Devil's Fruit (21+)

Kuro Terluka



Kuro Terluka

0Fruit 1079: Kuro Terluka     

Jovano pun terbang melesat ke destinasi yang disepakati oleh grupnya yang terdiri dari Kenzo, Kuro, Shiro, dan Raja Naga Iblis Heilong.      

Karena Jovano sudah memiliki api hitam neraka, dia diharapkan bisa menjadi andalan bagi grupnya. Oleh karena itu, peran dia di grup itu sangat besar. Oleh karena itu, dia tidak bisa berlama-lama dengan Nadin.      

Meskipun dia merindukan gadis itu, tapi dia juga harus tahu bahwa kepentingan manusia banyak sehubungan dengan bencana supernatural ini pun penting. Dia berusaha menyeimbangkan kedua hal itu tanpa ada satu yang dia tinggalkan.      

"Sudah puas kangen-kangenannya, Jo?" sindir Kuro ketika melihat adik angkatnya datang ke mereka yang sudah berkumpul di sebuah taman bermain kosong yang biasanya dihindari warga di daerah itu di malam hari.      

"Kak Kuro, please ..." erang Jovano ketika disindir kakak angkatnya.      

"Ayo kita mulai mencari yang patut dicari." Kenzo sebagai pemimpin grup pun mulai mengkomando anggotanya sebelum berlarut-larut pada perbincangan tak penting.      

Mereka berlima pun terbang sampai batas tertentu yang sekiranya tidak akan terlihat oleh manusia biasa untuk mengawasi keadaaan sekitar.      

"Itu di sana!" Kuro menunjuk ke sebuah arah dan dia bergegas melesat ke tempat yang dia tunjuk.     

"Kuro! Astaga anak itu kenapa selalu saja gegabah!" Raja Naga Iblis Heilong lekas menyusul anaknya. Dia tak habis pikir kenapa putrinya itu bersikap sembrono dengan langsung menerjang maju ketika melihat musuh? Apakah Kuro tidak takut jika itu adalah tipe dedengkot.     

Namun, di benak Kuro, dia berani melakukan hal demikian, karena dia yakin pada anggota grupnya bahwa mereka pasti tidak akan membiarkan dia dalam bahaya. Itulah kenapa dia berani bertindak menerjang maju. Bukan karena sembrono tapi lebih kepada ... rasa percaya dia pada timnya.      

Di sebuah sudut taman, terdapat tiga makhluk asap hitam yang sedang menyantap binatang peliharaan warga terdekat. Ketika mereka didatangi Kuro dan yang lain, mereka terlihat terkejut dan segera bersiap sambil memasang sikap siaga.      

Sayangnya, Kuro sudah melemparkan tiga kertas mantra terlebih dahulu kepada mereka tanpa ketiga makhluk asap hitam itu sempat berbuat lebih lanjut dan bahkan mereka tidak menyangka akan disergap begitu.      

"Arrrghh!"      

Bum!      

Begitu mereka terhantam oleh kertas mantra dan keluar dari tubuh manusia inang mereka, tubuh mereka segera meledak oleh energi api ungu emas, terbakar tanpa sisa dan tidak lagi memiliki jiwa bahkan untuk bereinkarnasi.      

Raja Naga Iblis Heilong yang melaju cepat pun hanya bisa menghela napas melihat gerakan sigap sang putri pada ketiga makhluk asap hitam tadi. Ia hanya menepuk pelan kepala Kuro, sementara itu, Shiro menguburkan anjing yang tadi disantap oleh ketiga makhluk asap, sedangkan Jovano menangani manusia yang menjadi inang.      

Biasanya, manusia inang itu tidak akan bisa lagi dimasuki oleh makhluk asap hitam lainnya apabila sudah pernah menjadi inang. Ini sangat menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi pihak Andrea karena dengan demikian, maka upaya mereka tidak perlu berlipat ganda menumpas makhluk asap dan menyadarkan manusia.      

"Kak Kuro gerak cepat, yah!" Jovano tersenyum.      

"Oh, iya dong, itu harus!" Kuro menepuk dadanya penuh rasa bangga. "Anaknya Mama Andrea itu harus begitu."      

"Tapi jangan seenaknya maju begitu saja, sayank ..." Ayahnya, Raja Naga Iblis Heilong, menasehati Kuro agar tidak bertindak gegabah dan sembrono.      

"Ayah, kau tak perlu cemas, putrimu ini tidak akan mengecewakan. Lagipula, bukankah kalian juga ada bersamaku, ya kan? Apa yang perlu aku takutkan?" Kuro menatap sang ayah dengan pandangan penuh percaya diri. Raja Naga Iblis Heilong pun menghela napas lagi, menyerah jika menasehati putrinya.      

Dhuar!     

Seketika tubuh Kuro terpental ke belakang karena serangan mendadak.      

"Kuro!"     

"Kak Kuro!"     

Mereka jelas saja kaget karena tidak menyangka mendapatkan serangan dadakan begitu.      

"Kau tadi yang membunuh anak buahku, ya kan?" Sesosok makhluk asap hitam keluar dari ruang hampa dan muncul di hadapan grup Kenzo.      

Kuro dibantu bangun oleh ayahnya. "Berani sekali kau melukai anakku!" Raja Naga Iblis Heilong berteriak ke makhluk asap hitam yang wujudnya tampak berbeda.      

"Jangan gegabah, Paman Heilong." Jovano sampai memegangi Raja Naga Iblis Heilong yang hendak melesat membalaskan Kuro. "Lebih baik Paman jaga Kuro saja di pinggir."     

Makhluk asap hitam itu terkekeh sombong. Dia memunculkan bola energi di tangannya dan kian lama, bola itu kian besar.      

Namun, Jovano langsung saja menembakkan api hitam neraka dia pada makhluk tersebut.      

Duumm!     

Segera saja, makhluk asap hitam tadi menjadi serpihan debu dan menghilang, bahkan dia tak sempat berteriak apalagi mengetahui bagaimana dia bisa musnah.      

"Huh! Rasakan!" Kuro mengutuk puas sambil dia memegangi dadaya yang terkena serangan. "Uhuk! Uhuk!" Darah segar keluar dari mulutnya ketika dia terbatuk.      

"Kuro! Nak, apakah kau luka dalam?" tanya Raja Naga Iblis Heilong penuh raut kecemasan.      

"Sepertinya." Kuro berdiri ditopang sang ayah.      

"Uncle Kenz, sepertinya yang tadi itu tipe dedengkot yang dilihat Vargana." Jovano menoleh ke Kenzo.      

"Aku juga curiganya begitu, Jo. Ayo, kita kembali ke mansion dulu untuk obati Kuro." Kenzo memutuskan demikian.      

Tetapi, baru saja dia hendak membawa anggota grupnya menyingkir dari sana, ruang hampa robek dan memunculkan 2 makhluk asap hitam yang tampilannya mirip seperti yang tadi dimusnahkan Jovano, mereka berbentuk hampir padat dengan tubuh humanoid meski masih ada selubung asap hitam di sekujur tubuhnya.      

"Tampaknya kalian yang membunuh Derath." Salah satu dari makhluk asap tipe dedengkot itu berkata sambil mata hitamnya terarah ke grup Kenzo.      

"Kalian harus mati juga!" teriak satunya lagi sembari langsung berikan serangan berbasis kekuatan elemen air hitam.      

Kenzo langsung saja memblokir serangan air hitam itu menggunakan elemen tanah dia. Air lemah terhadap tanah, maka dari itu perisai tanah milik Kenzo mampu menghadapi serangan tersebut.      

Dhaarr!     

Namun, secara cepat, perisai tanah itu dihancurkan oleh serangan petir dari makhluk asap dedengkot satunya.     

Jovano tak mau berlama-lama dan dia langsung saja tembakkan api hitam neraka ke salah satu dari dua makhluk asap tipe dedengkot itu.      

Blaarr!     

Makhluk yang terkena hantaman api hitam neraka Jovano langsung saja menjadi debu dan lenyap. Sementara itu, makhluk asap tipe dedengkot satunya terbelalak melihat apa yang terjadi dengan kawannya. Sekarang dia tahu dengan persis apa sebenarnya yang membunuh rekannya beberapa menit yang lalu.      

Karena dia tahu dia tidak bisa melawan api milik Jovano, dia pun lekas kabur menghilang.      

Ketika Jovano hendak mengejar, Kenzo melarang. "Jo, tak usah dikejar! Kita kembali ke mansion saja dulu obati Kuro."     

Jovano pun patuh dan mereka berlima kembali ke mansion Andrea untuk mengobati Kuro. Semoga saja ada obat yang Andrea tinggalkan bisa menolong Kuro.      

Di tempat lain, dua pasang muda mudi iblis, sedang berjalan di sebuah kawasan terpencil. Biasanya, makhluk-makhluk asap akan banyak muncul dan berkumpul di tempat seperti itu, yang cukup sepi dari mata manusia dan menyerang manusia di tempat sepi begitu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.