Devil's Fruit (21+)

Pulang (21+)



Pulang (21+)

0Fruit 525: Pulang (21+)     

Akhirnya, kelompok dari King Zardakh pun dilepas oleh Dewa Laut Poseidon dan bisa kembali ke daratan.      

Andrea dan Dante lekas berkemas dan pulang ke Jepang bersama ayah dan kakaknya menggunakan portal ruang.      

Tiba di mansionnya, Andrea duduk lemas di salah satu sofa ruang tengah yang luas. Dante memeluk istrinya, memberikan penghiburan. Ia paham sang istri pasti masih syok dan marah atas kejadian di istana Triton.      

"Ndrea! Kamu gak kenapa-kenapa, kan?" Shelly lekas menyambutnya ketika tau Andrea sudah muncul di mansion. Wajahnya tampak khawatir ketika menghampiri Andrea.      

"Beb, kok kamu kayak panik gitu, sih?" Andrea heran karena Shelly seolah-olah sedang khawatir padanya. Bahkan dia juga mendapati Giorge muncul dengan pertanyaan sama seperti Shelly.      

"Kami mendengar kamu diculik anak Poseidon dan di bawa ke bawah laut." Giorge mengungkapkan alasannya.      

Shelly mengangguk untuk memperkuat ucapan Tuan Vampir.      

Andrea tercengang. Kemudian, dia menoleh ke ayahnya. "Beh, ngapain ngomong ke mereka?!" Ia tidak suka jika keluarganya terlalu cemas karena dia.      

Gyuutt!      

Shelly menggenggam tangan sang sahabat. "Kenapa kami tak boleh tau, Ndre? Apa kami tidak dianggap keluarga penting untukmu?"     

Mata Andrea membulat menatap Shelly. "Gak gitu, beb. Aku cuma gak mau kalian terlalu cemas gara-gara aku."     

"Giorge malah sempat ngotot pengin ikutan jemput kamu, tapi Tuan Raja bilang, Gio lebih baik menunggu di sini sambil menjaga anak-anak bareng ma Kenzo." Shelly langsung saja memberikan penjelasan.      

Dante sudah beringsut melepaskan pelukannya pada Andrea dan membiarkan Giorge duduk disofa menggantikan tempatnya. Bagaimanapun juga, pasti Giorge rindu dan cemas akan Andrea. Tidak mungkin Dante egois ingin menguasai Andrea terus setelah mereka memiliki kesepakatan.      

"Ya sudah, yang terpenting, sekarang Andrea sudah aman dan di sini bersama kita." Giorge ganti memeluk Andrea dan mengecup kepala sang Cambion penuh sayang. "Bagaimana liburanmu, Rea? Mana oleh-oleh untukku dan anak-anak?" Ia mengalihkan topik pembicaraan ke hal lain, tidak ingin terus membicarakan mengenai insiden di istana Triton.      

"Ah iya, pasti ada dong oleh-oleh untuk kalian!" Andrea kembali bersemangat setelah Giorge menanyakan mengenai itu. Ia pun hendak beranjak berdiri untuk mengambil koper yang berisi oleh-oleh, namun Dante ternyata sudah lebih dulu menyodorkan koper tersebut. "Thanks, Dan..." Dia berikan senyum ke suami pertamanya.      

Andrea pun mulai membagikan oleh-oleh khas Maldives ke semua yang ada di mansion. Namun, anak-anaknya masih bersekolah karena ini bukan hari libur mereka.      

"Kita bisa taruh oleh-oleh untuk mereka di kamar masing-masing." Giorge mengusulkan.      

Andrea mengangguk setuju.      

"Nak," seling King Zardakh. "Mulai sekarang, kau jangan pergi ke pantai apalagi laut. Ingat itu." Ayah Nyonya Cambion mengingatkan hal penting tersebut.      

Giorge kerutkan keningnya. "Kenapa begitu, Ayah Mertua?"     

"Karena bocah laut itu sempat mengancam Andrea akan melakukan sesuatu pada Andrea jika dia mengetahui Andrea ada di pantai atau laut." Myren yang menyahut.      

"Bedebah itu, grrhhh..." Dante menggeram rendah dengan tangan terkepal.      

.     

.     

.     

Malam harinya, Dante merelakan Andrea tidur bersama Giorge, sedangkan dia tidur di kamar tamu yang juga besar dan nyaman.      

Andrea sudah berduaan dengan Giorge di tempat tidur. Ivy sudah dinina bobokkan oleh Giorge sebelumnya, sehingga tidak akan mengganggu orang tuanya.      

"Apakah kau terluka?" tanya Giorge sambil berbaring menyebelahi istrinya.      

Nyonya Cambion menggeleng.      

Tuan Vampir memiringkan tubuhnya sehingga menghadap ke Andrea, ia bertumpu pada siku sembari satu tangan bebasnya bisa membelai wajah cantik istrinya. "Apakah makhluk itu... aku tak mau menyebut namanya... menyentuhmu dengan tidak hormat?"      

Ingin sekali Andrea menggeleng, tapi yang dia lakukan justru sebaliknya.      

Giorge menghela napas. Mau semarah apapun dia, semua sudah terjadi. "Apakah dia menyakiti kamu di sini, Rea honey?" Tangan Giorge mengusap wajah Andrea.      

Andrea mengangguk. Tuan Vampir segera mengecupi wajah cantik sang Cambion dan melumat bibirnya.      

"Apakah dia juga berani kurang ajar di sini?" Tuan Vampir masih melumat bibir Andrea ketika bertanya dengan tangannya membelai payudara sang istri, meremas di sana.      

"Ngghhh..." Andrea mengerang tak jelas karena bibirnya masih dikuasai suaminya.      

Maka, Giorge pun makin meremas payudara montok Andrea dan ia bergerak membuka belahan gaun tidur Andrea yang tipis. Lalu, tak lama kemudian, pucuk merah muda pucat di payudara Andrea sudah dicumbu oleh mulut Giorge.      

"Haaanghh..." Andrea membiarkan Tuan Vampir menguasai tubuhnya.      

Hanya dalam hitungan tak sampai belasan menit, Andrea sudah dilucuti dari lingerie warna merah yang dia pakai.      

Kini kedua pahanya terbentang lebar dengan mulut Giorge sibuk beraksi di selatan sang Cambion. Sedangkan Andrea sudah terpejam kuat sambil merintih lirih dan meremas rambut Tuan Vampir. Satu tangannya digunakan sebagai pembekap mulutnya sendiri sambil pinggulnya bergerak gelisah.      

Tuan Vampir sudah hafal semua titik erogenus milik sang istri. Maka, tak heran jika erangan dan rintihan Andrea makin menguar bebas ketika klitorisnya dihisap-hisap mulut agresif Giorge.      

"Haaghh! Arrghh! Giooo! Aaanghh!" Andrea masih saja pejamkan mata seraya kepalanya mendongak jauh dibuang ke belakang. Apalagi ketika dua jari Giorge disusupkan di liang vaginanya, Andrea menyerah dan memburaikan cairannya tanpa menunggu bermenit-menit.      

Sesudah itu, Giorge mulai menindih Andrea dan menghentakkan pelan penis kokohnya keluar dan masuk di liang vagina sang istri yang responsif menghisap dan mengunyah-ngunyah batang penis yang masuk.      

"Rea... Reaaa... ini tentu... lebih baik dari si bangsat anak Dewa itu, kan? Hnnghh?" Giorge masih kesal tidak terima karena ternyata ia akhirnya tau Andrea sempat mendapatkan pemerkosaan dari Triton meski tidak lama. Tetap saja, suami mana yang rela istrinya disetubuhi lelaki lain yang tidak berhak? Apalagi secara kasar.      

"Haanghh... Gioooo... haaanghhh... enak ini... enak iniiihhh..." Andrea tidak berbohong, jelas saja permainan dari suami keduanya jauh lebih enak dan nikmat karena dilakukan dengan penuh cinta dan kesediaan.      

Giorge membawa dua tangan Andrea ke atas kepala sang Cambion dan hentakan pun dipercepat hingga Andrea tersengal-sengal beserta tubuhnya terhentak-hentak kian lama kian cepat. Dan tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya mencapai puncak birahi.      

Dante, di kamar tamu... dia paham apa yang sedang dilakukan Andrea dan Giorge. Meski tak rela, tapi dia terus menekan perasaan cemburu itu. Dalam hatinya dia bergumam, 'Mungkin ini yang dirasakan wanita jika suaminya memiliki banyak istri. Hm...'      

Tak perlu menyebutkan kecemburuan akan Giorge, bahkan sebelum mengenal Andrea pun, Dante sudah bercinta berkali-kali dengan wanita lain, termasuk Revka.      

Sedangkan Andrea... Dante yakin hanya dia dan Giorge saja yang pernah menyetubuhi Andrea. Tak usah menghitung bedebah bocah laut itu.      

Dante sudah mendengar secara rinci dari Kenzo sebelumnya mengenai apa saja yang terjadi selama dia berada di penjara Nirwana. Juga mengenai Andrea yang berkali-kali mengalami pelecehan di tempat kerja dan oleh beberapa kliennya meski tidak sampai berhasil menyetubuhi sang istri.      

Dan itu semua berkat pertolongan Giorge. Maka dari itu, Dante cukup bersyukur bahwa Giorge yang menjadi suami kedua Andrea. Secemburu apapun Dante pada Giorge, dia masih berterima kasih atas penjagaan Giorge pada istrinya selama dia tidak hadir di dekat Andrea.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.