Devil's Fruit (21+)

Apakah Ada Konspirasi?



Apakah Ada Konspirasi?

0Fruit 951: Apakah Ada Konspirasi?     

"Yah, di sini, kita syukuri aja bahwa ilmu array dia kagak sehebat aku atau Jo." Andrea menepuk pahanya sendiri. Ia melirik Ivy yang duduk di dekatnya.      

"Halah, Mom mulai sombong, deh!" goda Jovano.      

"Ya kan Mama cuma menjalankan karakter iblis biar kagak OOC, he he ..." sahut Andrea penuh alasan.      

"Oke, oke, jadi ... alasan mereka berbuat begitu pada Ivy karena masalah Deandra. Ya, kan?" Lagi-lagi, Dante harus menggiring pembicaraan ke arah serius kembali karena anak dan istrinya itu paling suka berdebat tak jelas dan tak penting di tengah-tengah percakapan serius.      

Pembicaraan mulai terinterupsi ketika munculnya Zivena dari kamar tidur, melongok dari lorong lantai dua ke arah bawah, menatap kumpulan orang-orang yang duduk di sofa ruang tengah.      

"Ehh! Zizi udah bangun!" seru Andrea ketika melihat bungsu dia sudah sadar dari tidur panjangnya. Ya, memang Zivena baru terbangun usai dia terakhir kali 'menyembuhkan' histeria dari Ivy.      

Secara kilat, Andrea langsung saja muncul di dekat sang putri bungsu dan segera menggendong turun Zivena menggunakan teleportasi lagi ke tempat semula, sofa ruang tengah.     

"Haiihh, yang katanya punya peraturan tegas no magic di dalam rumah." Jovano jelas menyindir ibunya.      

Andrea mendelik dan memberi kode agar si sulung diam karena Dante sudah hendak kesal daritadi dua ibu dan anak saling debat kusir terus. "Oke, fokus ke masalah Ivy. Teruskan, Papa Dante." Ia sudah memangku Zivena dan memandang ke arah suaminya.      

"Oke, jangan ada lagi yang bercanda, yah! Ini kita sedang membahas masalah aneh dan juga misterius." Tuan Nephilim menatap tajam ke Andrea dan juga ke putra bungsunya. "Ditemukan array penghalang, namun lemah. Itu tandanya memang mereka tidak mahir karena masih mentah ilmunya dalam array, atau itu dibuat tergesa-gesa."     

"Ahh, iya juga, tuh!" Jovano teringat mengenai itu. "Array juga bisa menjadi lemah jika kita terlalu terburu-buru bikinnya dan itu bisa bikin kacau keseimbangan koordinat dan elemen yang dibangun untuk array. Ya, kan Mom?" Ia melirik ke ibunya.      

"Ya, ya, ya ... aku setuju pendapat Jo." Andrea angguk-anggukkan kepala. "Tapi kalau menurutku, pelakunya masih receh soal array. Itu array kan untuk jebak Ivy, nah, pasti udah dibuat sebelum mereka menggiring Ivy, dong. Gak mungkin kagak disiapkan dengan cermat."     

"Hm, aku setuju dengan Mama." Kuro bersuara. "Mama pernah berkata padaku, bahwa ilmu seperti array, alkemia, penjinakan beast, dan pembuatan senjata ... meski memgetahui dasar ilmunya, tapi jika tidak ditunjang dengan kekuatan yang besar, maka tidak akan maksimal."     

"Betul. Tepat apa yang dibilang Kuro." Andrea menyetujui pendapat sang hybrid hitam. "Ini menandakan para iblis bocah itu beneran masih tingkat receh kekuatannya. Dan itulah kenapa mereka mainnya keroyokan, bahkan manggil bala bantuan dari sekolah lainnya, ya kan?"     

"Iya, Aunty. Seragam mereka berbeda-beda." Gavin menambahkan.      

"Oke, jadi ini hanya karena kasus Deandra aja. Mungkin gak sih kalau para iblis bocah itu tuh fans beratnya Deandra?" Andrea mulai mengambil kesimpulan.      

"Fans beratnya Deandra, yah?" Jovano mengulang kata-kata ibunya dengan sikap merenung.      

"Sepertinya ini lebih dari sekedar urusan fans." Shiro sang pengamat mulai angkat bicara.      

Andrea dan yang lainnya segera menatap si hybrid putih. Dia sudah dikenal keluarga itu sebagai pengamat dan pemikir yang baik. Diam dia memang benar-benar emas, sesuai dengan ungkapan internasional.     

"Menurutmu bagaimana, Nak?" tanya Tuan Nephilim pada anak angkatnya yang berambut putih keperakan.     

"Aku ... entah kenapa, merasa ini bukan hanya sesederhana masalah fans berat fanatik yang membela idola mereka, tapi lebih dari ini, tapi belum bisa kutarik benang merahnya apa." Shiro kerutkan kening sambil menjepit dagu menggunakan dua jarinya, tanda dia sedang berpikir keras.      

"Jangan-jangan ini sebuah konspirasi?" Kenzo bersuara.      

"Hm, bisa jadi, sih. Tapi untuk apa? Apakah mereka antek dari vampir yang dulu?" Jovano yang biasanya cerdas dalam menyimpulkan sesuatu pun masih merasa buntu akan hal ini. "Tapi ... sejak kapan iblis mau diperbudak oleh vampir, ya kan? Kekuatan iblis terus terang saja lebih tinggi dari vampir. Maaf, Ivy-chan, bukannya sedang meremehkan kekuatan ras vampir, tapi ini memang sudah menjadi fakta yang ada." Ia buru-buru meluruskan ini sambil melirik sang adik agar Ivy tidak tersinggung.      

"Tidak apa." Ivy menjawab lirih. "Memang betul, kok, bila vampir lemah daripada iblis. Kami tidak bisa melakukan magis apapun, hanya bisa bergerak cepat saja." Dia tidak menyebutkan mengenai kekuatan indera yang meningkat berlipat kali dibandingkan manusia normal, bahkan bisa dikatakan menyamai indera iblis jika itu menyangkut mata, hidung dan telinga.      

Jovano yang ingin mengatakan sesuatu mengenai kekuatan Ivy yang baru dia ketahui semacam healing seperti yang dimiliki oleh Shona, tidak jadi dia ungkapkan, karena sepertinya bukan waktu yang tepat untuk mengatakan itu.      

"Yah, tapi vampir juga makhluk yang kuat, kok Ivy!" Kuro berusaha menghibur adik angkatnya agar Ivy tidak rendah diri hanya karena dia seorang vampir. Dia yang hanya seekor hewan iblis pun tetap mengangkat dagunya tinggi-tinggi meski di hadapan iblis murni yang dia lawan.     

"Sudah, sudah," lerai Dante lagi. "Jadi ini untuk sementara waktu, belum ada kesimpulan tentang kejadian Ivy dan Gavin, ya kan?"     

"Tapi kita harus terus waspada, loh!" Kuro berujar.      

"Kalo gitu, mendingan Ivy besok gak usah sekolah dulu, deh!" Andrea membuat keputusan. "Aku gak mau Ivy kenapa-kenapa kalo di sekolah."     

"Mom emangnya kagak kirim iblis penjaga kayak biasanya?" tanya Jovano.      

"Biasanya sih ada yang Mama kirim ke kalian, tapi akhir-akhir ini mereka lagi ditarik ke Orbth karena kata Myren, para prajurit lagi digembleng serius untuk menghadapi suasana Underworld yang lagi bergejolak.     

"Ahh, pantesan." Jovano mengangguk beberapa kali. Ya, pantas saja Ivy bisa dijebak ke dalam array. Pantas saja Jovano bisa bebas berkencan dengan Nadin. Pantas saja Ivy juga bisa kabur dari sekolahnya kemarin.     

Maka, diputuskan bahwa Ivy memang tidak perlu bersekolah dulu. Gavin masih tetap berangkat sekolah karena dia kuat dan mereka meyakini itu. Sedangkan untuk Zivena, Kenzo sendiri yang menjaga si bungsu secara tersembunyi untuk menggantikan tugas iblis penjaga sebelumnya.      

Andrea dan Dante masih tetap berangkat ke kantor dan meminta agar mereka lekas dikabari jika ada sesuatu yang terjadi lagi. Sedangkan Kuro menjaga Kiran dan Shiro secara rahasia diminta untuk mengawasi Ivy di mansion oleh ibunya.      

Hanya Shelly saja yang tidak diberi tugas semacam itu karena dia manusia normal. Meski begitu, Shelly berusaha membuat dirinya berguna di mansion dengan cara memasak atau membuat penganan enak apapun untuk para penghuni.     

Dari Myren dan Ronh pun diketahui bahwa keduanya mulai aktif melatih prajurit lagi dan anak-anak mereka ikut ke Underworld semua.      

Rupanya situasi di Underworld sedang bergejolak.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.