Devil's Fruit (21+)

Saatnya Interogasi



Saatnya Interogasi

0Fruit 730: Saatnya Interogasi     

Myren dan Ronh mendadak merasa lega dan senang karena akhirnya ada yang menangkap salah satu vampire yang kabur.      

"Tapi, satunya lagi bagaimana?" Myren masih cemas mengingat masih ada satu vampire lagi yang bebas dan akan membahayakan pergerakan gerilya mereka.      

"Ohh … ini?" Dari ruang kosong di langit, muncullah Pangeran Djanh bersama dengan Revka. Di tangan sang pangeran ada seorang vampire dalam sebuah gelembung bundar mirip gelembung sabun, tapi ini berwarna kehitaman.      

"Ahh! Akhirnya semua tertangkap!" Myren tidak bisa menyembunyikan kelegaannya dari senyum lebar yang dia tampilkan.      

"Ayo kita ke tempat lain."     

Usai mengucapkan itu, King Zardakh sudah menghilang dengan semua yang di sana sambil membawa tawanan mereka masing-masing.      

Ternyata King Zardakh mengundang mereka ke sebuah alam miliknya yang penuh dengan magma menggelegak di bawah karang-karang besar yang tersebar di area merah membara aneh tersebut.      

"Apakah kita akan menginterogasi mereka di sini?" tanya Revka.      

"Ini termasuk tempat yang tepat, kitty baby … karena biasanya para vampire tidak begitu menyukai panas." Pangeran Djanh menyatakan kesetujuan dia akan pilihan tempat dari King Zardakh.      

Revka pun mengangguk paham. Hampir saja dia menyarankan di Alam Schnee, tapi kemudian setelah mendengar ucapan suaminya, dia jadi ingat bahwa temperatur seperti di Alam Schnee itu justru membuat nyaman para vampire.      

"Ayo kita mulai saja interogasinya." Myren memulai dengan tawanannya. "Nah, kau mungkin ingin berbaik hati memberitahu pada kami siapa itu orang yang kalian sebut sebagai King?"     

Tawanan yang dibelit Myren menggunakan cambuk duri itu hanya menyeringai penuh penghinaan pada Myren yang menanyainya.      

"Jadi … kau menolak untuk bicara? Padahal aku bisa saja berbaik hati mengatakan bahwa aku akan melepaskan kau pergi jika mau memberikan informasi pada kami." Myren berdecak beberapa kali usai mengatakan itu.      

"Tak usah repot-repot melakukan kebaikan, karena kalian iblis tidak ada secuilpun kebaikan pada kalian semua, dasar ras busuk!" hina vampire tersebut sambil melotot dengan senyum jijik ke Myren.      

Myren tidak langsung emosi melihat penghinaan dari tangkapannya. Ia malah mengulum bibirnya sambil memiringkan kepalanya, menatap vampire tersebut. "Apakah kau mengira bangsamu adalah sejenis malaikat atau apa? Kalian tidak pernah melakukan hal-hal buruk dalam hidup penghisap darah kalian?"      

Vampir itu tidak menjawab dan hanya membuang muka dengan dengusan keras.      

"Baiklah … karena kau sangat ingin bersikap hebat, aku akan kabulkan." Myren pun mulai menurunkan tawanan dia ke bawah, ke magma yang menggelegak mengerikan sementara mereka semua melayang di udara.      

Mata semua vampire yang melihat adegan itu terlihat ketakutan, namun mereka berusaha menyembunyikan semua rasa ngeri mereka.      

Tawanan Myren pun terus diturunkan hingga akhirnya kakinya masuk ke magma sampai sebatas pergelangan kaki selama dua detik.     

"AARGHHH!" Vampir itu menjerit keras-keras merasakan kakinya bagai sedang dikelupas paksa kulitnya dan dagingnya dibakar.     

Ketika tubuhnya diangkat lagi oleh Myren, terlihat kaki yang tercelup itu sudah tinggal tulang saja yang terdapat lelehan sisa daging melekat di sana disertai uap di daging yang tidak tercelup langsung.     

Vampir tadi terengah-engah setengah mati karena sakit yang sangat menyiksa.      

"Masih ingin bersikap hebat?" tanya Myren.      

Dengan napas tersengal-sengal dan tubuh berlumuran peluh, vampire itu menatap penuh kebencian pada Myren.      

"Kenapa? Ingin mengatakan aku ini kejam? Iblis keji tanpa perasaan? Apakah kau ingin aku mengabulkan ucapanmu itu, hm?" Myren menatap santai tawanan dia dan dalam sekejap, dia sudah menjulurkan tangan bebas dia untuk menyedot dua mata vampire itu dan tanpa menghiraukan teriakan kesakitan vampire tersebut, Myren menggenggam dua bola mata di tangannya. "Ugh … aku benci ditatap melotot dan tajam begini." Lalu, ia jatuhkan dua bola mata ke magma di bawahnya.     

Percikan api segera tercipta ketika dua bola mata menyentuh magma cair tersebut, sedangkan vampire tadi menangis kesakitan sembari ia menghujat Myren dengan segala bahasa buruknya.      

"Hm … apakah kau sudah tidak sayang pada lidahmu?" Myren bertanya santai sambil ia kembali mencelupkan tawanan itu hingga sebatas lutut dan segera diangkat.      

Segera saja muncul tulang yang ditempeli serpihan daging yang meleleh si vampire diiringi jeritan kesakitan vampire itu.      

"Bagaimana? Masih ingin menghujat aku atau kau gunakan lidahmu untuk keselamatan hidupmu seperti memberikan informasi pada kami?" Myren berlagak bosan dan menatap jari-jarinya dengan gaya anggun.      

"Bunuh aku! Bunuh saja aku kalau kau memang bukan pengecut!" teriak vampire yang tidak berdaya di belitan cambuk duri Myren.      

"Aku tidak keberatan menjadi pengecut demi kau." Myren menggerakkan cambuk duri dengan kekuatan magis dia dan membuat ujung cambuk itu menerobos dada kanan vampire hingga tembus ke belakang.      

"Arrghhh!!! Bunuh saja aku, bajingan iblis busuk!" seru si vampire.     

"Sebagai pemimpin pasukan di kerajaanku, aku paling suka mendengar jeritan seperti yang kau lagukan baru saja. Apalagi jika jeritannya bagai seorang banci, tepat seperti suaramu tadi. Itu sangat membuatku bersemangat." Myren berkata santai dengan pandangan malas ke vampire itu.      

Vampir-vampir lain yang menyaksikan rekan mereka disiksa begitu rupa oleh Myren mulai berteriak marah dan menghujat Myren.      

"Ssshh … kalian jangan berisik dulu, oke?" Myren menempelkan telunjuknya ke bibir sambil pandangi tawanan lain secara bergantian. "Giliran kalian belum tiba, oke? Bersabarlah, please!"      

Kemudian, Myren kembali menatap tawanannya yang sudah kehilangan daging di kaki bawahnya, ditambah sudah dicongkelnya bola mata dia. Jangan lupakan cambuk duri telah mengebor dada kanan dia. "Bagaimana? Lagi? Atau kooperatif dengan kami, dan aku akan kembalikan kaki dan matamu?"     

Itu merupakan tawaran yang sangat amat menjanjikan di telinga vampire tadi. Hatinya goyah. Apalagi ketika ujung cambuk duri kini sudah mulai mengebor perutnya. Haruskah dia menyerah?     

Membayangkan kakinya dikembalikan senormal tadinya, dan juga matanya … hati vampire itu pun tergoyah. Mungkin memang penderitaan bisa membuat pikiran orang berpindah.      

"Aku—"     

"Jangan katakan, Cezar! Jangan!" Tiba-tiba tawanan vampire hasil tangkapan Pangeran Djanh berteriak keras dari dalam gelembung kehitaman.      

Vampir tangkapan Myren bernama Cezar itu pun terdiam, tak jadi bicara.      

"Cezar! Mati adalah sebuah kehormatan bagi kita! Jangan biarkan mereka mengetahui mengenai King!" Vampir tadi masih berteriak.     

Vampir Cezar pun termenung beberapa saat, memikirkan ucapan dari rekannya. Dia dan tiga lainnya adalah tangan kanan sekaligus asisten terpercaya dari King.      

Mereka dipercaya oleh King untuk memantau apakah ada kelompok besar iblis yang mendatangi Rumania setelah datangnya tiga iblis, yaitu: Andrea, Dante, dan Kenzo.     

Ketika mereka sedang berpatroli, mereka tidak sengaja menemukan Pavlo, si Strigoi, yang tertangkap Myren. Lekas saja mereka membunuh Pavlo sebelum dia membocorkan rahasia mengenai King.      

Sayangnya, mereka terlalu gegabah dan menyebabkan mereka malah ditangkap juga oleh Myren dan yang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.