Devil's Fruit (21+)

Berbelanja Untuk Duo Hybrid



Berbelanja Untuk Duo Hybrid

0Fruit 679: Berbelanja Untuk Duo Hybrid     

Di Mall, Andrea membelanjakan banyak baju dan sepatu untuk Kuro dan Shiro.      

Berkali-kali mulut Kuro ternganga akibat tidak mengira ada begitu banyak benda menarik dan cantik yang menyita perhatiannya. "Mama, itu apa?"     

"Ohh, itu namanya syal, sayank. Untuk dililitkan ke leher agar tidak kedinginan."     

"Aku mau itu! Lihat, gadis itu juga memakai benda itu, syal, dan dia terlihat cantik! Aku ingin cantik seperti dia, Ma!" Kuro bersemangat sambil menunjuk seorang remaja yang berdandan trendi lewat di dekatnya.     

Andrea terkikik dan mengangguk.      

"Mama, itu apa?"      

"Itu kalung asesoris, sayank."     

"Aku mau itu juga! Aku mau, Ma!"     

"Oke, sayank, oke…"     

"Ma, baju itu kenapa aneh? Tapi aku suka warnanya. Bolehkah aku beli?"     

"Ahh… itu baju model cardigan rajut. Kau suka? Ayo pilih saja yang mana."     

Kuro sibuk menunjuk ke sana sini di toko pakaian paling besar di Mall tersebut.     

Andrea terus menjawab pertanyaan Kuro tanpa lelah, dan dia melirik ke Shiro. "Sayank, kamu gak pengin itu?" Ia menunjuk k sebuah celana dari bahan curdoray warna krem tua.     

"Baguskah itu untukku, Ma?" tanya Shiro ingin tau.      

Andrea pun menarik Shiro ke ruang pas dan memberikan celana itu agar dicoba oleh Shiro. Ia juga mengambil sebuah kemeja berpotongan trendi pas badan warna biru tua juga.     

Awalnya, Shiro kebingungan apa yang harus dilakukan sendirian di ruang pas itu. Mama angkatnya terpaksa masuk sebentar untuk memberi sedikit pencerahan, dan Shiro pun mengangguk paham.     

Ketika Shiro keluar dari kamar pas, Andrea takjub melihat putra angkatnya terlihat sangat tampan dan trendi bagai anggota boyband Korea. Apalagi warna rambut Shiro yang putih krem.      

"Wuaahh! Shiro keren!" Andrea acungkan dua jempolnya membuat Shiro tertunduk malu dan menggaruk belakang kepalanya.     

"Mama, aku juga ingin mencoba ruang itu!" Kuro tak mau kalah dari saudara kembarnya. "Mama, pilihkan aku baju yang bagus untuk aku coba!"     

Andrea pun melihat ke sekeliling dan menemukan sebuah celana jins pendek hotpants warna biru tua dan ujungnya sobek-sobek, terlihat trendi dan manis.     

Kuro bersemangat menatap celana pendek itu.      

Kemudian, Andrea menyerahkan kaos lengan pendek warna coklat caramel yang memiliki bordir gambar wanita bertopi di bagian dada.     

Kuro patuh akan pilihan Andrea, apalagi dia tidak perlu bingung cara memakainya karena Andrea bisa ikut masuk ke kamar pas bersama si hybrid hitam untuk membantunya.     

Begitu selesai dan keluar dari kamar pas, Andrea menatap puas ke Kuro yang kini berpenampilan trendi macam gadis Korea dengan pakaian kasual namun menarik.      

Apalagi kulit putih bersih Kuro dan tubuh rampingnya, sangat sesuai dengan baju yang disarankan Andrea.     

"Aku suka ini, Ma! Aku suka!" Kuro terus mematut pantulan dirinya di cermin seukuran badan di depan kamar pas.      

"Baguslah kalau kau suka, sayank, karena Mama lihat juga itu pantas untuk kamu yang cantik ini…" Andrea mengelus pipi Kuro.     

"Apakah yang tadi sudah kita beli juga akan secantik ini jika aku pakai, Ma?" Kuro bertanya.     

"Tentu aja pasti cantik kalo Kuro yang pakai." Andrea mengangguk. Dia memang tidak bohong jika Kuro memang pasti akan tampil hebat dengan baju apa saja.      

Kemudian, karena kedua anak hybrid dia menyukai baju yang sudah mereka kenakan dari ruang pas, Andrea tidak meminta mereka melepas lagi dan langsung membayarnya di kasir.     

"Ayo, kita cari lagi baju keren untuk Shiro." Andrea menggandeng dua anaknya. Shiro mendorong troli berisi kantung-kantung belanja yang sudah dibayar mamanya. Ada juga tumpukan baju lainnya milik Kuro yang belum sempat dibawa ke kasir utama di dekat pintu butik.      

"Csk! Untuk apa belikan dia yang bagus, Ma? Meski baju bagus dipakaikan ke dia, pasti tetap saja dia jelek." Kuro mencibir ke Shiro.      

��Hah! Apa kau tidak lihat bahwa banyak perempuan muda dari tadi melirik padaku? Itu artinya mereka mengakui ketampananku, oke? Jangan buta, Kuro kusam!" balas Shiro seperti biasanya jika diprovokasi si kembar.     

"Kau percaya diri sekali, putih jelek! Mereka itu melirik ke aku, karena aku lebih cantik dibanding mereka!" seru Kuro tak mau mengalah.     

"Kau yakin itu, kusam?"     

"Tentu saja! Sudah jelas terbukti aku ini cantik, dan pastinya mereka lebih suka melihat padaku dibanding kau, jelek!"     

"Hei, hei, hei…" Andrea terpaksa turun tangan sebelum ada adegan ledakan di Mall ini akibat pertarungan duo hybrid. "Kalau kalian masih saja bertengkar, Mama tidak jadi belikan kalian yang asik-asik lagi, nih!"     

Duo itu pun segera terdiam dan menunduk. Andrea baru kali ini tau pusingnya memiliki anak kembar yang susah akur dan dia harus terus mendamaikan mereka setiap saat.     

Well, Putri Cambion tidak pernah mengalami kesulitan dengan Jovano dan Ivy, karena perbedaan usia mereka cukup jauh dan pula, Jovano sangat menyayangi Ivy dan Ivy begitu memuja kakaknya. Mereka takkan mungkin bertengkar.     

Tapi meski harus sering pusing akan Kuro dan Shiro, Andrea senang karena ini merupakan tantangan untuknya sendiri agar bisa menjadi ibu yang baik untuk anak macam apapun.     

"Kuro yang memulai, Ma…"     

"Shiro yang—"     

"Sssttt… Mama nggak mau dengar lagi kalian ribut, oke? Mama bisa pusing kepala dan siapa tau Mama akan pingsan karena pusing mendengar kalian bertengkar, kalian mau?" Andrea tatap mereka bergantian.     

Keduanya langsung saja menggeleng kuat-kuat.     

"Jangan! Mama jangan pingsan!" Kuro memeluk lengan mamanya.      

"Jangan pusing, Ma! Aku janji takkan ribut lagi dengan Kuro. Hei, kusam, ayo kau juga janji tidak akan ribut denganku!" Shiro mendelik ke Kuro.     

Kuro sudah akan membalas dengan ucapan pedas, namun Andrea sudah terlanjur menatap tajam ke arahnya, maka ia pun surut dan mengangguk.     

"Shiro, berhenti memanggil saudaramu kusam atau apapun. Panggil dia dengan namanya. Karena Mama loh yang kasi kalian nama. Kuro juga harus panggil Shiro dengan namanya, oke?"     

"Iya, Ma. Kami janji." Kuro dan Shiro berbarengan mengucapkannya. Entah sampai kapan janji mereka akan bertahan.      

Kedua hybrid itu sudah terlalu biasa bertengkar, bahkan untuk hal sepele seperti siapa lebih duluan masuk kamar mandi atau siapa yang mengambil makanan lebih dulu.      

"Oke, Mama percaya kalian sayang Mama dan tidak ingin membuat Mama pusing apalagi pingsan. Nah, ayo kita pilih baju keren untuk Shiro, setelah itu, bantu Mama memilihkan baju untuk Kyu dan Ro juga."     

Kuro dan Shiro mengangguk berbarengan.      

Mereka pun lebih memenuhi troli besar itu dengan gundukan pakaian. Apalagi ketika Andrea membawa mereka ke sebuah toko sepatu terbesar di Mall tersebut.      

Shiro sampai harus mengambil troli belanja lagi agar bisa memuat seluruh sepatu yang dipilihkan Andrea untuk mereka.      

Kyuna juga dibelikan sepatu, meski Andrea hanya menebak-nebak ukuran kaki si siluman rubah ekor sembilan. "Gak papa… kalo ukurannya kurang pas, ntar aku ubah pake sihir, hi hi hi!" Andrea mendorong troli belanja satunya menuju ke kasir.      

Hari ini sangat memuaskan bisa membelanjakan banyak hal untuk Kuro, Shiro serta Kyuna dan Rogard.     

"Mama tidak belikan untuk Jo atau Papa dan Poppa?"     

"Halah! Baju mereka udah bejibun numpuk di lemari," jawab Andrea sambil keluarkan kartu debit di kasir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.