Devil's Fruit (21+)

Munculnya Si Dedengkot



Munculnya Si Dedengkot

0Fruit 1074: Munculnya Si Dedengkot     

"Mereka kini sudah terang-terangan bertindak di siang bolong!" seru Voindra ketika usai membereskan makhluk asap hitam di sebuah kafe es krim. Dia sedang melakukan panggilan melalui anting komunikasi dengan para anggota tim Blanche kecuali Andrea dan Jovano, karena keduanya memang sedang fokus pada pekerjaannya dan sengaja menutup jalur komunikasi mereka. Toh ada Kuro di sana yang akan memberitahukan apapun hal terbaru di bumi manusia.      

"Sepertinya akan ada banyak agresi dari mereka tidak hanya di malam hari tapi juga di siang hari." Vargana menambahkan sembari satu tangan memegang anting komunikasi dia.      

"Sayank, kau tidak apa-apa?" Pangeran Abvru lekas muncul di dekat Vargana yang sudah berada di sudut taman kota yang tersembunyi. "Aku dengar dari kakakku bahwa ada serangan makhluk asap di dekatmu?"      

Vargana hanya mengulum bibirnya dan angkat bahu, acuh tak acuh, lalu berkata, "Hanya makhluk remeh." Lalu dia mulai melangkah diikuti calon suaminya. Dia masih kesal karena Pangeran Abvru seenaknya saja memberikan serangan intim tadi pagi ketika dia lengah.      

"Va, ada apa? Apakah kau marah padaku?" tanya Pangeran Abvru sambil berjalan cepat untuk menyamai langkah calon istrinya.      

Voindra yang melihat adegan itu hanya bisa memberikan wajah maklum dan dia pun diam-diam menyingkir dari sana, enggan mengganggu dan menyaksikan adegan-adegan dewasa yang tentu memungkinkan dia menjadi kesal karena dia akan teringat pada Gavin. Si bodoh Gavin, yang sampai sekarang masih saja mengharapkan Ivy dan tidak perduli meski Ivy sudah segila itu tingkahnya.      

Vargana menyadari adiknya menghilang dari tempat itu. "Tsk!" Ia mendecak kesal. Di saat begini, si adik malah menyelinap pergi. Ia berhenti berjalan dan memandang tajam calon suaminya, heran apakah pangeran rambut perak di sebelahnya ini tidak memiliki kepekaan?     

Sadar bahwa biasanya banyak lelaki yang memang tidak peka dengan apa yang berkecamuk di benak perempuan, Vargana hanya menggeram sekali dan melanjutkan langkahnya sambil berusaha mengabaikan Pangeran Abvru yang terus saja menanyai dia sambil mereka berjalan.      

"Awas!"     

Dhuaarr!     

Teriakan Pangeran Abvru tadi berbarengan dengan terlemparnya sebuah bola energi bermuatan dengan kekuatan elemen api dan petir ke arah Vargana. Untunglah si pangeran sigap menarik tunangannya ke pelukan sehingga Vargana yang lengah bisa terselamatkan, tidak gosong.      

"Kau berani menyerang calon istriku!" teriak Pangeran Abvru dengan penuh emosi ke dua makhluk asap hitam yang kali ini tidak merasuki manusia, namun mereka bisa memiliki wujud semi material padat berwarna hitam dengan asap hitam menyelubungi sekujur tubuhnya.      

"Khe he he hee ..." Salah satu makhluk itu terkekeh menertawakan kekesalan Pangeran Abvru. "Kau ingin merasakan juga?"      

Usai makhluk itu berkata demikian, tangan hitam berasap dia terjulur cepat dan muncul lagi bola api petir cukup besar ke Pangeran Abvru. Tentu sang pangeran menghindarinya sembari memeluk Vargana ke sisi lain.      

Bola api petir itu pun menghantam sebatang pohon cukup besar di sana dan melubanginya tanpa ampun.      

"Mereka bukan di level yang biasa kita tangani!" Pangeran Abvru berkata ke Vargana yang melepaskan diri dari pelukannya.      

"Aku tau." Vargana memunculkan dua kertas mantra di tangannya dan menggunakan dorongan kekuatan elemen angin untuk menghantarkan kertas itu pada kedua makhluk di depan mereka yang masih terkekeh.      

Ketika kertas mantra itu menempel di tubuh kedua makhluk asap, mereka hanya menunduk ke dada mereka untuk melihat kertas yang tertempel di sana, kemudian mereka semakin keras tertawa.      

Kertas mantra itu dicabut dari dada mereka dan masing-masing makhluk asap cukup membakar kertas itu menggunakan kekuatan elemen mereka.      

"Ingin main-main dengan hal semacam ini?" tanya salah satu dari makhluk itu. Dia terkekeh sembari mengejek Vargana. Muka tanpa wajah yang jelas hanya menampilkan sebuah mulut tanpa lidah atau gigi tapi bisa bergerak dan bicara. Semuanya serba berwarna hitam. Bahkan mata saja saja demikian sehingga tak jelas apakah benar mereka punya mata atau tidak saking gelapnya wujud mereka.      

Dengan melihat aksi dua makhluk asap itu membakar santai kertas mantra yang dia lemparkan, otak Vargana segera saja mencapai asumsi bahwa mereka adalah yang dibicarakan oleh Pangeran Djanh beberapa hari lalu. Makhluk asap level dedengkot.     

Tapi Vargana tak begitu paham apakah wujud asli makhluk di depannya ini merupakan siluman tingkat tinggi atau hewan iblis. Atau mungkin keduanya? Apabila iblis mati, jiwa mereka hanya akan dilempar ke neraka seketika, tidak akan menjadi makhluk asap dan harus mendiami sebuah alam khusus.      

Apapun wujud asli kedua makhluk asap hitam di depannya, yang Vargana yakini adalah dia harus bersiap akan pertempuran. Dia sekaligus ingin menjajal level kekuatan dedengkot ini. "Ayo!" Vargana terkekeh sambil memberikan sinyal panggilan pada keduanya menggunakan tangannya, seakan sedang meremehkan sekaligus menantang.     

"Bocah cilik tak tahu tingginya langit dan luasnya angkasa raya!" Makhluk itu berteriak dan mulai maju ke Vargana, sedangkan rekannya menerjang ke Pangeran Abvru yang mulai melayang di udara, naik ke langit.      

Keduanya langsung saja berada dalam zona khusus yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang manusia biasa. Sepertinya Nirwana memang sengaja membuat zona itu apabila sesosok makhluk supernatural mencapai ketinggian tertentu untuk bertarung di udara dan tidak akan terlihat oleh manusia.      

Sepertinya Pangeran Abvru sengaja memancing makhluk itu agar ikut naik ke angkasa bersamanya. Dengan berada di zona khusus itu, maka dia bisa bebas melawan si makhluk tanpa perlu menahan diri karena khawatir terlihat oleh manusia biasa.      

Satu makhluk asap level dedengkot itu memiliki ekor yang sama legamnya dengan tubuhnya, dia menerjang maju ke Pangeran Abvru dengan bola energi bermuatan es dan petir, dia arahkan ke atas sambil menyusul si pangeran incubus di angkasa.      

Pangeran Abvru terbang ke ketinggian dengan ekspresi tenang pada wajahnya sebelum dia dengan santainya mengeluarkan pedang milik dia dan menggunakan pedang besar di tangannya untuk menghadang bola es petir dari si makhluk asap level dedengkot.     

Blaarr!     

Terjadi bunyi ledakan di angkasa yang tentu tidak akan terdeteksi mata biasa manusia, akibat dari tumbukan dua hal.      

Pangeran Abvru terhempas mundur semakin ke atas. Dia sama sekali tidak mengira bahwa dirinya akan dipaksa sebegitu jauh terseret akibat hantaman bola energi elemen tersebut. Memangnya seberapa besar kekuatan si dedengkot ini, sih? Dia ini pangeran incubus yang kekuatannya tidak perlu diragukan, loh!      

Vargana juga ikut melayang tinggi ke angkasa untuk menghindari melibatkan manusia biasa pada pertempuran mereka. Ia melirik ke calon suaminya yang terpental cukup jauh setelah pedangnya menerima bola energi elemen dari makhluk asap level dedengkot itu.      

"Jangan lengah, nona kecil!" teriak musuh Vargana ketika memunculkan bola energi api petir dan melemparkannya ke Vargana secara beruntun membombandir sang gadis.      

Pangeran Abvru melirik gadis tunangannya sedang mengalami kesulitan di angkasa sana, cukup jauh darinya. Seketika wajahnya sangat cemas dan berteriak, "VARGANA!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.