Devil's Fruit (21+)

Konferensi Meja Bundar



Konferensi Meja Bundar

0Fruit 740: Konferensi Meja Bundar     

Setelah lelah berdebat dengan Zivena dan mengibarkan bendera putih, King Zardakh pun memunculkan meja bundar besar beserta kursinya. Semuanya terbuat dari batu marmer.      

Sementara Zivena tertawa riang karena kemenangan berdebat dia dengan sang kakek, para anggota Tim Blanche dan tiga werewolf pun mulai duduk di masing-masing kursi.      

King Zardakh yang menyuruh Andrea dan Jovano untuk tetap menjaga Ivy di ruangannya tersebut, memberikan sebuah bola Kristal.      

Benda itu memancarkan cahaya putih dan bisa membuat mereka di ruangan itu bisa mendengarkan apa yang dibicarakan di luar dan juga bisa ikut berkomentar melalui bola Kristal di sana.      

Dengan begitu, Andrea dan Jovano tak perlu keluar ruangan dan masih bisa berpartisipasi dalam rapat ini.      

King Zardakh telah menempatkan bola Kristal lainnya di tengah meja marmer dan memulai perundingan. "Nah … ayo kita mulai."     

"Kami ingin tau mengenai vampire dan apa saja mengenai mereka. Aku yakin, kalian pasti sangat paham ini karena mereka musuh alami kalian, benar kan?" Myren menatap Zahar dan dua werewolf lainnya.      

Zahar mengangguk. "Vampir suka memperluas daerah kekuasaan mereka dan senang menambah populasi mereka, di manapun."     

"Kami berusaha mencegah itu terjadi, maka dari itu, kami memerangi mereka." Enric ikut bicara.      

"Apakah cara dan metode yang biasanya digunakan para vampire untuk menambah jumlah populasi mereka?" tanya Myren lagi.      

"Seperti yang sudah dilihat oleh Tuan Ronh sendiri kemarin, bahwa mereka mempunyai tempat-tempat khusus, contohnya di ruang bawah tanah Kastil Bran yang diubah menjadi tempat pengembangbiakan vampire." Zahar menerangkan.      

"Kira-kira, seberapa sering itu mereka lakukan? Apakah ada sebuah … kerutinan waktu sendiri?"     

"Mereka melakukannya secara acak." Enric menjawab. "Itu sebabnya kami terus melacak tempat-tempat yang biasanya mereka jadikan sebagai lumbung pengembangbiakan vampire baru."     

"Jadi, kalian sudah sering menjebol tempat pengembangbiakan mereka?" tanya Ronh.     

"Ya, tapi mereka selalu saja menemukan tempat baru." Zahar menjawab.     

"Tapi di Kastil Bran, mereka terus menggunakan ruang bawah tanahnya untuk kegiatan terkutuk itu." Enric menambahkan.     

"Kenapa di Kastil Bran masih bisa terjadi kegiatan itu? Apakah kelompok kalian tidak memporakporandakan ruang bawah tanah di sana?" Andrea ikut bertanya melalui bola Kristal.     

"Karena di selnya diberi kerangkeng dari perak murni yang merupakan kelemahan kami, para werewolf. Hghh …" Zahar mendesah ringan.      

"Kalian belum menjawab metode mereka membuat vampire baru." Kenzo mengingatkan.      

"Mereka menangkap mangsa, menggigitnya, lalu membiarkan manusia itu selama beberapa hari atau minggu sampai hawa vampire mereka terbangkitkan di tubuh manusia itu." Zahar menerangkan.      

"Apakah harus digigit dan dihisap sampai mati atau hanya sekarat saja, atau bagaimana untuk membuat vampire baru?" Jovano ikut bertanya.     

"Bisa keduanya. Menghisap darah manusia hingga kering ataupun masih tersisa, itu sudah sama dengan menyuntikkan virus ke tubuh manusia itu, dan virus aneh itu menyatu dengan sel-sel manusia dan mulai membentuk karakter vampire secara perlahan yang akan bangkit di saat sudah matang dan siap." Zahar menjelaskan.     

"Jadi, apakah jika manusia itu bangkit sebagai vampire … hanya butuh waktu cepat seperti sehari? Atau seminggu? Atau …" Myren bertanya.     

"Itu tergantung dari kekuatan virus yang masuk dan berproses di tubuh manusia tersebut. Ada vampire yang memiliki virus kuat dari dirinya dan bisa lekas membuat manusia menjadi vampire hanya dalam waktu sehari saja, namun ada juga yang hingga membutuhkan waktu berbulan-bulan," terang Zahar sambil menatap Myren.     

"Pantas saja …" Suara Andrea terdengar lagi dari bola Kristal.     

"Pantas saja apa, Ndre?" tanya Myren.     

"Dulu sewaktu aku di Cordova, penduduk di sana diubah jadi vampire dalam waktu semalam aja. Berarti virus dari si bangsat … siapa itu dulu yang temannya Gio?" Andrea terdengar geram.     

"Vaux, Tuan Puteri." Kenzo menjawab.     

"Ya, itu! Si bangsat Vaux!" Andrea masih geram dengan Vaux. "Ehh, Zo, kenapa kau masih ingat nama tuh bangsat?"     

"Saya selalu mengingat nama musuh saya, Tuan Putri." Kenzo menjawab kalem.      

Andrea mendecih. "Untung aja udah kamu cabik-cabik, ya Zo!"     

"Ohh! Jadi, Vaux yang lama menghilang … dia sudah mati?" Benn sampai terperanjat.      

"Kau mengenal Vaux?" tanya Kenzo ke Benn.     

"Dia musuh besarku! Susah kukejar karena dia kerap berpindah-pindah negara untuk menyebarkan virus dia! Di antara para vampire, dia termasuk populer dan disanjung karena kekuatan virus dia." Benn menjelaskan. "Baguslah kalau dia sudah dimusnahkan! Rasakan!"      

"Oke, sekarang kembali ke topik utama. Setelah kita paham tentang cara vampire berkembang biak dengan virus mereka … bagaimana dengan Count Dracula? Apa yang kalian ketahui mengenai tokoh legendaris satu itu?" King Zardakh mengembalikan obrolan ke hal semula. Baginya, yang lalu biarlah lalu saja.      

"Count Dracula … dia memang ada dan sudah dijadikan vampire ketika dia hampir mati dibunuh orang Turki." Enric membeberkan.      

"Begini … sebenarnya … serdadu Turki tidak sepenuhnya membunuh Vlad Tepes atau Count Dracula. Di malam si Vlad dieksekusi, tiba-tiba muncul sosok vampire saat tubuh Vlad ditusuk banyak tombak." Enric bercerita.      

"Vampir misterius itu menyelamatkan Vlad?" Ronh sudah tak sabar ingin tau.      

"Konon, yang aku dengar dari leluhurku, vampire misterius itu menghipnotis para serdadu Turki sehingga mereka langsung mengubur Vlad begitu saja meski belum jelas apakah Vlad sudah mati atau belum." Zahar meneruskan.      

"Gila! Vlad bisa saja dikubur hidup-hidup!" seru Gavin tanpa bisa menahan diri.     

"Dan, ketika para serdadu meninggalkan kuburan Vlad, vampire misterius itu membuka kuburan Vlad, mengeluarkan dari sana dan menggigit Vlad untuk memasukkan virus dia dan membawa pergi Vlad," imbuh Zahar.      

Dari sini, terkuak sudah misteri kenapa ketika orang-orang menggali kuburan Vlad Tepes a.k.a Count Dracula, kuburan itu kosong tanpa isi sama sekali.     

Padahal para serdadu Turki sudah mengatakan bahwa mereka telah membunuh Vlad dengan tombak mereka bersama-sama. Mana mungkin pihak yang amat membenci Vlad Tepes akan berpura-pura mengatakan sudah membunuh, tapi sebenarnya menyembunyikan atau memalsukan kematian Vlad?     

Hei, Vlad ini bukan artis atau selebritis terkenal luar biasa yang akan melakukan konspirasi pemalsuan kematian seperti yang kadang dilakukan artis jaman sekarang, kan?!     

"Dan kini si Vlad itu menjadi salah satu vampire kuat di negara Rumania, benar?" Jovano berkomentar.      

"Ya, benar." Zahar menjawab.     

"Dan dia sekarang banyak berada di kastil dia di tengah hutan." Ronh kembali berkomentar.     

"Benar." Enric yang menjawab.     

"Lalu, kenapa kalian para werewolf tidak menyerang kastil Vlad?" Myren penasaran. Ini karena dia berpikir, jika memang Vlad Dracula ada di kastil di tengah hutan, tentu akan sangat mudah bagi kelompok werewolf untuk bergerak menangkap dan membunuh si Vlad itu.      

"Karena di sekeliling kastil itu, berdiri pagar dari perak murni, termasuk di bagian atapnya." Pangeran Djanh akhirnya bersuara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.