayank … sepertinya aku benar-benar naik," bisik Pangeran Djanh di telinga sang istri. "Tsk! Kau ini memang paling bisa membuatku tegang, my kitty."      

Agak terburu-buru, Pangeran Djanh menempelkan punggung sang istri di salah satu pohon, mengangkat satu kaki Revka setelah memelorotkan celana dalam sang istri.      

Dalam hitungan menit, pusaka arogan sang pangeran sudah menerjang lubang hangat yang sangat akrab bagi pusaka tersebut.      

Revka sudah mulai melenguh karena Pangeran Djanh serius menyetubuhinya di pinggir hutan, bersandar pada pohon. Dua lengan dilingkarkan ke leher suaminya.      

Tidak bisa membendung hasrat, sama seperti sang suami, Revka pun naikkan satu kakinya lagi sehingga kini dia membelit pinggang sang pangeran menggunakan dua kakinya.      

Ini semakin membuat keduanya melayang akan birahi yang terurai.      

Ketika tangan Pangeran Djanh hendak melepas atasan yang dikenakan sang istri, tiba-tiba saja muncul gerombolan vampire yang sedang berwujud para preman.      

"Wah, wah, ada yang sedang bekerja keras, nih!" goda salah satu vampire preman.      

"Tuan, biarkan kami membantumu agar kau tidak terlalu lelah."     

"Ya, benar! Orang yang sedang bekerja keras harus dibantu!"      

Masing-masing vampire itu menatap mesum penuh hasrat pada Revka. Sudah jelas bahwa mereka ingin juga merasakan kehangatan tubuh Revka. Dan untuk tujuan itu, mereka harus menyingkirkan si lelaki dulu sebelum menguasai Revka nantinya.      

Pangeran Djanh mengutuk terang-terangan. "Dasar babi busuk! Kenapa kalian muncul di saat aku sedang enak-enaknya, hah!"     

Para preman yang dibentak pun kaget, tidak menyangka ada orang yang sangat berani menghardik mereka di saat orang itu hanya sendiri saja dengan si wanita, sedangkan mereka berjumlah sepuluh lebih.      

Tangan Revka menarik rahang suaminya agar kembali menghadap ke dia. "Sudah, sayank, jangan hiraukan orang-orang rendahan dan bau busuk itu! Ayo, lanjutkan!" serunya tak sabar.      

Hal ini makin membuat para vampire geram. Bagaimana bisa dua orang calon mangsa ini bisa begitu pongah serta arogan terhadap mereka? Mereka unggul dalam jumlah!      

"Sepertinya ada yang ingin mati tanpa jasad utuh." Vampir di barisan paling belakang pun maju dengan muka penuh emosi.      

"Hah! Lakukan, Zoen. Tunjukkan ke mereka siapa yang jadi bos!" Rekannya menyemangati.      

Mendapat dukungan moril dari rekan sesama vampire, sosok yang dipanggil Zoen itu pun makin berjalan maju ke Pangeran Djanh yang masih saja giat menghentakkan miliknya ke liang sang istri.      

Tidak itu saja, Zoen sudah mengubah wajahnya menjadi monster vampire menakutkan. Ia yakin sebentar lagi dua orang kurang ajar itu akan kencing sambil berdiri dengan wajah pias sebelum dibunuh.      

Tepp!      

Satu tangan Zoen sudah berada di bahu Pangeran Djanh, ia hendak mengejutkan sang pangeran Incubus dengan wujud monster dia.      

Zoen sudah membayangkan wajah terkesiap Pangeran Djanh dan akan runtuh ke tanah sambil memohon ampun, kencing di tempat, dan menangis untuk hidupnya yang akan direnggut Zoen.      

Sayangnya, Zoen terlalu meninggikan daya khayal dia tanpa memeriksa terlebih dahulu apa identitas dan latar belakang calon mangsanya kali ini. Dia hanya tau bahwa ada dua orang, lelaki dan perempuan yang berjalan ke hutan dan ternyata bercinta di sana seenaknya.     

Sebagai salah satu penguasa wilayah di situ, mana mungkin Zoen rela ada manusia yang berani mengacak-acak tempat kekuasaan dia dan malah bersikap arogan padanya?     

Apa dua manusia ini tidak tahu siapa dia?!     

Namun, ketika Pangeran Djanh menoleh ke Zoen yang memutar bahu sang pangeran agar menghadap ke arahnya, justru Zoen yang menjerit kaget.      

"Arrkkhhh!!!" jerit Zoen dan diikuti juga jeritan anak buahnya di belakang dia.      

Mana mungkin mereka tidak menjerit kaget jika Pangeran Djanh menunjukkan wajah asli dia sebagai iblis yang sangat, sangat mengerikan.      

Itu adalah wajah monster dengan mata hitam seluruhnya, menyala dan besar tanpa kelopak, serta kulitnya membara merah beserta mulut yang hanya berisi deretan gigi runcing panjang bagai hiu memenuhi area itu.     

"Groaahh!!!" Pangeran Djanh pun menggeram keras, membuat Zoen kencing di tempat sambil berdiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.