Devil's Fruit (21+)

Brutalnya Peperangan



Brutalnya Peperangan

0Fruit 685: Brutalnya Peperangan     

Siasat Pangeran Djanh yang terkesan licik dan memuaskan kepentingan dia dan kelompoknya sendiri memang terkesan sangat culas dan mengesalkan, namun King Zardakh tidak merasa ini terlalu merugikan pihaknya.     

Myren dan Andrea yang tadinya ingin mencabik si pengkhianat saja harus menelan semua ucapan mereka sebelumnya setelah tau itu adalah ulah Pangeran Djanh.     

Sesuai dengan yang dikatakan Pangeran Djanh, bahwa dia bukanlah malaikat. Memang apa yang bisa diharapkan dari seorang Iblis kecuali sebuah arogansi dan ucapan yang seenaknya saja?     

Menelan amarah dan kekecewaannya, para Vampir pun mulai maju menyerang prajurit di depan mereka.      

Sedangkan pihak Pangeran Djanh, dia berteriak keras: "Ayo! Bersenang-senanglah kalian semua! Lakukan apa yang kalian ingin pada vampire itu!"      

Seruan ini tentu saja agak membuat ciut para Vampir karena ini menandakan para iblis di pihak Pangeran Djanh tidak perlu bertarung sungguh-sungguh ke mereka dan ini dianggap hanya bersenang-senang saja! Pengisi waktu luang? Pembunuh kejenuhan para iblis?     

Pangeran Djanh memang tidak kalah pintar dalam mengatur strategi yang bisa membuat nyali lawan menciut sekecil tikus kecil.     

"Jangan menyerah! Jumlah kita lebih banyak!" teriak komando Vampir memberikan suntikan semangat pada pasukannya.     

Perang pun pecah lagi, dan diperhebat dengan serangan-serangan gila dari anak buah Pangeran Djanh yang bertindak brutal dan kejam pada para Vampir.     

Anak buah Pangeran Djanh bisa dengan seenaknya melesat cepat melebihi para vampire dan menembus dada mereka untuk segera mencerabut jantung yang akan segera mereka masukkan dalam mulut mereka bulat-bulat.      

Pemandangan yang menjijikkan sebenarnya.      

Ada pula anak buah Pangeran Djanh yang sengaja memburu vampire perempuan untuk diperkosa di tempat, kemudian dicabut keluar jantungnya.     

Kejam? Kalian pikir iblis harus selembut apa?     

King Zardakh masih diam melihat medan perang yang sangat brutal di bawah sana. Darah segera saja terciprat di atas salju putih, menimbulkan pemandangan horor.     

Prajurit vampire perempuan sadar mereka diincar untuk diperkosa dan jantungnya, mereka pun berlari menjauh dari medan perang, namun anak buah Pangeran Djanh dengan menggila mengejar mereka, bermain-main dengan tubuh mereka sebelum akhirnya mencerabut paksa jantungnya.      

Tidak berapa lama, pihak keluarga King Zardakh mulai gelisah melihat anak buah Pangeran Djanh dengan rakusnya melahap jantung para vampire.      

"Aku turun!" seru salah satu kerabat sang raja sambil melesat turun ke medan perang dan turut memburu para vampire. Ia mencabut jantung salah satu vampire setelah menembusnya dan lekas menelan bulat-bulat usai membuka mulut lebarnya. Segera saja vampire yang menjadi korban pun berubah menjadi debu merah kehitaman dan menghilang dari Bumi.     

Satu demi satu keluarga besar King Zardakh pun kini ikut turun dan berburu vampire. Ini sudah bukan lagi sebuah peperangan, namun perburuan mangsa.     

Para vampire harusnya mengerti bahwa kekuatan mereka masihlah jauh di bawah para iblis.      

Andrea dan Tim Blanche terus bertempur penuh semangat. Mereka tidak mengincar jantung para vampire. Mereka cukup menusuk saja jantung para vampire sehingga itu sudah menjadi kemenangan mereka.     

Gavin yang kini bertubuh ala remaja 11 tahun, dengan mudah menciptakan pasak kayu tajam dari tenaga elemen bumi dia yang langsung dia lesatkan ke dada kiri lawannya.      

Voindra juga sama bersemangatnya seperti Gavin, dia menciptakan jarum logam besar dan selalu berhasil menusuk dada kiri lawannya dan vampire itu lekas menjadi debu merah kehitaman yang akhirnya terbang hilang oleh angin.     

Darah di atas salju juga mulai menghilang sedikit demi sedikit, memudar dan akhirnya lenyap, meninggalkan salju putih seperti semula. Namun, karena banyaknya vampire yang dibantai secara brutal, bercak darah di salju terus bertambah lagi dan lagi.     

Jovano cukup mengeluarkan belati terbang buatannya dari bahan titanium yang dia selubungi dengan api biasa milik dia, dan memakai tenaga telekinesis, belati itu melesat cepat ke arah banyak vampire sekaligus.     

Vargana bertarung dengan gagah bersama Sabrina. Gadis itu mengubah elemen anginnya menjadi setajam bilah dan memerangkap kepala vampire dan mencabik jantungnya sehingga kabut merah kehitaman segera muncul setelah pusaran angin Vargana menghilang.      

Zevo naik ke punggung Noir dan menyerang bersama dengan sang singa petir menggunakan elemen mereka, yaitu petir, yang dibentuk bagaikan bilah yang langsung menembus jantung vampire dan menyengat menyakitkan lawannya.      

Rogard pun demikian, sama seperti Zevo dan Noir. Namun, berbeda dengan sang istri yang mengerahkan sembilan ekor dia memanjang dan memendek sesuka hati untuk menembus jantung vampire dan memanen banyak jiwa para vampire.      

Karena Shona adalah seorang Healer, dia harus dilindungi dan tidak perlu banyak bertarung untuk menyimpan tenaganya guna menyembuhkan para korban di pihak dia.     

Shona naik ke punggung Gazum dan sigap ketika ada prajurit iblis yang terluka, ia mengambil prajurit menggunakan selendang airnya dan membawa prajurit yang terluka ke atas punggung Gazum yang terbang berputar di langit tinggi.     

Gazum juga cerdas dan ia sengaja terbang di dekat King Zardakh. Dengan begitu, dia jauh lebih aman. Selain mengamankan Shona, dia juga bisa lega karena tidak perlu banyak bertarung seperti yang lainnya.     

Dasar kakek Gazum.     

Sedangkan Raja Naga Iblis Heilong, dia membuat tubuhnya membesar ke wujud asli dia sebagai naga raksasa hitam yang meliuk-liuk di angkasa dan menyemburkan api dari mulutnya ke para vampire.     

"Andrea, ayo kita cari tempat Ivy!" seru Myren pada adiknya. Dante dan Giorge yang tidak jauh dari mereka pun segera membuntuti ketika Andrea dan Myren melesat terbang mencari penjara Ivy.     

Di jalan saat mereka mencari-cari, muncullah Hagemori Karin, ibunda dari Giorge. "Kalian mencari Ivy? Ayo ikut aku!"      

Keempat orang itu pun mengikuti Karin ke sebuah arah.      

Di medan perang, para vampire masih berjuang melawan demi nyawa dan harga diri ras mereka. Meski kalah kuat dari Iblis, namun vampire mengandalkan kecepatan gerakan mereka.      

Apalagi, diuntungkan dengan tidak bisanya para iblis melakukan teleportasi akibat adanya medan penghalang di benua ini, menyebabkan banyak iblis yang kewalahan.      

Namun, bagi para prajurit Myren dan Tim Blanche, mereka tidak begitu merasa kesusahan akan kegesitan para vampire meski mereka tidak bisa memakai teleportasi.     

Mereka bisa mengikuti kecepatan para vampire dan mampu menghindari serangan kejutan dari makhluk penghisap darah itu. Mungkin ini salah satu keuntungan dari efek pelatihan mereka dulu di Alam Schnee ketika mereka harus melawan inkarnasi dari Myren yang sangat cepat bergerak.     

Rupanya latihan-latihan mereka yang diberikan Myren sungguh berguna di saat begini. Jika kaki mereka masuk ke tumpukan salju tebal pun, itu tidak menjadikan mereka melambat sedikitpun.      

Sungguh pelatihan di Alam Schnee sangat membawa dampak bagus bagi ketrampilan mereka.      

King Zardakh yang melihat para prajurit dia bisa mengimbangi kegesitan gerakan para vampire pun tersenyum puas. Ia semakin mantap untuk menjadikan Alam Schnee sebagai medan pelatihan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.