Devil's Fruit (21+)

Omamori Untuk Para Siswa Adora



Omamori Untuk Para Siswa Adora

0Fruit 1087: Omamori Untuk Para Siswa Adora     

Sang patriark mulai duduk normal lagi. Melakukan dogeza pada yang lebih muda merupakan sesuatu yang sangat langka namun jika memang itu layak dilakukan, maka akan dilakukan. "Pertolongan Nyonya begitu besar dan berarti bagi kami dan juga Noriko."     

"Um ... tak perlu dipikir tinggi, Kakek patriark. Yang penting, Noriko sudah lebih baik kondisinya. Dan ... aku harap kalian tidak membuka jimat di mulut Noriko jika memang tidak darurat." Andrea menambahkan.      

"Kondisi darurat yang seperti apa sehingga kami boleh membuka jimatnya?" tanya ibunya Noriko. Saat ini, Noriko duduk bersama mereka dan dia begitu tenang di samping ibunya.      

"Ketika dia terlihat lapar." Andrea tersenyum. "Semua makhluk hidup tentu butuh asupan makanan untuk bertahan hidup, kan? Nah, jika Noriko terlihat lemas dan tidak bertenaga, itu tanda dia lapar. Beri saja dia darah tiruan. Aku akan berikan resep ramuannya untuk kalian bisa buat sendiri. Jangan beri dia darah makhluk hidup. Jangan sampai dia terbiasa dengan darah makhluk hidup."     

"Jadi, ketika dia hendak kami beri makan darah tiruan, maka jimatnya bisa dibuka?" Ayah Noriko bertanya.      

"Bisa dibuka tapi jangan semuanya, dan lekas tutup lagi setelah selesai memberi dia makan. Jangan terlalu sering membuka jimat itu, yah!" Andrea mengingatkan sebelum dia akhirnya pamit untuk pulang. "Noriko, nanti aku akan menjengukmu lagi untuk melihat kondisi terbaru kamu, oke! Semoga saja makin membaik lebih dari sekarang."     

Noriko hanya diam memperhatikan ketika tangan sang Cambion menepuk pelan bahunya lalu mengelus pipinya. Andrea ini, padahal Noriko usianya lebih tua tapi diperlakukan bagai anak kecil oleh Andrea.      

-0-0-0-0-     

"Rasanya lega setelah aku bisa membuat jimat untuk musnahin para kancut tipe dedengkot." Andrea pagi itu bangun dengan semangat berkobar. Meski hatinya masih pedih akibat kehilangan Ivy, namun dia tidak mau larut dalam duka dan akan mencari solusi mengenai bocah vampir itu.      

"Apakah kau hendak ke Adora hari ini?" tanya suaminya.      

Andrea mengangguk. "Tentu, aku harus memeriksa di sana gimana keadaan Adora selama aku tinggal ini. Dan aku juga harus cek siapa aja yang masih sehat dan apa ada lagi yang terkontaminasi para kancut."     

"Seingatku, kau sudah membebaskan beberapa guru dan murid Adora yang terkena makhluk asap hitam, ya kan?" Tuan Nephilim memasang dasinya, dia juga harus pergi ke kantor. Sudah lama dia juga tidak muncul di sana.      

"Ya, aku memang sempat bebasin mereka, tapi aku juga harus pastikan tidak ada lagi korban para kancut. Tidak boleh ada satupun anak didikku dan bawahanku menjadi korban mereka." Andrea mulai menaikkan roknya dan kemudian mempersiapkan diri dengan berdandan tipis saja.      

"Ayo aku antar kau ke Adora." Dante meraih jasnya dan dia kenakan pada tubuh atletisnya.      

.     

.     

"Hm, jadi ada beberapa siswa Adora yang menjadi korban para kancut itu, yah." Andrea bergumam di kantornya di Adora ketika dia menerima laporan dari salah satu resepsionis mengenai beberapa siswa yang berperilaku aneh dan akhirnya tidak lagi datang ke Adora.      

Setelah mencatat siapa saja yang terkontaminasi oleh makhluk asap hitam, Andrea meminta agar siswa yang saat ini hadir di Adora dikumpulkan di aula besar. Dia hendak melakukan sesuatu.      

"Nyonya, semua siswa gedung 1 sudah berkumpul sesuai dengan perintah Nyonya." Megumi, resepsionis dari gedung besar Adora memberikan laporannya.      

"Bagus." Andrea mengangguk puas dan berdiri dari duduknya, melangkah diikuti Megumi ke aula tempat banyak siswa siang itu datang ke Adora untuk berlatih seperti biasanya.      

Melihat beberapa wajah yang dia kenali karena mereka berbakat, Andrea rasanya rindu mengelola tempat ini seperti dulu, penuh kedamaian dan tanpa ada huru-hara apapun.      

"Siswa-siswa Adora, aku ingin kalian patuh pada ucapanku, jika aku minta kalian menutup mata, maka lekas tutup mata dan jangan buka sampai aku katakan buka mata, oke?" Andrea meneriakkan suaranya secara tegas di aula itu meski tanpa pengeras suara apapun.      

Mendengar bos dari Adora memberikan titah demikian, maka para siswa di sana mulai menjawab serempak, "Baik, Nyonya!"      

"Untuk para staf dan pengajar, kalian bisa tunggu di ruangan kalian masing-masing. Aku hendak bersama para siswa bertalenta ini dulu, oke?" Andrea melirik ke beberapa pengajar dan staf lainnya yang berkerumun di dekat pintu aula.      

"Baik, Nyonya." Mereka patuh dan mulai berjalan saling berpencar menuju ruangan apapun kecuali aula.      

Andrea menutup pintu aula dan memastikan tidak ada siapapun di luar yang bisa mengintip yang ada di dalam aula. "Oke, guys! Sekarang ... tutup mata kalian!" serunya memberikan perintah tegas.      

Serentak, para siswa Adora pun menutup mata mereka.      

Tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, Andrea pun dengan cepat dan cekatan melemparkan kertas jimat warna biru ke tubuh para siswa Adora. Kertas itu segera menempel dan anehnya meresap masuk ke tubuh para siswa itu, menghilang tanpa jejak.      

Setelah Andrea selesai menggunakan tenaga mossa dia untuk menempelkan semua kertas jimat biru tadi di tubuh para siswa Adora di aula, dia pun berlagak bicara apa saja untuk membuat para siswa percaya bahwa ada hal penting akan disampaikan. "Guys, aku hanya ingin kalian berhati-hati selalu di manapun kalian berada."     

Para siswa itu mengernyitkan kening, merasa aneh. Jika memang hendak diberitahu hal macam itu, untuk apa mereka harus memejamkan mata?     

"Nah, sekarang buka mata kalian!" perintah Andrea.      

Para siswa Adora itu pun membuka mata mereka secara bersama-sama dan mereka menemukan di meja panjang depan mereka sudah terpampang banyak omamori (jimat pelindung) dengan berbagai macam pembungkusnya yang cantik, khas omamori Jepang.      

"Omamori?"     

"Wah, itu benar-benar omamori, yah!"     

"Kenapa ada banyak omamori di sini?"     

"Nyonya, kenapa ada banyak omamori di meja itu?"     

Andrea tersenyum lebih dulu sebelum dia menjawab, "Itu jimat untuk kalian semua. Agar kalian selalu terlindungi dari aura buruk apapun yang ingin menindas kalian. Nah ... kalian bisa pilih mana yang kalian suka, itu isinya sama, hanya bungkusnya beda-beda. Pilih sesuai selera kalian."     

Segera saja, para siswa Adora itu melangkah maju ke meja panjang di depan Andrea dan mulai memilih omamori yang sesuai dengan warna favorit mereka.      

"Ingat, jangan sampai kalian tinggalkan omamori kalian, yah! Selalu bawa meski ke kamar mandi sekalipun, taruh di tempat kering." Andrea tak lupa mengingatkan mengenai itu. "Letakkan di dekat kalian, lebih dekat lebih bagus."     

"Nyonya, boleh tau, ini omamori apa, yah?" tanya salah satu siswa pada Andrea.     

"Itu omamori jenis yakuyoke, untuk mengusir roh jahat dan hal buruk lainnya." Andrea tidak menutup-nutupi.     

Omamori adalah jimat keberuntungan dan perlindungan dari Jepang yang bisa didapat dari kuil Shinto atau kuil Buddha. Para pendeta dan biksu percaya jika menempatkan kekuatan dan berkat para dewa ke dalam sebuah wadah atau medium berukuran kecil dapat membuat seseorang merasa aman dan termotivasi. Awalnya fungsi Omamori hanyalah untuk mengusir roh jahat, dan untuk melindungi si pemiliknya dari hal-hal buruk. Seiring waktu dan berkembangnya jaman, kini Omamori tersedia dalam berbagai jenis, mulai dari bentuknya hingga fungsinya.     

Omamori berasal dari kata mamori yang artinya melindungi. Maka dari itu, fungsi dari jimat itu memang untuk melindungi pemakainya dan ada juga jimat yang ditujukan untuk kebahagiaan. Jimat-jimat ini pada awalnya dibuat dari kertas dan kayu, kini beraneka ragam bahannya, biasanya jimat kecil ini disimpan di dalam tas atau bahkan dompet.     

Isi dari omamori adalah kata-kata doa yang ditutupi dengan kain sutra, dicap dengan nama kuil, serta digantung dengan seutas benang halus. Terdapat etika khusus untuk memiliki Omamori, yaitu jangan pernah membuka Omamori, karena jika sampai dibuka kekuatan atau perlindungan dari jimat itu akan hilang keluar dari tempatnya. Daya kadaluwarsa Omamori biasanya satu tahun sejak dibeli.     

Namun, ini adalah omamori buatan Andrea, berbeda metodenya dengan yang biasanya dijual di kuil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.