Devil's Fruit (21+)

Evaluasi (1)



Evaluasi (1)

0Fruit 656: Evaluasi (1)     

Setelah petang datang, semua kegiatan latihan dihentikan dan mereka mulai masuk ke dalam benteng. Tim Blanche kembali ke kastil mereka dan mulai masuk ke kamar masing-masing.      

Seperti biasa, mereka mendapatkan buah energi roh dan inti Kristal dari Myren sebelum masuk ke hunian masing-masing.     

Dan seperti biasa pula, begitu Gazum masuk ke dalam kamarnya, ia segera pergi tidur setelah makan buah dan inti Kristal, sementara anggota yang lain membersihkan diri dan mengobrol sebelum tidur.     

-0-0-0-0-     

Keesokan harinya, tim kembali dipecah seperti kemarin, tim iblis ikut Panglima Ronh pergi ke suatu tempat untuk latihan, dan tim Blanche ikut Panglima Kenz ke halaman benteng.      

"Kali ini, kita akan berlatih mengenai pertarungan dengan senjata. Kalian boleh menggunakan senjata apapun yang nyaman bagi kalian. Untuk Sabrina dan Noir, kalian bisa berlatih hal lainnya dengan Jenderal Myren." Panglima Kenz memberikan perintah.     

Sabrina dan Noir pun patuh dan ikut bersama dengan Myren ke sebuah tempat lainnya.      

Seperti kemarin, latihan dibagi menjadi 2 sesi. Di sesi awal adalah latihan dengan senjata di bawah bimbingan Panglima Kenz.      

Pada sesi kedua, usai jam istirahat tengah hari, mereka harus mempraktekkan apa yang mereka pelajari di sesi 1.     

"Patner praktek kalian adalah yang kemarin kalian pilih." Panglima Kenz berseru demikian.     

Sudah tentu hal ini menimbulkan erangan kecewa dari para anggota Tim Blanche.      

"Lagi-lagi kita harus bertarung. Ayo, tidak apa!"      

Maka, berdasarkan dengan pasangan latih tanding yang kemarin, kini mereka juga harus bertarung menggunakan senjata mereka sesuai yang mereka suka.      

Di depan benteng Bulwark, terdengar ramai denting logam saling bertabrakan. Semua pasangan latih tanding sungguh memberikan upaya terbaik mereka untuk menaklukkan patner mereka masing-masing.      

Panglima Kenz terus mengawasi jalannya latihan sambil dia mencatat di lempengan khusus mengenai apa kelemahan dan keunggulan masing-masing orang.      

Lempengan yang digunakan oleh Kenzo adalah sebuah batu berbentuk segi empat tipis yang akan menulis sendiri sesuai dengan pikiran Kenzo. Maka, itu tidak memerlukan alat tulis apapun, cukup dia memikirkan kalimatnya dan di lempengan tersebut akan muncul tulisan sesuai dengan yang dia pikirkan.      

Ajaib? Tentu. Karena itu alat magis yang memang bekerja berdasarkan ilmu sihir. Alat itu biasa digunakan di Underworld untuk para iblis yang bertugas dalam administrasi kerajaan.      

Oleh sebab itu, biasanya alat magis seperti itu hanya bisa digunakan Iblis yang memiliki kekuatan yang cukup tinggi. Mereka juga bisa menuliskan sesuatu di buku seperti yang ada di dunia manusia. Namun, buku-buku di alam Underworld biasanya terbuat dari kulit, bukan kertas.     

Nah, kembali ke pelatihan Tim Blanche, Panglima Kenz mencacat dengan benar apa saja perkembangan milik masing-masing anggota Tim Blanche, agar nantinya bisa diserahkan ke Myren untuk dibaca dan dimengerti apa yang bisa mereka lakukan sebagai evaluasi.      

Ketika petang menjelang, semua tim berhenti latihan dan kembali masuk ke benteng. Kemudian, buah energi roh dan inti Kristal dibagikan ke semua orang, sesudah itu dua panglima dan jenderal pun berdiskusi bersama di kamar Myren.      

Seperti biasa, Kenzo menyerahkan lempengan-lempengan hasil pengamatan dia pada latihan Tim Blanche hari ini ke Myren untuk di evaluasi.      

Myren membaca sebentar lempengan di depannya dan mengangguk-angguk kecil. "Hmm… jadi kekurangan Voindra pada kekuatan fisik dia. Dan dia sering kesulitan jika menangkis serangan yang datang dari arah kiri dia."      

"Tapi lihat, dia sangat lincah menghindar sambil berguling." Kenzo menunjukkan aspek keunggulan Voindra.      

"Mungkin karena dia kecil, jadi dia gampang melakukannya." Ronh berpendapat.      

"Bisa jadi." Myren mengelus dagunya.      

"Nah, kalau Shona, dia unggul dalam hal ketenangan ketika bertempur. Dia tidak gegabah bergerak untuk berkelit. Tapi gerakan dia terlalu kaku."     

"Mungkin ragu-ragu?"     

"Tidak, tidak, aku rasa itu karena dia terlalu waspada, sehingga dia malah kurang santai."     

"Bagaimana dengan Jovano?"     

"Ahh… bocah itu… apalagi yang bisa dikatakan mengenai dia… ha ha ha…"     

"Ha ha… Kenz benar. Jo ini seakan-akan susah dicari celahnya."     

"Tapi pasti ada, kan? Kita meski sehebat apapun, pasti ada celahnya, ya kan?" Myren menatap dua panglimanya bergantian.     

Kenzo balik menatap Myren dan bicara ke Ronh. "Kamu tau kelemahan Jenderal?"      

Ronh terkekeh. "Sebagai orang kepercayaan Jenderal, tentu saja aku tau, tapi… aku takkan memberitau padamu mengenai itu, Kenz."     

"Ini kita tidak bicara mengenai kelemahan di atas ranjang, loh Ronh." Kenzo mengerling nakal ke rekan panglimanya.      

"Ha ha… dan aku juga tidak berpikir ke aspek yang itu, Kenz." Ronh menimpali.     

"Hei, hei," cegah Myren dengan suara berat. "aku masih di sini dan kalian bisa enteng sekali menggosip mengenai diriku. Hm…"     

Kenzo tertawa kecil sambil menjawab, "Ha ha, bukankah ini bagus daripada kami membicarakan Jenderal di belakangmu?"      

Ronh ikut tertawa.      

Maka, sebelum tengah malam, mereka pun selesai berdiskusi dan Kenzo kembali ke kamarnya.      

Karena kini tidak ada lagi Raja Naga Iblis Heilong yang ikut pelatihan, Kenzo meminta agar kamar kosong yang ada di kastil digunakan untuk dia dan Gazum.      

Ketika Kenzo masuk ke kamar yang dia tempati bersama Gazum, si rajawali angin tersebut sudah pulas di tempat tidur. Ia terkekeh kecil karena paham Gazum memiliki mutiara ilusi di kepalanya, maka tidak heran jika si burung besar sangat rajin pergi tidur.      

Menggeleng sambil tersenyum geli, Kenzo pun naik ke tempat tidur dia sendiri dan mulai tidur, meski sebenarnya iblis tidak ada kebutuhan mengenai tidur. Apalagi iblis kuat seperti dirinya.      

Namun, iblis juga terkadang meniru manusia dan tidur hanya untuk kesenangan saja. Jadi… biarkan saja mereka tidur, apapun alasannya.      

-0-0-0-0-     

Esok harinya, sesuai dengan yang sudah dirundingkan dengan Myren dan Ronh semalam, Kenzo membawa Tim Blanche ke halaman benteng Bulwark, sementara tim iblis dibawa lagi oleh Ronh ke daerah lain.      

"Hari ini, aku akan bertarung dengan masing-masing dari kalian, dibantu oleh Jenderal. Untuk Jenderal, dia akan bertarung dengan yang dewasa, sedangkan aku dengan anak-anak." Kenzo memberitau jadwal latihan Tim Blanche hari ini.      

Maka, mereka dibagi lagi menjadi dua grup: dewasa dan para bocah.      

Orang dewasa mengikuti Myren agak menjauh dari kumpulan para bocah.      

"Soldiers! Aku akan bertarung dengan kalian menggunakan tangan kosong. Dan setelah jam istirahat tengah hari nanti, kita akan bertarung menggunakan senjata pilihan masing-masing." Myren berseru ke kumpulan orang dewasa.      

"Siap, Jenderal!" seru tim dewasa.      

"Baik! Aku akan memilih secara acak siapa lawan latih tandingku! Pangeran Djanh, silahkan maju!" Myren sengaja memilih Pangeran Djanh di awal karena ia tau, lelaki dari Kerajaan Huvro itu sangat kuat. Myren tidak mau melawannya di kondisi lelah.      

Pangeran Djanh menyeringai dan bergerak maju. Mereka akan saling mengadu kemampuan bela diri tangan kosong mereka. Dan sepertinya sang pangeran tau mengapa dirinya dipilih pertama kali oleh Myren.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.