Devil's Fruit (21+)

Memanggil Druana



Memanggil Druana

0Fruit 996: Memanggil Druana     

Gadis terluka dan lemah itu memandang lemah ke ibunya, mencoba menengokkan kepala dia mencari raut sang ibu. "Ma ... aku capek, gak kuat lagi ..." lirihnya. Tubuhnya mulai dingin.     

Mendengar lirih suara sang putri, Myren mulai panik. "Va! Va jangan gitu, Va!" teriaknya kalut. "Va, please jangan bikin Mama jantungan, Va! Kamu gak boleh nyerah! Jangan nyerah, Varga!"      

Andrea dan yang lainnya juga ikut panik melihat Vargana mulai menyerah.     

"Kak, tahan Vava dulu jangan sampai dia bablas! Aku mo coba bikin pil!" Sang Putri Cambion itu pun segera masuk ke Alam Cosmo untuk membuat pil alkemia. Dia mengundang Rogard masuk juga untuk menjadi asistennya.      

Andrea langsung mencari dokumen yang dia punyai mengenai pil yang sekiranya bisa menyelamatkan Vargana. Dia tidak boleh kehilangan sang keponakan. Tidak boleh!     

"Ayo, Ro! Kita mulai!" seru Andrea sembari dia mulai meracik tanaman yang sudah dia kumpulkan di Pondok Alkemia.     

Rogard bekerja cepat karena tau ini sangat mendesak. Bahkan dia sangat berkonsentrasi ketika membersihkan bahan herbalnya. Ini menyangkut nyawa rekan penting satu timnya.      

Meski Andrea sendiri belum pernah membuat pil yang dia pilih ini, tapi dia harus percaya diri demi Vargana.      

Di alam pribadi Jovano, Shona dan Myren mulai gila-gilaan memberikan tenaga kepada Vargana. Apalagi Shona. Ini merupakan tekanan juga bagi dia sebagai seorang healer. Apa jadinya jika dia gagal menolong Vargana?     

Sedangkan Pangeran Abvru makin gelisah. Dia ingin bicara banyak pada Vargana, tapi karena ada banyak orang, maka dia urung. Dia juga panik melihat Vargana makin memucat putih.      

Bisa dia lihat, perut Vargana benar-benar berlubang, dan entah organ apa saja yang sudah musnah dari sana. Inilah yang sebenarnya membuat kondisi Vargana drop. Bayangkan saja jika organ penting seperti liver, lambung, ginjal atau usus hilang atau rusak parah, apa yang akan terjadi?     

Inilah yang sedang diupayakan oleh Shona, untuk menciptakan kembali organ-organ yang hilang atau hancur. Tapi karena dia masih sangat muda sebagai seorang healer, maka tak heran jika dia masih sangat kesulitan untuk memulihkan semua organ penting Vargana di bagian perut.     

"Panggil Druana! Panggil Druana!" seru Myren, teringat bahwa ada iblis medis Druana yang lebih hebat dan senior sebagai healer.      

Ronh pun minta keluar dari sana dan Jovano mengiyakan. Segera usai Ronh keluar, dia langsung melesat mencari Druana.      

Karena Druana adalah iblis medis yang nyentrik dan bebas, dia bisa dianggap seperti freelancer. Mencarinya juga gampang-gampang susah.      

Sementara itu, Vargana masih mencoba bertahan setelah banyak orang menyemangati dia. Gadis itu menatap rekan tim dia di sekitarnya, dan pandangan dia berhenti di Pangeran Abvru.      

Sang pangeran menunduk malu ketika tatapan Vargana terarah padanya, lama. Dan dia pun angkat wajahnya dengan pandangan memohon tanpa berkata-kata.      

Vargana sepertinya mengerti arti tatapan dari si pengeran berambut perak itu. Ya, dia memang sempat benci dan marah pada Pangeran Abvru, namun ... dia juga tau dirinya terlalu banyak menggoda si pangeran dan mungkin juga kelewatan mengganggu incubus itu.      

Oleh karena memikirkan itu, Vargana pun mulai meluluhkan semua marah dia pada Pangeran Abvru. Toh, andaikan hari ini dia mati, dia tidak ingin memiliki hutang dendam apapun pada siapapun. Andaikan dia mati, dia ingin mati dalam keadaan tenang dan rela.     

Memunculkan senyum tipis pada Pangeran Abvru dengan bibir sepucat kertas, sang pangeran merasa lebih bersalah lagi. Dia sudah keterlaluan menghukum gadis itu. Lihatlah kini hasilnya jika hanya mengedepankan emosi saja. Gadis muda menjadi korban.      

Melalui tatapannya, Pangeran Abvru menyampaikan permintaan maaf dia sangat mendalam. Dan gadis itu seolah mengetahui makna yang ditampilkan oleh si pangeran. Dia mengangguk kecil.      

"Berjuanglah, Va." Tiba-tiba Pangeran Abvru memunculkan kalimatnya meski lirih ke Vargana.      

"Teri....ma ... kasi-siihh." Vargana membalas pelan juga ke Pangeran Abvru. "Akan ... ber-ju...angghh ... mmghh ... Ma ... rasanya sa-kit se....kali ..." Dia menoleh ke ibunya. "Dingin ..."      

Myren segera memeluk erat sang putri sambil memunculkan selimut dari bulu beast untuk membungkus tubuh bawah putri sulungnya. Voindra sudah menangis tersedu-sedu di dada Gavin. Dia tidak bisa mendekat ke kakaknya karena sudah ada Shona dan Pangeran Abvru di sana. Voindra amat sangat ketakutan jika kehilangan si kakak.     

Voindra dari dulu tidak pernah mendapatkan perlakuan buruk dari sang kakak. Vargana sebagai kakak sangat menyayangi dia, sesuatu yang sebenarnya cukup jarang terjadi pada anak perempuan yang jarak usianya cukup dekat.      

Tapi nyatanya, Vargana teramat menyayangi sang adik dan hanya menggoda saja tidak sampai membuat mereka bermusuhan ataupun bertengkar. Inilah kenapa hubungan mereka begitu solid.     

Sementara Ronh sedang mencari Druana, dan juga Andrea serta Rogard berjuang membuat pil di Pondok Alkemia Alam Cosmo, Shona tetap kerahkan energi healer dia untuk Vargana.     

Shona yakin jika energi healer juga akan mampu menciptakan organ baru. Namun, apakah dia sanggup mencapai level itu?     

"Aku datang bawa Druana!" Ronh tiba-tiba muncul bersama seorang iblis wanita yang cantik, seksi dan pandangan matanya binal. Dia dulunya biasa menangani Andrea semenjak putri cambion itu hamil Jovano.     

"Hai, semoga kalian dalam keadaan baik semuanya." Druana melambai genit ke semua orang di sana, termasuk ke Pangeran Djanh yang baru saja masuk. Mereka berdua dulunya beberapa kali bermain-main gila jika bertemu. Namun, karena ada Revka, mana berani Druana bersikap sembarangan? "Ohh, apakah ini pasiennya?" Dia mendekat ke Shona. "Astaga ..."     

"Kenapa, Dru? Apakah terlalu gawat? Masih bisa ditolong, kan?" Myren menatap penuh harap ke Druana.      

"Hm, jujur saja ini memang parah dan gawat, Putri Myren." Druana berjongkok di depan Vargana.      

"Anda mau ganti ke sini?" Pangeran Abvru menawarkan diri pada Druana.     

"Ohh, tidak usah, aku bisa di sini saja ... Pangeran Abvru dari Isvax, kan?" Druana tersenyum ke pangeran itu.      

Pangeran Abvru mengangguk. "Ya, saya Abvru dari Isvax."      

"Oke, aku akan mulai, yah!" Druana pun bersiap-siap dan mulai memunculkan energi healer dia. Kabut healer yang muncul dari Druana berbeda sedikit dari milik Shona. Milik dia berwarna lebih hijau dan lebih pekat juga, menandakan levelnya lebih tinggi.      

Shona sangat tertegun kagum akan energi yang dipancarkan Druana. Entah kapan dia bisa mencapai level demikian.      

Telapak tangan Druana mengarah ke perut berlubang Vargana. Energi Druana masuk secara besar-besaran. Tak ada banyak waktu lagi, karena ini sudah terlalu lama sejak Vargana terluka. Maka, tak heran jika aliran cahaya kabut energi hijau Druana yang pekat masuk secara masif ke perut Vargana.     

Dalam waktu beberapa menit, terciptalah organ usus Vargana. Semua orang di sana menahan sorak girang mereka. Ini membuat harapan mereka naik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.