Devil's Fruit (21+)

Kau Milikku (21+)



Kau Milikku (21+)

1Fruit 991: Kau Milikku (21+)     

Shona seketika terlonjak kaget ketika dia merasakan ada benda yang kokoh, tegang, keras berotot dan besar ditenggelamkan ke dalam liang sempit miliknya.      

Namun, belum sempat dia berkata apapun, sang pangeran yang sedang menindih itu lekas menyumpal mulutnya. Bibir mereka kembali bertaut lekat dalam cumbuan.      

Walaupun Shona baru kali ini melakukan penetrasi pertamanya, tapi karena dia bukanlah manusia, maka dia tidak mengalami namanya robeknya selaput daranya ataupun keluarnya darah perawan. Yang dia rasakan hanya rasa nyeri pada awalnya, bagian kewanitaan dia terasa sangat penuh.      

Mengetahui Shona sedang mencoba beradaptasi dengan miliknya, Pangeran Zaghar pun terus membuai si gadis dengan cumbuan dan sentuhan dia pada pucuk dada, memilin benda itu agar Shona bisa teralihkan dari rasa menyengat di selatan sana.      

Tampaknya upaya sang pangeran berhasil. Shona tidak lagi fokus pada rasa sakitnya dan mulai menikmati apa yang diberikan oleh Pangeran Zaghar. Ia pun melepaskan cumbuan dan memilih untuk palingkan wajah ke samping sembari dua lengannya melingkar posesif pada leher sang pangeran sembari tubuhnya dihentak-hentak.      

"Angh! Hangh! Arghh!" Shona yang baru sekali ini merasakan apa itu persetubuhan, apa itu gairah seksual, ini terus menenggelamkan dia dalam lautan libido yang sangat baru namun mulai dia sukai.      

Pangeran Zaghar yang terus mendapatkan kekuatan energi melalui persenggamaan ini, ia semakin bersemangat menggerakkan pusakanya dalam-dalam di liang amatir Shona. Apalagi wajah yang ditampilkan oleh Shona sungguh memikat.      

"No-Nona ... Shona ... kau ... luar biasa ... mrrghh ... apakah ini menyakitkan? Hm? Masih menyakitkan?" tanya Pangeran Zaghar sambil terus mengayunkan tubuh mereka dalam buaian seksual.      

Shona memberanikan diri menatap balik ke Pangeran Zaghar dan berkata, "Shona ... mmghh ... panggil Sho-na sajjaahh, aaghh ... Pangeran ... tidak sakit lagi ... haaghh ..."     

"Zaghar ... panggil saja Zaghar, Sho. Erghh ... ini sangat luar biasa rasanya, Sho ... Sho, kau juga merasakan nikmat, ya kan?" Sang pangeran sambil menjulurkan tangan kirinya ke bawah demi menjangkau benda kecil peka milik sang gadis succubus.      

"Arghh! Pa-eeggnhh ... Zaghaarr ... haanghh ... enak, ougghh ... ternyata seenak ini ..." Shona tidak bisa menyangkalnya, apalagi dalam keadaan seperti ini. Mana sempat dia memikirkan kalimat untuk berdusta?     

Pangeran Zaghar kaget juga mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh Shona. Ternyata seenak ini? Begitu yang dikatakan gadis itu? "Sho ... Sho ... apakah ini ... ini pertama untukmu, hm?"      

"Hanghh ... tentu saja, arghh ... Zaghaarr ... aargnhh di situ ... arghh, enaakkhh ... agghh ..." Shona tidak berbohong ketika dia menyebutkan adanya yang terasa enak pada sentuhan sang pangeran.      

Betapa senangnya Pangeran Zaghar karena dia adalah sosok pertama bagi Shona. Ini semakin mengobarkan bara dalam libidonya. "Mana yang enak, Sho sayank?" Bahkan dia kini berani menyebut gadis itu secara spesial. "Katakan padaku, mana yang terasa enak, hm?"     

Shona merona, mana mungkin dia bisa menyebut bagian yang dia maksud? Itu terlalu memalukan bagi gadis yang masih hijau ini. "I-ituu ... itu ... yang kau sentuh ... tanganmu ... Zaa ... ourrhhh ... aaghh ... rasanya ada yang mendesak keluar ... seperti tadi ..."      

"Ini kah?" Jemari Pangeran Zaghar semakin agresif bergerak mengelus cepat mutiara mungil yang dimaksud Shona hingga gadis itu mulai menggeliat antara geli dan enak. "Ayo, sayank ... keluarkan saja yang ingin kau keluarkan."      

"Zaghaarr ... mmghh ... rasanya aneh di perutku ... aarghh ..." Shona menatap Pangeran Zaghar dengan pandangan sayu.      

Si pangeran semakin tenggelam dalam jatuh cintanya pada sang gadis ini. "Ayo, keluarkan saja, Sho, keluarkan seperti tadi, sayank." Mereka terus berpandangan sembari jari pangeran incubus itu terus menggesek di sana.      

"Zag! Zaaghaarr! Zaghaarrr! Aku tidak kuat lagiiihh! Aaghh! Aaghhh! ARRGHH!" Shona pejamkan mata ketika dia mulai semburkan cairan sembari tubuhnya mulai mengejang-kejang kecil saat dilanda orgasme.      

Dengan cepat, cairan Shona tadi langsung diserap oleh tubuh Pangeran Zaghar, diubah menjadi tenaga. Gadis itu sudah dua kali orgasme, memberikan cairan tenaga untuk dirinya, mana mungkin sang pangeran tidak makin tergila-gila. "Sho ... Sho ... jadilah milikku! Jadilah milikku! Erghh! Hrrghh!"      

Shona menatap bingung atas perkataan dari sang pangeran yang membelai pendengaran dia. Apa tadi yang dikatakan Pangeran Zaghar? Menjadi milik lelaki itu? Milik si pangeran itu? Hatinya berdegup kencang.     

Dia tidak pernah mengalami cinta sebelum ini. Ohh, pernah, tapi itu hanya cinta sepihak saja dan lekas dia hilangkan karena tidak yakin si lelakinya akan membalas perasaan dia karena sang pria telah jatuh cinta tergila-gila pada wanita lain.      

Dan kini dia malah mendapatkan sebuah lamaran dari seorang lelaki. Lamaran? Apakah untuk menjadi istri? Tidak! Pasti tidak akan seserius itu, kan? Shona yakin dia hanya dilamar untuk menjadi pacar saja.      

Maka, tanpa berpikir jauh mengenai tawaran Pangeran Zaghar, ia pun mengangguk dan segera merasa malu sendiri sehingga dia pun alihkan pandangan ke samping, enggan untuk menatap tatapan intens si pangeran.      

Mendapati respon Shona begitu menggemaskan, Pangeran Zaghar semakin terletup gairahnya. Dia pun merosot ke bawah usai melepaskan miliknya dari lorong sempit Shona, menjadikan tubuh gadis itu terlonjak kaget akan rasa ngilu di sana yang mendapatkan pencabutan tiba-tiba.     

Namun, rasa terkejutnya tergantikan dengan kejutan lain ketika mulut beserta lidah sang pangeran sudah mencapai bagian tersensitif dia di area paling intimnya. Ia melenguh dan mengerang lirih, kemudian semakin merasa malu karena dua pahanya di tekuk ke atas sambil ditahan.      

Tapi apa daya Shona selain memejamkan mata sembari merintih ketika dirinya terus didera siksaan seksual oleh mulut Pangeran Zaghar di bawah sana, hingga tak butuh waktu lama ketika dia menyerahkan kembali cairannya. Shona pasrah karena mengira sang pangeran masih membutuhkan tenaga lebih banyak sehingga tiga kali 'memanen' miliknya.     

Begitu Shona disesap habis cairannya oleh Pangeran Zaghar, pria incubus itu langsung saja memasukkan kembali batang pusaka dia ke liang sempit Shona dan segera memompanya karena liang itu sudah lebih adaptif akan batangnya.      

Tubuh mekar Shona terlonjak-lonjak sensual dengan kedua payudaranya bergerak-gerak indah sehingga gadis itu malu dan menangkupkan dua lengannya di depan dada sementara dua pahanya masih ditekuk dan ditahan dua tangan si pangeran.     

"Agh! Zag-aarrghh!"      

"Hrghh! Aku ingin lagi, sayank, berikan padaku, erghh!"      

Pandangan sayu Shona pada sang pangeran direspon dengan dua lengan Zaghar diselipkan di tekukan lutut si gadis sambil pria itu merunduk untuk mencumbu bibir kenyal Shona.      

Kian lama, pompaan milik Pangeran Zaghar terus cepat dan makin cepat hingga Shona melepaskan bibir mereka untuk dia bisa bernapas dan memburaikan erangan dan rintihannya lebih leluasa. "Hangh! Argh! Hangh! Zaghar! Aghrrhh!"     

Posisi sodokan sang pangeran menyebabkan ujung pusaka itu terus menohok sesuatu di dalam sana yang membuat Shona bagai tersengat setiap titik itu disodok. Terus dan terus menyebabkan gadis itu tidak bertahan.      

"Zaaaghaarrrhh! Arrghh!!!" Shona kembali menyerah dan tubuhnya kembali kejang-kejang kecil saat orgasme.      

Sedangkan Pangeran Zaghar pun makin menggiatkan pinggulnya memompakan sang batang di dalam. Dia juga ingin memberi energi pada Shona karena saat ini dia sudah berlimpahkan itu dari beberapa orgasme Shona. "Sho! Shona! Sayank! Terima cairanku! Alihkan itu jadi energi! Hargh! Ayo, sayank! Alihkan jadi energi!"     

Shona tak tau apa yang dibicarakan pria di atasnya. Rautnya kebingungan, dia belum pernah mengetahui cara mengubah cairan sperma menjadi energi.      

"Fokuskan saja apapun yang kau terima untuk masuk ke tubuhmu jadi energi, kecuali kau ingin hamil anakku segera."     

Mendengar ucapan sang pria, Shona bergidik ngeri dan ia pun memejamkan mata untuk berkonsentrasi penuh.      

"Hampir! Sho! Bersiap! Argh! Harkh! Sho-ARGHH!!!" Pangeran Zaghar pun menyemprotkan banyak cairan hangatnya pada Shona.     

Gadis itu bisa merasakan dengan jelas adanya air sedikit panas di lorong intim dia dan dia lekas berkonsentrasi memikirkan itu menjadi tenaga. 'Tenaga! Tenaga! Tenaga!' serunya dalam batin.      

Saat Shona membuka matanya, dia melihat lelaki yang menindihnya juga menatap dia, tersenyum dan kemudian mengecup bibir lalu keningnya secara lembut.      

"Kau milikku, Shona."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.