Devil's Fruit (21+)

Tawaran dari Shona



Tawaran dari Shona

0Fruit 673: Tawaran dari Shona     

Esok paginya, Andrea bangun ketika matahari Cosmo sudah hampir berada di atas kepala persis. Ia segera masuk ke kamar mandi sang anak dan dilihat Myren masih duduk di sisi bak mandi berisi Jovano dan ada Kenzo yang ada di sana juga.      

Ternyata, Kenzo memakai teknik dia untuk bisa mengganti air dengan memakai tenaga magis. Selain itu, dia juga bisa perlahan-lahan menghangatkan air rendaman sehingga Jovano tidak perlu lagi dikeluarkan dari bak hanya untuk mengganti air.      

Andrea tersenyum puas melihat kepraktisan yang dilakukan Kenzo.      

"Tadinya aku juga berpikir begitu," ujar Dante yang muncul di belakang Andrea, "tapi aku terlalu ragu dan takut, makanya aku hanya bisa melakukan secara manual saja." Ia tersenyum miring, menyadari bahwa dia melewatkan kesempatan bertindak praktis. "Selain itu, aku juga lupa kalau aku memiliki api seperti iblis."     

"Nurani seorang ayah biasanya terlalu panik sehingga melupakan hal-hal remeh yang ada." Kenzo memberikan kalimat yang terdengar memahami perasaan kalut Dante. Kali ini, Kenzo tidak bersikap nyinyir pada Tuan Nephilim meski ada kesempatan.      

"Tadi ada anak-anak yang ingin melihat Jovano di sini, tapi aku tidak mengijinkan mereka masuk." Myren silangkan kakinya secara santai. "Tidak apa-apa, kan, kalau aku larang mereka untuk hari ini."     

Andrea tersenyum dan melendot ke Myren sambil memeluk kepala sang kakak karena dia di posisi berdiri. "Tidak apa-apa, kok Kak. Aku malah makasih ke Kakak karena bisa bikin Jo fokus ke berobat dulu untuk beberapa hari ini. Mungkin... dia harus terus di dalam bak sampai dua hari ke depan, setelah itu dia bisa sesekali aja berendam."      

"Apakah kau sudah mengatur waktu di alam ini agar sama dengan alam Bumi?" tanya Myren.      

"Sudah, Kak. Aku tidak bisa terlalu lama dan terlalu sering memakai jam alam Schnee ke Cosmo. Bisa kacau nanti jika bolak balik diubah." Andrea malah kini seenaknya duduk di pangkuan sang kakak.      

"Untung saja aku ini kuat, hm!" Myren menepuk pantat adiknya, gemas akan kelakuan seenaknya Andrea.      

"Justru karena aku tau Kakak kuat, makanya aku berani gini ke Kakak. He he..." Andrea meringis nakal.      

Myren mencubit hidung si adik, ia lega sekarang Andrea sudah sepenuhnya menjadi Andrea. Selain fisiknya kembali normal, kelakuan absurd-nya juga sudah kembali seperti sedia kala. Tapi dia tidak akan mengatakan itu ke adiknya atau Andrea akan ribut nantinya. "Hei, kau ke sini hendak apa?"      

Andrea menatap kakaknya sambil dia secara manja lingkarkan dua lengan ke bahu sang kakak. "Mo gantikan Kakak ama Kenzo. Ya kan, Dan?" Ia menoleh ke suami pertamanya.      

"Tsk! Sana kau kembali tidur. Kemarin kau sudah bekerja keras membunuh ratusan iblis sendirian saja." Myren berlagak mengusir Andrea.      

Dante kernyitkan kening mendengar penuturan Myren, tapi dia sudah memprediksi ini pasti akan terjadi. Maka, dia tidak jadi menanyakan apa yang terjadi kemarin pada Andrea. Ia sudah pernah menyaksikan istrinya beraksi sadis dalam mode iblis.      

"Emangnya Kak Myren kagak capek?" tanya Andrea.      

"Aku kemarin kan hanya menonton kalian saja dari langit. Mana bisa itu dikatakan capek?" Myren memberi alasan yang susah dibantah adiknya.      

"Mmhh... ya udah deh kalo Kak Myren ngusir begini, he he..." Andrea terkekeh sambil julurkan lidahnya. Ia ulurkan tangan ke Dante. Suaminya paham dan menyambut uluran tangan itu untuk ditarik dan Andrea pun bisa beralih dari pangkuan Myren ke pelukan Tuan Nephilim.      

"Sana tidur sampai besok pun tidak masalah." Myren menambahkan lagi.      

"Oh ya, Kak!" Andrea menoleh ke belakang ketika Dante hendak membopongnya. "Shosho dan Vava gimana?"      

"Nggak usah cemaskan mereka. Aku sudah mengatur mengenai mereka juga agar banyak beristirahat sepertimu! Sudah sana kembali tidur!" Myren kibas-kibaskan tangan dengan gerakan mengusir.      

Andrea terkekeh dan meloncat ke gendongan ala bridal yang dipersiapkan sang suami pertama. "Yuk, Dan... kita kemon... hanimun lagi..."     

"Heh!" Myren berseru tertahan.      

Adiknya hanya tertawa sambil melambai dan berkata, "Tapi bo-ong! Ha ha ha! See ya soon!"      

Di tempat para bocah, mereka sedang bersantai sambil sesekali bermain-main dengan anak-anak generasi pertama dari Sabrina. Besar anak-anak singa itu sudah sebesar harimau asli di Bumi Manusia.      

Semua anak-anak Sabrina senang ditemani bermain oleh para bocah, karena mereka tidak mungkin mengajak bermain adik mereka yang masih terlalu kecil.      

Keesokan harinya ketika Shona bertemu dengan Andrea, dia mendekat ke Nyonya Cambion dan berkata, "Aunty, bisakah aku pergi ke Jovano dan membantu menyembuhkan dia?"     

Andrea berhenti dan terdiam sejenak. Kemudian dia kerjap-kerjapkan mata ke Shona sambil berkata, "Aunty sih senang aja kalo Shosho bantu sembuhin Jo, tapi... bukannya Shosho lagi nyembuhin Vava ama para prajurit lainnya?"     

Shona menggeleng. "Kata Uncle Ronh, prajurit sudah tidak perlu dibantu penyembuhan karena mereka sudah berendam dengan rempah di kolam air panas."     

Putri Cambion pun paham, ternyata mereka semua memiliki perencanaan sendiri dan tidak memberitahu dirinya. Mungkin karena khawatir kalau mereka mengganggu Andrea. "Lalu Vava?"     

"Vargana sudah tidak perlu Healer lagi saat ini. Lukanya sudah menutup sempurna, hanya butuh penyembuhan pakai rempah rendaman yang dibuat Aunty." Shona menjelaskan. Pelatihan di Alam Schnee ternyata cukup banyak mengubah sang bungsu Revka. Dia tadinya sangat pendiam dan tertutup, kini sudah bisa banyak berkomunikasi dengan orang lain.     

"Hmm... beneran gak apa, nih?" Andrea menatap Shona yang mengangguk. "Gak ganggu waktu kamu?"     

Shona menggeleng.      

Andrea berpikir sejenak dan merasa ini kesempatan bagus untuk lebih cepat menyembuhkan Jovano. Waktu mereka kurang dari 2 minggu sebelum misi penyelamatan Ivy. "Oke, kalo emang Shosho punya waktu, ayo kita sembuhin Jo!"      

Shona mengangguk dan mengikuti Andrea untuk pergi ke kamar Jovano. Ketika gadis remaja itu masuk ke kamar Jovano, terlihat Myren dan Kenzo masih menjaga di sana.      

"Kak," sapa Andrea ke Myren. "Gimana keadaan Jo sekarang, Ken?" Ia ganti ke Kenzo yang sedang mengganti air dengan tenaga magisnya.      

"Pangeran Muda Jo sudah makin membaik. Bibirnya sudah tidak sepucat kemarin, Putri." Kenzo memberikan laporan.      

"Bahkan Jo udah bisa duduk lumayan tegak sekarang, kok Ndre. Mungkin itu tandanya dia dah tambah kuat, ya kan?" Myren menambahkan.     

"Bagus, deh!" Andrea tersenyum lega sambil makin mendekat ke bak mandi tempat putranya sedang berendam sambil pejamkan mata.      

"Ini kenapa Shona di sini?" tanya Myren, heran adiknya membawa Shona ke kamar mandi Jovano.      

"Shosho kepingin bantu sembuhin Jo." Andrea menoleh ke Shona sambil senyum.      

Tiba-tiba, Jovano membuka matanya.      

"Jo!" Andrea dan Myren hampir bersamaan berseru.      

"Jo! Gimana perasaanmu sekarang?" tanya Shona dengan wajah penuh harap.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.