Devil's Fruit (21+)

Penjelasan Para Werewolf



Penjelasan Para Werewolf

0Fruit 741: Penjelasan Para Werewolf     

"Gila! Ternyata di sana juga penuh akan perak murni!" Myren sampai terkagum-kagum akan persiapan dan antisipasi sang Count untuk membentengi huniannya dari sergapan musuh alami dia.     

"Benar. Di kastil itu banyak terdapat pagar perak murni, termasuk di atapnya dan berbagai bagian dalam, konon memang banyak terdapat senjata-senjata yang terbuat dari perak murni." Zahar mengangguk.     

"Dari mana kalian mengetahui sampai bagian terdalam kastil itu?" Jovano bertanya melalui bola Kristal.     

"Salah satu rekan kami nekat masuk meski tau dia akan terluka." Enric menjawab.     

"Hm …" Terdengar gumaman pelan Jovano di bola Kristal.     

"Jadi … sekarang, bagaimana cara mengatasi Count Dracula ini?" Kenzo bertanya ke kelompok di sana.     

"Apalagi? Tentu saja langsung serang saja ke sana. Bukankah kita tidak akan terkena efek perak murni?" Pangeran Djanh memberikan ide.     

"Ya, benar juga. Dan, oh ya, Zahar … apakah si Count sering berada di kastilnya?" Ronh masih bertanya.     

"Menurut informasi yang aku dapatkan, dia kerap berpindah tempat juga, namun kastil itu benar-benar bangunan milik dia pribadi. Di sana, dikatakan ada banyak ruang untuk mengubah manusia menjadi vampire," jawab Zahar.     

"Dan jika gagal menjadi vampire, mereka akan menjadi strigoi." Ronh menambahkan sesuai yang dia ketahui dari Luca sebelumnya.     

"Strigoi?" Banyak anggota Tim Blanche yang bertanya dengan raut heran.     

"Monster penghisap darah yang bisa berubah jadi hewan buas dan bisa menjadikan dirinya tembus pandang," jelas Ronh secara singkat. "Aku sudah pernah bertemu beberapa dari mereka di ruang bawah tanah."      

Bocah-bocah Tim Blanche saling berpandangan.      

"Kami sama sekali belum pernah bertemu yang seperti itu."      

"Ya, selama perburuan dari kemarin, hanya vampire biasa yang kami temui."     

"Apakah bentuknya mengerikan, Panglima?"     

Mendengar Shona memanggil panglima ke Ronh, Zahar dan dua werewolf lainnya makin paham akan status Ronh di kelompok itu.     

"Itu … mirip seperti monster biasa di Hutan Kegelapan Kerajaan kami, Orbth." Ronh menjawab ke Shona.     

"Seperti apa itu? Aku belum pernah ke sana, jadi … tidak tau." Shona tampak ingin tau.     

"Seperti ini, sayank …" Pangeran Djanh melambaikan tangannya dan muncullah salah satu monster dari Hutan Kegelapan Kerajaan Orbth yang memang hampir mirip dengan penampilan Strigoi.     

"Pangeran … Anda tau? Apakah Anda bertemu salah satu dari mereka?" Gavin menanya ke ayah dari Zevo dan Shona.     

"Aku pernah melihat salah satunya yang diburu di hutan oleh Jenderal Myren dan Panglima Ronh waktu itu." Pangeran Djanh pun meniadakan gambar 3 dimensi sosok monster itu dari atas meja.     

Sekali lagi, Zahar dan anak buahnya menelan ludah. Myren ternyata Jenderal! Pantas saja penampilan dan perawakan Myren sungguh tegas dan penuh dengan aura mendominasi, mirip seperti ratu prajurit amazon.     

"Maka dari itu, jika kalian bertemu dengan sosok strigoi, waspada dan hati-hatilah. Mereka bisa tembus pandang, juga berubah menjadi hewan." Ronh menambahkan.      

"Tapi … aku yakin meski mereka tembus pandang, mereka tidak bisa melakukan teleportasi seperti kita, kan?" Jovano kembali menyuarakan pendapatnya.      

"Benar, Jo." Ronh membalas Jovano melalui bola Kristal. "Waktu itu di gua bawah tanah, mereka tembus pandang hanya karena ingin diam-diam melewati aku saja. Tapi, aku bisa memergoki aura mereka semua."     

"Pa, apakah ada aura khusus di tubuh strigoi sehingga Papa bisa mengenali mereka meski sedang dalam mode tembus pandang?" tanya Vargana.      

Zahar, Benn, dan Enric jadi tau bahwa Vargana adalah putri Myren dan Ronh.      

"Mereka … beraroma darah. Tapi agak busuk. Itu saja, sih. Meski ada yang samar dan ada juga yang pekat tercium dari hidung." Ronh menjelaskan.      

"Berarti kita harus lekas waspada jika kita mencium bau darah dan busuk, oke!" Zevo menatap teman-teman bocahnya. Semua bocah pun mengangguk setuju.      

"Aku dengar dari Luca … Count Dracula adalah seorang vampire yang juga memiliki kemampuan strigoi." Pangeran Djanh teringat itu.      

"Benar, Pangeran." Kini, Zahar harus secara benar menyebut status masing-masing dari mereka agar dia bisa keluar dari sana dengan tubuh dan nyawa utuh.     

"Bagaimana itu bisa terjadi?" Voindra tampak tidak terima.     

"Karena sepertinya itu tidak sengaja tercipta dari virus unik vampire misterius tersebut." Enric yang menjawab.      

"Apakah semua manusia yang diubah oleh para vampire … mereka pasti akan bangkit sebagai makhluk penghisap darah? Maksudku, mereka pasti akan menjadi vampire juga, atau strigoi?" Revka ikut bersuara dan bertanya.      

"Untuk kalian tau … tidak hanya vampire saja yang bisa mengubah manusia menjadi vampire. Strigoi juga bisa, namun virus dari strigoi tergolong sangat lemah, makanya proses vampirisasi agak lambat dari jika dilakukan oleh vampire itu sendiri." Zahar berkata.     

"Dan jika tubuh manusia itu bisa melawan virus dari strigoi yang disuntikkan melalui gigitan, maka manusia itu akan tetap mati dan membusuk." Enric menambahkan.     

"Jika sudah diketahui gagal dan membusuk, para strigoi akan membuang tubuh itu ke sebuah jurang agar tidak terlalu membuat masyarakat sekitar curiga. Benar-benar bangsat sekali mereka!" Benn menggeram kesal.      

"Apakah kalian sebagai werewolf tidak berusaha memperbanyak populasi juga, sama seperti vampire?" tanya Pangeran Djanh dengan mata penuh curiga meski ada senyum simpul di wajah tampannya.     

Zahar dan dua anak buahnya agak kikuk, tidak langsung menjawab pertanyaan Pangeran Djanh.      

"Kami …"     

"Kalian sama juga menyebarkan … benih kalian ke manusia juga, kan untuk memperbanyak jumlah kalian agar kalian bisa mengimbangi vampire dalam pertempuran?" desak Pangeran Djanh.     

"Ya." Zahar tidak bisa mengelak. "Tapi, biasanya … kami tidak memaksa manusia untuk menjadi seperti kami. Mereka bisa datang pada kami untuk meminta dijadikan werewolf … atau kami yang menawari mereka. Jadi … jarang terjadi pemaksaan seperti yang dilakukan para vampire dan strigoi."     

"Jarang? Apakah itu berarti ada sedikit yang diluar kebiasaan?" Suara Jovano terdengar curiga.     

"Ehem! Ya." Zahar membersihkan tenggorokannya dengan berdehem sejenak dan mengakui ucapan Jovano. "Kadang, kami tidak sengaja bertindak brutal saat diluar kendali dan mengakibatkan manusia terkena serangan kami. Dan kami tidak memiliki opsi lain selain menjadikan mereka werewolf sepenuhnya dan membimbing mereka sebagai tanggung jawab kami."     

"Kembali ke Count Dracula. Kapan kita akan menyerang ke kastilnya? Di sana pasti ada banyak vampire dan juga calon vampire yang disembunyikan, karena namanya kastil pasti tidak kecil dan pasti memiliki banyak ruangan." Andrea bersuara.     

"Kita lakukan nanti malam saja, mumpung bulan masih purnama dan kekuatan kami masih di puncak." Zahar memberi saran.      

Maka, disepakati bahwa malam ini akan ada penyerangan atas kastil pribadi milik Count Dracula. Zahar berjanji akan mengumpulkan werewolf lainnya untuk ikut perang.     

Setelah semua diputuskan, King Zardakh pun bersiap mengembalikan mereka ke dunia luar. Ia juga akan menidurkan Ivy.      

Tapi, alangkah herannya sang raja ketika tak bisa membuat Ivy tertidur seperti sebelumnya meski sudah merapalkan mantra.      

Karena heran, Beliau memanggil Druana. Dari Druana diketahui bahwa tidak bisa menidurkan lagi seseorang jika belum melewati 24 jam.     

Lalu, bagaimana ini?! Apakah mereka harus meninggalkan Shelly, Zivena, dan Kiran bersama Ivy di sana?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.