Devil's Fruit (21+)

Pertemuan dengan Para Serigala



Pertemuan dengan Para Serigala

0Fruit 736: Pertemuan dengan Para Serigala     

Betapa kagetnya Ronh ketika mendapati kedatangan dua serigala besar yang ukurannya tidak wajarnya serigala normal. Apakah mereka jelmaan dari strigoi? Karena konon strigoi bisa berubah wujud menjadi hewan-hewan buas dan kelelawar.      

Mata Ronh bertemu tatap dengan mata dua serigala itu. Ia pun terpaksa memunculkan bola api dari tangannya, bersiap menghantamkannya ke serigala itu jika mereka berani bertingkah macam-macam.     

Ketika serigala itu melihat bola api di tangan Ronh, segera saja salah satu serigala bersuara, "Kenapa kau bisa munculkan api dari tanganmu?"     

Ronh terperanjat. Serigalanya berbicara! Tapi ia berlagak santai agar lawan tidak mudah mengintimidasi dia. Ini adalah salah satu trik di depan musuh yang diajarkan Myren. "Kenapa? Menurutmu kenapa?" Ia malah balik bertanya.     

"Apakah kau bukan strigoi? Apa kau vampire?" tanya serigala lainnya.      

Ronh makin heran. Mengapa serigala itu bertanya demikian? Jika memang dua hewan itu jelmaan strigoi, tentunya akan mengenali satu jenisnya, kan? Atau jika mereka ada strigoi, tentu takkan sulit mengenali ras vampire sebagai majikan mereka.     

Tapi yang terjadi … dua serigala itu malah menanyai Ronh dengan kalimat begitu.      

"Apakah aku tampak seperti strigoi atau vampire?" Lagi-lagi Ronh bertanya, bahkan dengan sikap sangat santai.      

Dua serigala itu saling bertatapan. Mungkin mereka sedang berkomunikasi menggunakan telepati juga? Ronh tak bisa mendengarkan apa isi telepati mereka. Yeah … beda frekuensi.     

"Letakkan manusia itu di situ dan pergi saja kau. Enyahlah cepat dari sini." Serigala yang berbulu coklat dan badannya besar mengusir Ronh dari tempat itu.     

"Kenapa aku harus melakukan perintahmu? Meletakkan manusia ini di sini? Meninggalkan dia bersama kalian? Apakah kalian ingin merawat luka-lukanya? Atau justru ingin memangsanya?" Pertanyaan yang sungguh menohok dari Ronh.      

"Bukan urusanmu apa yang akan kami lakukan padanya. Lagipula, dia sudah sekarat, sudah di ambang kematian. Cepatlah enyah sebelum kami kehabisan kesabaran!" Serigala berbulu hitam menggertak.     

"Tidak bisa." Ronh malah mengeluarkan beberapa bola api sekaligus yang dia gerakkan berputar-putar di atas telapak tangannya. "Kukatakan padamu, ini sangat panas dan berbahaya. Bahkan langsung membuat strigoi menjadi abu." Ia tak mau kalah menggertak.     

Dua serigala itu makin waspada pada Ronh.     

Di saat mereka dalam suasana tegang, seketika saja muncul serigala lain yang lebih besar dari keduanya dan dia berwarna putih.      

Ronh kian bersiaga, andai dia harus melawan 3 serigala sekaligus di saat dia sedang membawa manusia sekarat di tangannya.      

"Kalian kenapa lama?" tanya Serigala putih itu pada kawanannya.     

"Karena dia, Alpha." Serigala hitam berkata sambil menunjuk Ronh menggunakan dagunya.      

Serigala putih menatap Ronh. Matanya yang berwarna kuning terang mengingatkan Ronh akan mata Kuro dan Shiro pada wujud asli mereka. Ini murni mata hewan. "Tuan iblis, tolong jangan persulit kami."     

"Iblis?" Serigala hitam terkejut.     

"Jadi … dia iblis?" Serigala coklat ikut terkejut pula.     

"Ya, dia iblis. Apa kalian tidak menyadari? Dari cara dia mempunyai kendali pada bola-bola api itu saja aku sudah tau dia iblis." Serigala putih.     

Ronh terkekeh sambil menyeringai. "Tampaknya si putih lebih cerdas ketimbang dua dari kalian."      

"Apa katamu?!" Serigala hitam yang terlihat lebih emosional segera menyeringai galak, siap merobek Ronh.     

"Jangan ceroboh dan gegabah, Benn!" Serigala putih menegur rekannya. "Tidak ada keperluan bagi kita untuk melawan iblis."     

"Tapi dia membawa manusia sekarat itu!" Serigala hitam menatap sengit ke Ronh.      

Serigala putih menoleh ke Ronh dan tatapannya tertuju ke manusia yang ada di satu tangan Ronh. "Bisakah Tuan Iblis meninggalkan itu di sini? Biarkan kami yang akan mengurusnya." Ia berbicara sopan pada Ronh karena sangat jelas bahwa akan sia-sia saja melawan iblis.      

"Tampaknya kau adalah pemimpin kawanan, apa aku benar?" Ronh bertanya ke serigala putih.      

"Benar. Aku Alpha mereka." Serigala putih menjawab lugas.      

"Apa yang kalian lakukan di sini? Kenapa kalian ke ruang bawah tanah ini?" Ronh memberikan pertanyaan dengan sikap lebih lunak karena merasa si serigala alpha ini lebih mudah diajak berkomunikasi ketimbang dua rekan lainnya.     

"Justru kami yang harus bertanya, kenapa kau ada di sini dan ingin membawa manusia itu!" Serigala hitam yang menyahut.     

"Benn, tahan dirimu." Si Alpha memperingatkan rekannya yang mulai maju ke Ronh dengan sikap bermusuhan.     

"Baiklah, baiklah, aku katakan saja daripada kita mengobrol ping pong tak jelas dari tadi." Ronh mengangguk santai. "Aku ke sini ingin menyelidiki keberadaan Count Dracula. Dan malah menemukan strigoi dan ruang ini."     

Ketiga serigala pun saling berpandangan usai Ronh memaparkan apa yang memang terjadi.      

"Pantas saja tidak ada satupun strigoi yang kami jumpai tadi." Serigala coklat yang lebih kalem menggumam. "Berarti kau yang membunuh para strigoi yang menjaga tempat ini."     

"Ya, anggaplah begitu," jawab Ronh sambil menggaruk-garuk alisnya.      

"Alpha, sepertinya dia bukan musuh." Serigala coklat berkata pada pemimpinnya, si serigala putih.      

Serigala putih itu mengangguk.     

"Tapi dia ingin membawa pergi manusia sekarat itu!" seru serigala hitam, belum ingin kendur dari sikap sengitnya pada Ronh.      

"Tuan, bisakah kau tinggalkan saja manusia itu di situ dan silahkan Anda pergi dari ruang ini." Serigala putih memintanya dengan sopan, berbeda dengan rekannya tadi.     

Ronh menggeleng. "Tidak bisa. Aku butuh manusia ini untuk interogasi."     

Mata serigala hitam berputar jengah mendengar jawaban Ronh. "Hei, dia ini sudah akan mati. Kau hendak menginterogasinya? Yang benar saja kalau ingin membual!"     

"Omega Benn!" Serigala putih memperingatkan serigala hitam. Ini karena dia tau bagaimana kuatnya iblis dan bagaimana kejamnya bangsa iblis jika mereka marah. "Omega, kendalikan dirimu."     

"Nah, Omega … dengarkan omongan pemimpinmu." Ronh mencibir ke serigala hitam. "Aku memiliki metode sendiri untuk membuat dia bertahan hidup. Dan kurasa itu akan cukup membuat dia bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan aku ajukan nanti." Tentu saja Ronh memikirkan pil obat hebat milik adik iparnya, Andrea.     

"Kalau Tuan Iblis hendak menginterogasi dia sehubungan dengan Count Dracula, lebih baik Tuan bertanya saja pada kami, dan biarkan dia mati secara terhormat sebagai manusia, daripada berubah menjadi penghisap darah nantinya.     

Ronh menatap ketiga serigala itu dan lalu ke manusia yang sedang berjuang bernapas di sisa-sisa napas terakhirnya. "Bertanya pada kalian? Memangnya kalian paham di mana Count Dracula berada?"      

"Setidaknya kami lebih paham tentang penghisap darah ketimbang manusia di tanganmu." Serigala coklat berkata.      

"Ohh, begitu, yah?" Ronh pun mengangguk-anggukkan kepalanya. "Jadi, jika aku bertanya pada kalian, lalu bagaimana dengan manusia ini?"     

"Dia sudah terkena infeksi gigitan si penghisap darah. Dia pasti akan menjadi salah satu dari mereka tidak lama lagi." Si Alpha menjawab.     

"Dengan kata lain … kalian akan membunuh dia?" Ronh sipitkan mata.     

"Ya."      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.