Devil's Fruit (21+)

Memeriksa Kastil Lagi



Memeriksa Kastil Lagi

0Fruit 734: Memeriksa Kastil Lagi     

Kini, Myren sudah tiba di lantai 4 dan keadaan masih segelap sebelumnya ketika dia mendatangi ruangan ini beberapa jam lalu.     

Ia berjalan di lorong gelap itu hanya dengan penerangan dari sinar rembulan di luar yang masuk melalui celah jendela batu tanpa kaca atau tirai, khas dari kastil Eropa di jaman kuno.     

Namun, meskipun tanpa pencahayaan apapun, Myren masih sanggup melihat apapun yang ada di sana menggunakan mata iblis dia.      

Dia membuka satu demi satu pintu kayu di sana untuk melacak apapun aura yang ada di ruangan tersebut, siapa tau dia mendapatkan petunjuk.      

Ruangan pertama begitu kumuh dan hanya berisi sarang laba-laba memenuhi ruangan. Myren mencoba meniadakan aura iblisnya agar jika memang Count Dracula ada di lantai 4 ini, dia tidak ketakutan untuk memunculkan dirinya di hadapan Myren.     

Oleh karena itu, menahan diri, Myren tidak berusaha memunculkan pijar bola api dari telapak tangannya agar dia dianggap manusia biasa yang sedang menjelajah kastil ini saja.     

Diharapkan, dengan begitu, sang Count muncul.     

Tapi, setelah bertahan dan memerisa ruangan itu, tidak ditemukan jejak aura siapapun, meski samar sekalipun. Bahkan, sepertinya Count Dracula sendiri tidak pernah mengunjungi ruangan ini semasa hidupnya.      

Akhirnya, Myren menyerah akan ruang itu dan keluar untuk memeriksa ruangan lainnya.      

Ternyata di ruangan-ruangan yang dekat dengan ambang masuk anak tangga yang menyambung ke lantai bawahnya tidak terdapat ada jejak aura lainnya yang mencurigakan.     

Hanya ada jejak aura samar dan Myren yakin itu aura perempuan, yang mungkin saja itu adalah ratu atau puteri yang juga pernah mendiami kastil ini sebelumnya.      

Jadi, dengan ini, ruangan-ruangan tersebut dicoret dari daftar kecurigaan Myren.      

.     

.     

Sedangkan di ruang bawah tanah, Ronh juga sama seperti Myren, menghilangkan aura iblis dia agar bisa memancing keluar makhluk abadi apapun yang ada di sana.      

Ronh juga tidak menampilkan bola api iblis dia untuk menjadi penerang di sana. Ia bertahan dengan mata iblis saja yang membantu dia meski berlagak meraba-raba dinding seolah dia benar-benar tidak bisa melihat.     

Ketika ia menemukan lilin kecil di dinding, ia meraihnya dan berlagak merogoh ke saku celana mengambil korek api. Ia memang sudah menyiapkan benda itu untuk membantu aktingnya.     

Setelah menyalakan lilin kecil dan kurus itu, ia pun kembali berjalan sambil membawa lilin tersebut. Ia menerangi kanan kiri ruangan lembab tersebut.     

Selain berbau lembab dari lumut dan debu yang sangat lama terperangkap di dalam sana, juga hidung Ronh mengendus adanya bau darah samar.      

Ronh terus menajamkan penciuman dia untuk menganalisis bau darah samar ini sudah lama atau baru saja ada. Ia terus menghirup udara di sana, mengumpulkan data.      

"Ini darah baru!" serunya dengan telepati pada sang istri yang masih ada di lantai 4.     

"Darah baru?" Myren merespon melalui anting dia ke sang suami dengan menekan anting tersebut.      

"Ya, aku mencium adanya bau darah baru di sini. Apakah kau ingin ke sini untuk memastikan?"     

"Tidak, tidak, hunk. Cukup kau saja yang di sana, karena aku juga menemukan ada yang samar di sini."     

"Samar? Di sana? Di lantai 4? Apa itu, hun?"     

"Seperti yang kau temukan juga di situ. Ada bau darah di salah satu ruangan, tapi ini sangat samar, sampai aku nyaris melewatkannya."     

"Seperti apa ruangan itu?"     

"Ruangan kumuh. Tapi, ruangan ini mencurigakan."     

"Mencurigakan bagaimana, hun?"     

"Tidak ada banyak sarang laba-laba seperti ruangan-ruangan sebelumnya yang aku periksa. Di sini, sarang laba-labanya hanya ada beberapa di sudut ruangan. Dan di tengah ruangan hanya ada kursi kayu dan berdebu."     

"Apakah menurutmu itu digunakan si Dracula itu untuk mendudukkan korbannya dan menyiksa di sana sampai mati?"     

"Bisa jadi. Oke, aku ingin meneliti kursi ini dulu."     

"Oke, aku juga ingin masuk lebih dalam di sini. Semakin aku masuk, semakin bau darahnya terasa kental di hidung."     

"Oke, hati-hati, my hunk."     

"Kau juga di sana, hunny."     

Dan mereka kembali fokus pada apa yang mereka temukan. Bau darah yang Ronh cium di sepanjang jalan di pertengahan lorong menuju ruang bawah tanah sangat membuat dia curiga bahwa di sini memang menjadi tempat yang digunakan untuk menyiksa banyak tawanan atau manusia di masa kini?     

Ronh harus memeriksanya untuk mengetahui apakah ruangan ini merupakan tempat persembunyian sang King.      

Saat Ronh sudah sampai di sebuah ruangan yang agak luas usai menelusuri lorong, bau darah memang terasa lebih pekat di udara. Bahkan, jika ini menggunakan daya penciuman manusia biasa pun akan bisa menemukan bau anyir di sini.     

Ronh mengerutkan keningnya. Ruangan tempat dia berdiri ini memang tidak begitu luas, hanya sekitar 4 meter persegi saja. Ia memandang sekeliling dinding. Berwarna hitam pekat dan ada beberapa lumut yang menempel di sana.      

Ia mengarahkan lilinnya ke dinding, dan ia terkejut ketika mendapati bahwa di beberapa bagian dinding, terdapat sesuatu yang aneh, pekat, dan itu adalah darah!     

Meski begitu, cairan itu sudah mulai mongering, menandakan sudah beberapa hari lalu, inilah yang membuat Ronh terkejut. Ruangan ini digunakan untuk mengeksekusi korban di jaman kini?     

Wusss!     

Tiba-tiba saja lilin di tangan Ronh sudah padam tanpa sebab, hanya ada angin yang tiba-tiba melesat dan membuat lilin mendadak padam.     

Jika dipikir logika, mana ada angin yang akan mencapai tempat Ronh di sini? Dia sudah berjalan cukup jauh di lorong yang kadang berkelok. Mana mungkin akan ada angin yang bisa mencapai dia.     

Jika pun angin itu benar ada, pastilah harus angin yang kuat dan kencang agar bisa mencapai tempat yang jauh di bawah tanah begini.      

Sudah sangat jelas bahwa angin ini aneh dan tidak wajar. Mengetahui kehadiran dirinya sudah menarik perhatian sesosok makhluk di ruang itu, Ronh pun meningkatkan kewaspadaan dia, menajamkan indera iblis dia untuk mencari tau letak makhluk itu.      

Karena lilinnya padam, itu membuat Ronh tidak bisa melihat apapun di sana. Dan indera iblisnya sudah berhasil menemukan sesosok makhluk yang kini berdiri di depan dia.      

Bahkan Ronh mengetahui dengan jelas seperti apa bentuk makhluk itu yang kini ada di hadapan dia, masih diam. Tapi, Ronh bertingkah bagai dia terganggu dengan padamnya lilin di tangan dia.      

Sedangkan makhluk di depan Ronh yang ternyata adalah jenis strigoi itu masih diam sambil mulutnya terbuka, siap menusukkan taringnya ke Ronh.     

Ronh mendecak kesal dan berkata, "Duh, angin sialan! Bisa-bisanya padam tanpa sebab. Bagaimana aku bisa melihat bukti-bukti Tuan Dracula di sini kalau lilin padam?" Ia sengaja menghindari tatapan makhluk di depannya agar strigoi itu tidak curiga.      

Ia pun merogoh kantong celananya lagi dan bermaksud untuk mengambil korek api. "Oke, untung saja aku masih punya korek api."      

Ketika dia menyalakan korek api, strigoi itu menjulurkan tangan hendak mengagetkan Ronh sekaligus menusuk ke dada Ronh.     

Swosshh!     

Ronh sudah lebih dulu mengagetkan makhluk itu dengan nyala apinya yang membakar si makhluk.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.