Devil's Fruit (21+)

Memilih



Memilih

2Fruit 969: Memilih     

Setelah Jovano datang ke mansion sesuai dengan panggilan sang ibu, si sulung mulai diberitahu mengenai apa yang sedang terjadi di Underworld, dan apa saja yang disampaikan oleh Pangeran Djanh.      

"Apakah Mom akan mengungsikan kami semua ke Cosmo?" tanya Jovano setelah dia mendengar semua yang dijabarkan oleh ibunya.      

"Mama gak tau enaknya gimana. Mama sih kepinginnya kalian semua baik-baik aja kagak luka sedikitpun." Andrea duduk di sofa setelah mereka bersama-sama ke ruang tengah.      

"Mom, aku ingin ikut bertempur." Jovano berdiri dengan sikap gagah dan yakin.     

"Jo!" Sang ibu mendelik ke putra sulungnya.      

"What?" Jovano memandang ibunya tanpa merasa bersalah. "Apa salahnya kalo aku kepingin ikut berperang dan sekalian menempa diriku, Mom?"     

"Aku ikut!" Gavin langsung berdiri di sebelah Jovano. Jika Jovano turut, bagaimana mungkin dia tidak serta?     

"Aku dan si hitam jelek itu pasti juga akan ikut berperang untuk kerajaan Mama." Shiro berkata sambil mewakilkan sang kembaran yang kini masih berada di Alam Cosmo.     

"Tapi ini bukan perang lawan vampir yang ecek-ecek, loh gaes! Ini tuh lawan iblis. Sesama iblis! Kekuatannya jelas beda ama vampir yang kemarin!" Andrea berseru agar para remaja di depannya bisa memikirkan ulang kemauan mereka untuk ikut berperang.      

"Ehem! Sayank ..." Tuan Nephilim berdehem sambil memberi kode ke istrinya bahwa di sana ada Ivy yang merupakan seorang dari ras vampir.      

Andrea segera tersadar dan lekas berucap, "Yah, maksudku ... bukan berarti bahwa vampir itu sosok lemah lunglai juga, sih! Maksudku ... ayolah ... kalian pasti paham apa maksudku, ya kan?" Dia malah tak bisa menemukan kalimat yang bisa meralat ataupun meringankan kalimat tajam dia sebelumnya mengenai kekuatan vampir.      

Apakah Ivy tersinggung? Jelas! Tapi dia diam saja karena dia paham, percuma dia sok ngambek atau kabur seperti dulu karena ini juga menyangkut ancaman pada nyawanya. Sebagai anak dari Andrea, seorang putri Cambion Hera tersohor di Underworld, banyak iblis yang sebenarnya mengincar ingin menaklukkan Andrea, bahkan ingin memakan Andrea untuk kekuatan.     

Nah, sebagai anak dari Andrea, Ivy juga tidak luput dari incaran para iblis untuk dihabisi. Saat ini dia tidak memiliki banyak kekuatan. Dia masihlah vampir bocah yang belum ada apa-apanya dibandingkan para iblis, apalagi yang sudah berusia ribuan tahun.      

Ivy saat diserang iblis remaja usia ratusan tahun saja dia tidak berkutik sama sekali, apalagi golongan iblis tua? Maka dari itu, dia harus menahan diri, menahan gejolak hatinya agar bisa selamat juga.      

"Yodah gini aja, yang ikut perang cuma Tim Blanche." Andrea akhirnya membuat keputusan itu karena rasanya percuma saja membendung si putra sulung yang selalu berkobar jika berkaitan dengan penempaan diri.      

Maka, akhirnya Andrea memasukkan mereka semua terlebih dahulu ke Alam Cosmo.      

"Jadi gini ... Ivy, beb Shelly, Zizi, dan Ranran tetap di dalam Alam Cosmo." Andrea mulai membagi orang.      

"Aunty, kenapa aku tidak diikutkan?" Kiran menatap protes ke Andrea.      

"Ranran, kan tadi Aunty udah bilang, yang boleh ikut perang cuma Tim Blanche. Dan Ranran bukan termasuk Tim Blanche, ya kan?" Senyuman Andrea dikeluarkan agar Kiran bisa terbius dan patuh.      

Sayangnya, Andrea lupa bahwa Kiran adalah sama-sama Cambion seperti dirinya, dan itu tidak mempan untuk si gadis kecil.      

Kiran pun menggeleng menolak dan berkata, "Aunty, aku sudah susah payah dan berdarah-darah berlatih berhari-hari, tentu saja tujuannya untuk menempa diri. Jika aku terus disembunyikan, bagaimana aku bisa bertambah kuat?"     

Si Cambion Hera sedikit terusik hatinya mendengar ucapan Kiran. Apa yang dikatakan oleh Kiran memang tidak salah sama sekali, bahkan itu sangat masuk akal dan logika. Benar, jika gadis itu terus saja disembunyikan, maka kapan si gadis bisa tumbuh jadi sosok yang kuat?     

"Maaf, Ranran, itu sudah jadi keputusan Aunty. Ranran aku tugaskan di sini untuk jaga Ivy, gimana? Kalo Zizi kan udah dijaga ama mama kamu, nah, kamu Aunty minta jagain Ivy aja selama dia di Cosmo, jadi teman main dia biar dia gak bosan di sini, oke?" Andrea sudah membuat keputusan.      

Kiran berpikir berkali-kali. Dia menempak diri selama seminggu ini demi agar bisa menjaga Ivy, idola dia. Dan sedangkan kini, dia diminta untuk menjaga sang idola meski jatuhnya lebih untuk teman bermain agar Ivy tidak bosan. "Memangnya ada bahaya di alam Cosmo?"     

"Ada." Andrea langsung saja menyahut demikian dan dia secara telepati pun berujar ke Kiran. 'Tolong jaga Ivy agar dia tidak berbuat mengerikan seperti dahulu di sini. Dia dulu pernah membunuh salah satu anak dari macan Sabrina secara brutal.'     

Kiran sudah hendak membelalakkan matanya atas apa yang dia dengar di telinganya dari Andrea, tapi sang Cambion Hera sudah mengingatkan untuk tidak menunjukkan gelagat aneh apapun agar tidak ada yang curiga mereka sedang berkomunikasi menggunakan media telepati.      

'Ya, mungkin waktu itu umur Ranran masih sangat kecil ketika Ivy melakukan itu ke salah satu anak Bree.'      

Mendapatkan informasi nyata apa yang terjadi sewaktu dia dulu masih sangat kecil dan itu dilakukan oleh sang idola, membuat Kiran sangat terkejut.      

'Ranran, jangan benci Ivy, yah! Dia waktu itu sedang tak bisa menguasai diri dia yang dikuasai hawa vampir sehingga dia lakuin itu ke anaknya Bree. Tapi Aunty percaya Ivy sekarang nggak sesadis dulu. Ivy sekarang sudah bisa kendalikan dirinya, tapi Aunty tetap minta tolong ke Ranran untuk terus awasi Ivy. Yah!' Lalu Andrea mengakhiri telepatinya.      

"Gimana, jadinya Tim Blanche nanti keluar dan langsung ke Underworld?" tanya Jovano.      

"Mama akan keluarkan Tim Blanche kalo udah nyampe ke Underworld aja. Ohh, tapi kayaknya untuk para beast kagak usah ikut. Mama gak mau mereka kenapa-kenapa." Andrea menoleh ke Sabrina dan Noir. "Bukan maksud aku kecilkan kalian, loh yah ... tapi ini karena aku sayang ma kalian. Jangan tersinggung, oke? Karena kita belum tau seperti apa level iblis yang bakalan kita hadapi nanti di Underworld."     

"Kami akan selalu mematuhi apapun ucapan Nyonya." Sabrina menampilkan raut setia dia. Sebagai seekor beast biasa dulunya, kini dia sudah nyaris menembus batasan untuk menjadi siluman merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. Semua itu berkat Andrea dan segala penemuan yang bisa meningkatkan kekuatan seperti buah energi roh dan inti kristal.      

"Aku ikut apapun kata Nyonya dan Tuan." Noir juga bersuara sama seperti istrinya. Mereka sadar diri bahwa kekuatan mereka belum cukup untuk mengimbangi iblis. Bahkan dulu mereka bertarung melawan hewan iblis saja mereka nyaris mati. "Kami tidak perlu tersinggung karena kami sudah mengetahui batas kemampuan kami sendiri."     

Andrea lega mendengar itu. "Aku nanti akan mengajak Paman Heilong dan Paman Weilong. Mereka masih bertapa?"     

"Masih, Nyonya, di bukit biasanya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.