Devil's Fruit (21+)

Wawancara Pada Tropiza



Wawancara Pada Tropiza

0Fruit 768: Wawancara Pada Tropiza     

Beberapa hari kemudian, Andrea dikejutkan dengan datangnya seorang wartawan ke kantornya.      

"Silahkan duduk," ucap Andrea pada tamu tak diundang itu. Meskipun dia sebenarnya berhak menolak si wartawan karena tidak membuat janji temu dulu, namun ia juga penasaran.     

"Terima kasih, Nyonya Andrea." Wartawan itu seorang lelaki bertubuh agak tinggi dan memakai kacamata. Pakaiannya sopan memakai setelah jas kerja. Di Jepang memang banyak para pekerja yang memakai setelan jas ketimbang kemeja biasa saja.      

"Boleh saya tau alasan kedatangan Anda? Dari media mana Anda, kalau boleh tau?" Andrea duduk di sofa lain dengan sikap elegan.      

"Saya dari Point Group, Nyonya." Wartawan itu menjawab.     

Andrea langsung terpikir sebuah media besar yang memiliki stasiun televisi dan juga punya penerbitan majalah bisnis pula, termasuk mempunyai portal berita online.      

"Ohh, Point Group." Andrea mengangguk sekali. "Lalu … kedatangan Anda untuk …"     

"Saya harap Nyonya tidak keberatan jika saya mewawancarai beberapa pegawai restoran Nyonya." Wartawan itu tersenyum basa basi.     

Dua alis Andrea langsung naik dan wajahnya menyiratkan bahwa kini dia paham tujuan si wartawan datang kepadanya. Hendak menyelidiki mengenai Tropiza.      

Sepuluh jemari Andrea saling bertautan di pangkuannya dan ia bertanya, "Apakah ada kebutuhan khusus sehingga menyebabkan media sebesar Point Group ingin mewawancarai pegawai saya?"     

"Ha ha …" Wartawan itu tertawa canggung namun dilakukan sebagai ajang basa basi saja. "Kami hanya ingin menindaklanjuti rumor yang beredar luas belakangan ini saja, Nyonya. Saya harap Nyonya tidak salah paham pada kami."     

"Ohh … soal rumor itu." Andrea tersenyum singkat. "Saya ingin tau, apa korelasi benar atau tidaknya rumor itu dengan Point Group?"     

"Ahh, Nyonya … jangan berpikir terlalu jauh mengenai ini." Wartawan itu sepertinya sudah profesional, makanya dia bisa tetap tenang menyahut Andrea. "Sebagai media besar di Jepang, kami hanya ingin memberikan berita yang ingin diketahui oleh banyak masyarakat."     

"Kalau masyarakat ingin melihat Alien, apakah kalian akan mencari di seluruh dunia untuk memuaskan minat keingintahuan masyarakat?" tanya Andrea.      

"Andaikan itu bisa kami lakukan, tentu saja akan kami lakukan. Namun, jika hanya mewawancarai pegawai-pegawai Nyonya, tentunya tidak sepelik mencari Alien, kan?" kilah si wartawan.      

"Jadi … semua hanya demi kepuasan rasa ingin tahu dari masyarakat saja?" tanya Andrea.      

"Kalau memang Nyonya menganggap bahwa rumor yang beredar di masyarakat tidak benar, maka tentu saja tidak masalah jika ada pihak yang ingin bertanya-tanya dan mencari informasi."      

Ucapan menohok si wartawan pada Andrea sangat dipahami sang Cambion. Ini berarti jika Andrea menolak wawancara itu, maka rumor tentang Tropiza adalah benar adanya seperti yang diduga.     

Menghela napas sekali, Andrea tampilkan wajah tenang dan berkata, "Kalau begitu, silahkan saja jika ingin mewawancarai mereka. Kapan?"     

"Apakah hari ini bisa, Nyonya?"      

"Hari ini? Apakah akan ada wawancara tertutup atau live atau semacam … perekaman?"      

"Mungkin semacam perekaman tertutup dan nantinya akan kami siarkan."     

Andrea angguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah. Ayo kita ke sana sekarang kalau begitu."     

Maka dua mobil itu pun melaju ke Tropiza. Di perjalanan, Andrea sudah menggunakan anting komunikasi untuk menghubungi para pegawainya mengenai kedatangan wartawan sebentar lagi.      

Zivena yang ada di samping Andrea hanya berceloteh gembira seperti biasanya.      

Sesampainya di Tropiza, suasana sudah cukup ramai seperti biasanya, apalagi ini mendekati jam makan siang.      

Andrea mempersilahkan wartawan itu untuk memilih karyawan mana yang ingin diwawancarai. Ia memilihkan meja yang terletak di sudut belakang dekat dapur yang biasanya digunakan Andrea dkk untuk mengobrol.     

Wartawan memilih pelayan yang berwajah mirip V BTS. Ia bertanya macam-macam dari mengenai latar belakang dan sebagainya. Karena para pegawai Tropiza sudah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu dari Andrea mengenai latar belakang palsu mereka sejak dipekerjakan di Tropiza, maka mereka bisa menjawab dengan lancar.     

Setelah itu, wartawan memilih pelayan yang nyaris sama seperti Ariana Grande. Sesudah itu, dia pindah ke sebelah dan mewawancarai pelayan berwajah seperti Kim Kardashian, lalu ke yang berwajah mirip Tony Leung.      

Namun karena mereka sudah terlatih dari Andrea, mereka bisa menjawab lancar tanpa tersendat mengenai latar belakang mereka.      

Wartawan itu tampak tidak puas setelah mewawancarai mereka. Karena, dia seakan hanya mendapatkan cerita standar saja tanpa ada sesuatu yang mencurigakan atau menarik.      

Rata-rata, mereka mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui bahwa mereka mirip selebritis dunia. Mereka hanya didatangi oleh bos mereka, Andrea, ketika si majikan berjalan-jalan keliling dunia dan mereka sedang membutuhkan pekerjaan. Maka dari itu, Andrea merekrut mereka.     

Mengenai latar belakang keluarga, banyak yang menjawab bahwa mereka dari panti asuhan atau ada juga yang menolak menjawab dengan alasan tidak ingin membeberkan keluarga mereka agar tidak diekspos.     

Mereka berani berkata demikian karena Andrea sudah membekali mereka dengan ucapan bahwa orang memiliki kebebasan untuk menolak menjawab media atau pers.      

Semua orang memiliki Hak Jawab (Right of Reply) atau disebut hentou-ken di Jepang, sesuai dengan undang-undang pers di setiap negara, dimana narasumber atau seseorang berhak menjawab dan menolak menjawab pers atau wawancara pada mereka.      

Maka, dengan alasan tidak ingin mengekspos keluarga masing-masing pegawai Tropiza, si wartawan tidak bisa berbuat apa-apa. Toh jika netizen—atau ungkapan yang tren saat ini adalah: the power of netizen—mencari sampai mencret tujuh hari tujuh malam pun, mereka tidak akan menemukan asal usul para pegawai Tropiza.      

Setelah selesai wawancara dengan para pegawai, wartawan pun hendak ke dapur untuk melihat koki di dalam apakah juga mirip selebritis.     

Namun, Dante yang ada di sana segera saja menahan langkah sang wartawan, mengatakan bahwa akan sangat keterlaluan dan terlalu jauh jika sampai ingin masuk ke dapur.     

"Kenapa saya tak boleh masuk ke bagian dapur, Tuan?" tanya si wartawan pada Dante yang menghadangnya. "Apakah ada sesuatu yang mencurigakan?"     

Ini tentunya sebuah kalimat jebakan untuk Dante. Jika dia gagal memberi jawaban yang tepat, maka orang akan semakin curiga dengan Tropiza.      

Dante menarik napas dulu sebelum menjawab si wartawan. "Dapur saya adalah tempat yang steril karena berisi banyak bahan makanan yang akan diolah untuk dihidangkan ke semua pengunjung. Yang boleh masuk ke sana hanya chef dan sous-chef saja. Kalau Anda masuk ke dapur, Anda selain mengganggu kinerja koki kami, Anda juga bisa memasukkan kuman ke dalam sana."     

Sebuah jawaban telak yang sangat susah dibantah. Bahkan bisa dilihat bahwa dapur seolah ruangan terisolasi dan pelayan hanya mengambil hidangan yang sudah dimasak melalui jendela kaca geser yang menghubungkan ruangan dan dapur.     

Sedangkan pintu dapur hanya tertutupi tirai kain panjang khas restoran Jepang yang berbelah tengah, disebutnya Noren. Namun, Andrea memakai kain corak batik Indonesia sebagai noren di sana.      

Pengunjung bisa mengintip sangat sedikit suasana dapur melalui jendela kecil kaca tembus pandang itu karena ada banyak lemari dan asap terus mengepul memburamkan pandangan.      

Biasanya para chef mengambil kertas pesanan melalui atas jendela kaca yang memang memiliki lubang sempit dan ada tali untuk menjepit kertas pesanan dan lima sampai sepuluh menit kemudian, pesanan dikeluarkan melalui jendela kaca geser yang di depannya ada meja untuk menaruh piring hidangan, lalu akan diterima pelayan untuk diberikan ke pemesan.      

Tapi, wartawan tak kuasa ingin tau dan memaksa masuk setelah menyibak tirai kain batik itu.     

"Heh! Mau apa kau ke sini?!" bentak salah satu chef di dapur ketika melihat wartawan yang hendak melangkah masuk ke dapur. "Keluar! Kau hanya menyebar kuman saja! Keluar!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.