Devil's Fruit (21+)

Datangnya Gelombang Kedua



Datangnya Gelombang Kedua

0Fruit 683: Datangnya Gelombang Kedua     

Setelah semua bocah diberikan fisik yang sama dengan yang terakhir kali di Alam Schnee, maka semua tim pun berkumpul kembali.      

King Zardakh sudah berada di depan mereka dan mengumpulkan kekuatannya untuk memindahkan semua tim yang berjumlah lebih dari seribu orang ke Kutub Selatan.      

Dari kedua telapak tangan King Zardakh yang terentang lebar, muncul sebuah kabut hitam yang dibarengi dengan cahaya hitam membentuk sebuah bola yang kian lama kian membesar hanya dalam hitungan detik saja.     

Bola kabut hitam itu turun pada semua prajurit setelah keduanya digabungkan oleh sang raja.      

Zurpphh!     

Seketika, semua prajurit pun telah menghilang dari pandangan King Zardakh.      

Kutub Selatan alias Benua Antartika, pagi hari jam 8, udara begitu dingin meski matahari masih bersinar di langit. Sungguh beruntung sekali bahwa hari ini adalah termasuk hari dimana matahari bersinar selama 6 bulan penuh tanpa henti.      

Maka, suasana lebih cerah dan udara tidak semengerikan yang biasa jika tidak ada matahari.      

Di langit, tiba-tiba saja muncul seribu lebih para prajurit iblis yang dipimpin oleh Myren dan Andrea, dibantu oleh Kenzo dan Ronh selaku panglima.      

Cuaca ekstrim Kutub Selatan benar-benar tidak main-main. Ini lebih dingin ketimbang di Alam Schnee, meski sedang di musim panas nan cerah.      

Namun, prajurit iblis dibuat tercengang karena begitu mereka tiba, ternyata sudah menunggu begitu banyak pasukan vampire yang mungkin berjumlah lebih dari sejuta banyaknya.      

Myren dan Andrea sampai melotot tidak percaya.      

"Bukannya kita sudah mencari hari agar bisa menyerang secara diam-diam?" tanya Myren penuh tanya pada sang adik di sebelahnya.      

Andrea juga sampai tidak tau harus berkata apa mengenai kejadian begini. Mereka sudah sangat teliti memilih hari yang sekiranya tidak akan diduga oleh para vampire.      

"Ini… apakah ada pengkhianat di antara kita?" Panglima Ronh sampai berpikir paling buruk melihat banyaknya pasukan vampire sudah siap sedia menyambut kedatangan mereka dengan wajah beringas mereka.     

"Pasti. Ini benar-benar pasti ulah pengkhianat! Akan aku sobek-sobek orang itu kalau aku menemukannya!" geram Myren.      

"Hmpgh! Kenapa, wahai iblis?" tanya salah satu komandan pasukan vampire. "Apa kau pikir kami hanya akan pasrah saja jika kalian berlaku semena-mena?" Komandan vampire itu bermuka bengis dan cakar hitamnya sudah ia siapkan.      

"Katakan, siapa yang memberitau kalian bahwa kami akan datang hari ini?" Myren masih menahan diri.     

"Ha ha ha! Tidak penting!" ucap si komandan vampire. "Yang terpenting adalah… kami tidak akan membiarkan wilayah kami diinjak kalian, iblis!"     

"Bahkan kalian sungguh berani datang ke sini di saat sudah ada perjanjian dari leluhur kita! Iblis memang luar biasa tidak tau malu!" sambung komandan vampire lainnya dengan wajah mengejek Myren dan Andrea.      

"Kalian lebih dahulu memprovokasi kami dengan menculik salah satu anggota kami!" Andrea berseru dengan amarah berkobar di hatinya.      

"Hah! Anggota kalian? Yang aku tau… dia adalah vampire kecil, dan itu artinya dia milik kami! Maka, kami berhak melakukan apapun padanya!" Komandan vampire semakin meledek.      

Giorge sudah maju ke depan, namun ditahan oleh Dante agar dia tidak termakan emosi yang tidak perlu.      

"Kau! Kau pengkhianat!" Salah satu komandan menunjuk ke Giorge dengan wajah penuh amarah. "Pengkhianat terkutuk sepertimu memang pantas ada di bagian sana! Kalian satu jenis! Pengkhianat dan pelanggar aturan!"      

"Kalian menculik anakku! Mana mungkin aku diam?!" raung Giorge sambil tunjukkan wujud vampire dia yang lumayan mengerikan dengan kontur wajah yang berbeda dan taring besar dan cakar panjangnya berwarna hitam.      

Dante dan Andrea tidak pernah melihat wujud asli Giorge, mereka agak terkejut, tapi paham bahwa sisi gelap seseorang bisa terpicu jika sudah dikuasai emosi.      

Tiba-tiba, dari arah para vampire, muncul sesuatu yang dilemparkan ke depan para iblis. Andrea dan Giorge langsung memerah melihat apa itu.      

Kepala dari ayah Giorge, Olivo.      

"Kalian!" raung Giorge lebih ganas ketika melihat kepala sang ayah digelindingkan begitu saja. Ketika akan dia ambil, dia kalah cepat dengan seorang komandan vampire yang menembakkan pasak untuk menembus kepala itu dan bisa mengubahnya menjadi abu.     

Namun, Andrea bergerak cepat.     

Swuusshh!      

Energi Mossa milik putri Cambion langsung bergerak sangat cepat sesuai dengan kibasan tangannya dan menarik kepala itu untuk diberikan ke dekapan Giorge.      

"Kalian terlalu. Sangat keterlaluan!" geram Andrea dengan suara dalam. Matanya memerah akibat sedih dan marah atas apa yang terjadi pada ayah mertuanya.      

Giorge memeluk kepala ayahnya dan kemudian dia menyimpan di dalam cincin ruangnya. "Groaaahhh!" Ia meraung dan kemudian ia menerjang maju tanpa bisa dicegah siapapun.      

Maka, perang pun pecah di sana, sebuah pelosok jauh di Benua Antartika, yang tidak bisa terjamah oleh makhluk hidup seperti manusia, bahkan tidak oleh hewan apapun.      

Seruan dari masing-masing prajurit dari dua pihak memekakkan telinga.      

Dan ketika keadaan begitu sengit, muncullah di langit banyak siluet dari para iblis, memenuhi langit biru di atas medan perang. Sebagian kecil pasukan vampire masih bertarung dengan prajurit iblis garda depan.      

Sisa besar pasukan vampire menatap langit dengan mulut ternganga. Jumlah iblis di langit itu sangat amat banyak. Mungkin ada sekitar lima hingga tujuh ribu banyaknya.      

Ada King Zardakh di sana.      

Para pasukan vampire mendadak saja merasa ciut melihat banyaknya iblis tambahan yang memenuhi langit mereka. Penampilan para iblis gelombang kedua itu sungguh mendominasi meski tidak berpakaian ala prajurit.      

King Zardakh tersenyum mengetahui dia berhasil meruntuhkan sebagian nyali dari para vampire setelah kedatangan dia dan iblis gelombang kedua.      

Sang raja berdiri angkuh di langit bersama para iblis yang dia bawa. "Kita cukup menonton dulu, karena kekuatan prajurit kita lebih dari cukup meski sejuta vampire menghadang. Tapi aku tidak akan mencegah kalian andai kalian tidak sabar dan ingin segera melahap jantung para vampire itu."     

"WOAAAHHH!!!" seru para Iblis di langit dengan suara sangat gemuruh bagai sedang meruntuhkan langit. Namun, yang sebenarnya runtuh adalah semangat juang para vampire.     

Para vampire tidak menyangka bahwa akan ada iblis tambahan menyerang mereka. Ini karena dia mendapatkan informasi dari sebuah sumber terpercaya bahwa yang akan datang menyerang Kutub Selatan adalah sekitar seribu saja.      

Ini terlalu mendadak dan mengagetkan para vampire. Sementara, mereka sudah banyak mengumpulkan pejuang vampire dari berbagai belahan dunia untuk membantu berperang melawan iblis. Namun, ternyata jumlah sejuta lebih ini masih kalah mendominasi dengan kedatangan gelombang baru yang dibawa King Zardakh.      

Sementara sebagian kecil pasukan vampire sedang melawan prajurit iblis, komandan vampire lainnya terus menatap waspada pada para iblis yang menguasai langit biru mereka.      

Myren yang menatap ke langit hanya bisa tersenyum penuh arti, demikian juga Ronh dan Kenzo. Mereka jelas mengenal siapa saja sosok yang memenuhi langit yang dibawa King Zardakh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.