Devil's Fruit (21+)

Syarat dari Myren



Syarat dari Myren

0Fruit 675: Syarat dari Myren     

Genap seminggu, Jovano sudah jauh lebih baik dan mulai bisa lebih banyak menggerakkan kakinya. Ini menandakan tulang-tulang di kakinya sudah mulai pulih dan saling menyambung.      

"Shosho, kayaknya udah gak perlu kamu terapi Healer lagi, deh." Andrea masuk ke kamar pagi itu sambil buka tirai jendela, membuat para bocah yang menginap di kamar itu mengernyit karena sinar matahari yang menerpa wajah mereka.      

"Benarkah begitu, Aunty?" tanya Shona.      

Andrea mengangguk. "Iya. Semalam kan kamu liat sendiri, Jovano udah bisa gerak-gerakkan dua kakinya."     

"Lalu… organ dalam dia?" Shona masih belum yakin mengenai dia harus menyetop terapi healer dia.      

"Udah enakan rasanya di dalam sini, kok Sho." Jovano pun menyahut. "Aku bahkan yakin sekarang aku udah bisa duduk."      

"Beneran?" Shona memandang sangsi ke Jovano. Terkadang bocah lelaki itu berpura-pura kuat agar tidak membuat orang lain cemas padanya.      

Jovano mengangguk. "Nggak percaya, yah? Nih…" Jovano pun berusaha untuk bangkit dan duduk sendiri. Tapi mendadak dia merasa tak nyaman dan punggungnya jatuh lagi menghempas kasurnya.      

"Kak Jo!" Gavin berseru sambil memburu ke kasur Jovano.     

"Kak Jo jangan memaksakan diri!" Voindra juga bergegas ingin menopang Jovano tapi terlambat.      

Sudah ada Shona yang lebih dahulu memegangi Jovano sebelum dia terhempas kuat di atas kasur.      

Shona menghela napas. "Kau ini, Jo…"      

"Aku serius kok waktu bilang dah enakan di dalam sini." Jovano menyentuh perutnya. "Tadi… mendadak merasa pusing aja, sih! He he…"     

Andrea duduk di tepi ranjang sang putra. "Ayo hari ini, Mama akan bantu kamu untuk duduk. Semoga aja besok kamu udah bisa duduk sendiri."     

Jovano tersenyum dan mengangguk. Sepertinya ibunya sekarang ini sudah lebih bisa mempercayai dirinya. "Apalagi hari H ke Kutub Selatan tinggal beberapa hari, ya kan Mom? Aku harus cepat sembuh."     

"Maka dari itu, Jo!" gemas Shona. "Kau masih membutuhkan terapi healer dari aku." Ia melirik ke Andrea, berharap Nyonya Cambion memperbolehkan dia melanjutkan pengobatan untuk Jovano.      

"Aku udah nyiapin pasta obat dan obat lainnya untuk Jo, kok Shosho, makasih untuk perhatian kamu. Sekarang, Shosho harus gantian istirahat biar gak ambruk sakit." Andrea mengelus pipi Shona.      

"Tapi Aunty…"     

"Shosho, meski kamu makan buah roh dan inti Kristal, kalau berhari-hari gak rehat, tubuhmu juga bisa sakit. Ntar mamak kamu bisa ribut ke Aunty." Andrea cubit lembut dagu Shona.      

Lalu, Andrea memandangi para bocah yang ada di kamar itu. "Kalian juga sering bergadang dan jarang tidur, kan? Mulai sekarang, kalian harus balik ke kamar kalian masing-masing, tunggu ampe Jovano bisa jalan, kalian bisa temui dia."     

Nyonya Cambion sengaja melarang lagi para bocah untuk mendekati anaknya karena dia harus memberikan terapi pasta yang akan dia balurkan ke kaki dan beberapa bagian tubuh sang putra.      

Karena itu, Jovano harus telanjang bulat dan tidak boleh tertutupi apapun. Bocah itu pasti akan merasa kurang nyaman meski ditunggui Gavin dan Zevo yang sama-sama lelaki sekalipun.      

Para bocah pun patuh dan mereka mulai keluar satu demi satu setelah pamit pada Jovano. Mereka sudah menemani Jovano selama beberapa hari ini.      

Setelah semua bocah keluar dari kamar itu, Andrea dibantu oleh Dante, membalurkan pasta obat yang sudah dia buat dari ramuan tanaman rumput herbal Jiwa Dewa.      

Ia balurkan pasta di sekujur tubuh sang putra sambil Jovano terus berbaring.      

"Pasta ini bakalan meresap ke tubuh kamu mungkin butuh enam ampe dua belas jam, Jo." Andrea menjelaskan. "Abis itu, kami bakalan balik tubuh kamu dan oleskan pasta obat di bagian belakang dari leher ampe ujung kakimu seperti yang ini."     

Jovano tak merespon apapun kecuali mengangguk.      

Satu yang Andrea ketahui, bahwa semenjak mereka masuk ke Alam Cosmo usai keluar dari Alam Schnee, tubuh para bocah kembali ke usia mereka yang asli.      

Tadinya, di Alam Schnee hari terakhir, usia mereka bertambah nyaris 4 bulan (3 tahun 9 bulan). Bahkan Jovano sempat terlihat tumbuh tinggi menyamai ayahnya dan tampak seperti remaja dewasa.      

Tapi, begitu dia dibawa lagi ke Alam Cosmo, Jovano kembali ke usia 11 tahun, usia asli dia.      

Jovano sempat kecewa ketika dia kembali ke umur 11 tahun ketika dia membuka mata. Tapi dia sadar bahwa pengaturan waktu di Alam Schnee terlalu jauh berbeda dengan di Alam Bumi.      

Jovano sudah menjalani terapi pasta Jiwa Dewa level sempurna selama 2 hari. Pasta obat buatan ibunya memang luar biasa. Dia tidak perlu dibersihkan dari pasta itu karena pasta obat akan meresap semua ke dalam tubuhnya.      

Di hari ketiga, Jovano benar-benar sudah bisa berdiri dan berjalan tanpa bantuan siapapun.      

Andrea lega melihat perkembangan kondisi Jovano. Bahkan sang anak sudah mulai ingin berlatih. "Jangan dulu, Jo. Mendingan jalan-jalan biasa dulu aja."     

"Tapi, Mom! Ini tinggal 4 hari lagi sebelum misi untuk nolong Ivy, ya kan?" Jovano menatap sang ibu, memohon diijinkan untuk mulai berlatih. "Ini agar ketrampilanku tidak tumpul, Mom."     

"Jo, emangnya siapa yang mewajibkan kamu untuk ikutan perang ntar di Kutub Selatan, hmm?" Andrea menatap tajam sang putra.     

"Mom…" erang Jovano. "Tentu saja aku juga harus ikut misi itu…" Wajahnya menunjukkan pengharapan tinggi.      

"Serius, Jo! Kalo kamu belum juga mampu sekuat sebelumnya, dalam arti pulih 100 persen, maka Mama gak akan ijinkan kamu ikut ke Kutub."     

"Mom…"     

"Gak ada rengekan, Jo. Terima aja dan rehat anteng di sini sampe sembuh beneran."     

Jovano ingin mengerang lagi tapi alih-alih begitu, dia melihat sang ayah yang memasuki kamarnya. "Dad… tolong bujuk Mom untuk bolehkan aku ikut misi Ivy…" Sekarang dia ganti merengek ke ayahnya.      

Dante menggusak rambut sang putra. "Patuhi saja mommy kamu, Jo. Dia pasti tau yang terbaik untuk kamu."     

Pun ketika Giorge juga muncul, Jovano merayu Tuan Vampir untuk membantu dia membujuk ibunya agar diperbolehkan ikut ke misi penyelamatan Ivy.      

"Poppa tidak bisa menjanjikan apapun, Jagoan." Giorge menggeleng sambil tersenyum canggung karena Andrea sudah mendelik tajam ke arahnya. Ini jelas kode keras dari sang istri.      

"Tapi, Poppa, aku sudah janji ke Ivy untuk selamatkan dia. Ayolah… kalian… kenapa tidak percaya padaku?" Jovano menatap ketiga orang dewasa di kamarnya, bergantian.      

Myren masuk dengan Ronh untuk menengok kondisi Jovano. Kesempatan ini tidak disia-siakan Jovano untuk meminta bantuan Myren.      

"Sudahlah, Ndre. Kamu tau sendiri kan anakmu ini gimana kalau udah punya mau." Myren gamblang saja bicara, membuat Jovano meringis lebar, senang.      

"Tapi, Kak, dia ini kan—"     

"Kasi dia kesempatan buktikan kesembuhan dia besok, Ndre." Myren memotong ucapan adiknya. "Kalo besok dia tidak bisa menang melawan anakku di pertarungan pedang, maka dia emang harus tetap rehat di sini sampai kita kelar selamatkan Ivy."     

Jovano menelan saliva-nya.      

Myren menoleh ke ponakannya. "Apa kamu berani terima syarat ini, Jo?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.