Devil's Fruit (21+)

Menemukan Penjara Perak Bawah Tanah



Menemukan Penjara Perak Bawah Tanah

0Fruit 735: Menemukan Penjara Perak Bawah Tanah     

"Hah! Ingin mencoba mengergapku? Kau butuh ratusan ribu tahun lagi jika ingin berhasil mengenai itu!" ejek Ronh ketika makhluk strigoi itu meraung keras sambil tubuhnya terbakar hebat.      

Tapi Ronh lekas memotong leher makhluk itu agar tidak terlalu berisik yang bisa menyebabkan mangsa dia lari dari tempat ini.      

Setelah tubuh dan kepala strigoi itu hancur dan menjadi debu, Ronh kembali meneruskan langkahnya, kali ini mempertajam indera iblis dia karena dia sudah tau bahwa salah satu kemampuan dari para strigoi adalah membuat tubuh mereka transparan.      

Benar saja, baru saja dia melangkah belum sepuluh jangkah, dia sudah menemukan sosok transparan strigoi yang hendak melewati dia. Pastinya tadi makhluk ini mendengar jeritan temannya yang dibakar Ronh.     

"Kenapa pergi cepat-cepat, hm?" tanya Ronh sambil dengan santai melemparkan bola api ke tubuh transparan itu.      

Segera saja tubuh itu terbakar dan karena dia dalam mode tembus pandang, maka kobaran api itu tampak lucu karena membentuk siluet tubuh strigoi tersebut.      

Strigoi itu menjerit kencang, namun tidak lama karena kepalanya sudah ditebas oleh Ronh dan langsung menggelinding ke tanah.     

"Makanya jangan berisik." Ronh meludah ke mayat gosong strigoi tersebut.     

Namun, baru saja ia hendak melangkah, inderanya sudah mendapati adanya beberapa strigoi yang menyerbu ke arahnya memakai tubuh tembus pandang mereka.     

"Kalian kira bisa tetap main petak umpet denganku dengan kondisi kalian?" Ronh hanya cukup melemparkan api dan menebaskan kekuatan angin dia untuk memotong kepala beberapa strigoi yang ingin menyerang dia secara diam-diam. Kalian sepertinya terlalu meremehkan panglima iblis seperti Ronh.     

Namun, jika kita wawancarai salah satu strigoi tersebut, dia akan berkata: "Urraaaghhh … haarrghh … huurrgghhh … harkkhh …"     

Ohh astaga, apakah kita harus mendatangkan Zivena untuk menerjemahkan bahasa antah berantah tersebut? Tapi, memanggil bocah imut itu juga akan membuat kita makin bingung karena Zizi juga akan memakai bahasa ajaib dia untuk menjelaskannya.     

Dan setelah mencari berbagai kamus di perpustakaan alam antah berantah, ucapan strigoi itu berhasil diterjemahkan begini: "Kami tidak bodoh! Kami tau dia iblis setelah mendengar teriakan rekan kami sebelumnya! Kami terpaksa keluar dan lari menyerang dia karena memang kami tidak memiliki langkah lain selain melawan dia semampu kami!"     

Wah, ternyata dari tiga kosakata saja artinya bisa sebanyak itu jika diterjemahkan ke bahasa manusia normal. Sepertinya bahasa kita terlalu menghamburkan kata.     

Oke, lupakan. Kita lihat saja bagaimana Ronh berhasil membakar dan memenggal kepala-kepala para strigoi.      

Setelah Ronh menghabisi para strigoi yang menyerbu dia, kini dia tak bisa lagi berpura-pura menjadi manusia normal. Ia pun bergegas masuk ke dalam dan sepanjang jalan, bau darah kian pekat.      

Begitu Ronh tiba di ruangan terdalam dan sepertinya itu merupakan ruangan inti dan ujung dari ruang bawah tanah, dia menemukan sebuah ruangan yang mirip seperti penjara dengan adanya banyak sel yang ada di kanan dan kiri dia di sepanjang penjara tersebut.      

Penjara itu cukup luas dengan adanya sekitar belasan sel yang sepertinya besi kerangkengnya memakai bahan khusus. Perak?     

Ronh mengernyitkan dahinya. Perak? Kenapa perak? Bukankah vampire tidak menghindari perak? Atau dia salah mengenai ini? Karena rumor yang menyebutkan vampire takut sinar matahari saja tidak terbukti di jaman ini.     

Lalu, kenapa ada sel dari kerangkeng perak asli di sini?     

Baiklah, Ronh tak perlu repot dan bersusah payah memikirkan hal tak penting mengenai materi dari kerangkeng di sana. Ia harus fokus saja pada sosok yang terbaring di ranjang di dalam sel-sel itu.      

Dari yang Ronh yakini, tubuh di dalam sel merupakan tubuh dari orang yang sudah mati. Tapi, tunggu dulu.     

Ronh pun masuk ke dalam sel tanpa kesusahan karena dia adalah iblis yang mudah berteleportasi sesuka hati.     

Ketika Ronh mendekat ke tubuh kaku dan bagai tertidur di dalam sel, ia memperhatikan tubuh pucat pasi itu. Dari pemeriksaan dia, tubuh itu sudah beku dan kaku, alias hanya mayat belaka.      

Namun, mengapa mereka ditaruh sendiri-sendiri di sel perak ini? Dan mereka sudah mati, kan? Untuk apa? Oke, mereka mungkin saja korban keganasan dari para strigoi yang tadi Ronh sudah basmi. Tapi, jika memang begitu, untuk apa mayatnya disimpan?     

Ronh pun melaporkan temuan dia ini pada Myren yang sedang menyelidiki lantai 4.      

"Mayat? Di ruang bawah tanah sana?" Myren tertegun dalam telepatinya.      

"Benar, hun. Di sini ada belasan sel dari perak."     

"Perak? Kenapa ini makin terasa aneh dan janggal, yah?"     

"Ini yang juga menjadi keheranan aku, hun."     

"Hunk, kau yakin mereka sudah mati?"     

"Iya, aku sudah memeriksa dan tidak ada napas yang tersisa dari mereka, dan bahkan tubuhnya mulai beku dan ada juga yang membusuk."     

"Hm …"     

"Kenapa, hunny? Apa kau punya dugaan sesuatu?"     

"Ini … tidak sesuai dengan informasi yang kita dapatkan."     

"Mengenai apa itu?"     

"Kau ingat, kan, Luca pernah mengatakan bahwa banyak vampire yang mencoba membuat vampire baru. Ada yang berhasil menjadi vampire, namun ada juga yang gagal dan menjadi strigoi, yang dijadikan budak para vampire."     

"Ohh, itu." Ronh teringat dalam interogasi mereka sebelumnya, Luca memang sempat membeberkan mengenai itu. "Lalu, bagaimana, hun?"     

"Luca mengatakan bahwa membuat vampire baru itu bukan dengan menyedot habis darah korbannya sampai mereka mati, melainkan dibiarkan korbannya sekarat dan kemudian menunggu beberapa hari untuk melihat perkembangan si korban."     

"Hm … lalu, kenapa di sini isinya hanya mayat yang sudah tidak memiliki nyawa atau napas sedikit pun, yah?"     

Ronh terdiam sejenak sambil terus mengamati mayat yang terbaring di sana. Saat ini dia ada di dalam sel yang berisi mayat yang tidak membusuk dan kulitnya putih pucat bagai dinding baru dicat putih.      

Ketika tangannya didekatkan ke tubuh mayat tersebut, Ronh merasakan hawa dingin menguar dari mayat tersebut. Ini sungguh membingungkan. Padahal Luca mengatakan pada mereka bahwa cara mengubah manusia menjadi vampire harus tidak boleh sampai mati kering begitu.      

"Erghh …"     

Telinga Ronh mendengar rintihan pelan di sudut ruangan ini. Segera saja dia berpindah tempat dan menuju ke asal suara. Ternyata itu adalah manusia yang sepertinya masih "dinikmati" setengahnya saja oleh para strigoi tadi.      

Tubuh manusia itu penuh darah di manapun, terutama di leher yang sudah tampak rompal akibat digigit dan ditarik dagingnya. Orang ini sudah sekarat. Mungkin tadi dia pingsan dan kini tersadar.     

"Hei, apa kau masih bisa bertahan?" tanya Ronh sambil memeriksa denyut nadi dan jantungnya. Itu lemah.      

Ronh memutuskan akan membawa orang sekarat ini keluar dengan teleportasi, namun alangkah terkejutnya dia ketika hendak membawa orang itu, di ujung ambang ruangan ini sudah ada 2 serigala besar yang ukurannya dua kali serigala normal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.