Devil's Fruit (21+)

Tertangkap Basah



Tertangkap Basah

0Fruit 1060: Tertangkap Basah     

Begitu suara itu datang dari arah sebelah kirinya, Ivy yang masih menjelma menjadi segerombolan kupu-kupu itu pun terkejut dan ia hendak kabur dari sosok di dekatnya itu. Namun, sosok itu sudah mengepung dia dengan menggunakan sangkar petir.      

Ini memaksa Ivy mengubah wujudnya ke wujud asli. "Grrhh!" Ia menggeram marah. Kini dia sedang berada di atas sebuah lahan kosong di area bukit dekat mansionnya.      

Sosok itu perlahan-lahan keluar dari ruang kosong. Itu adalah Shiro. "Dugaanku benar, kau keluar rumah tiap malam. Sekarang kau bisa percaya padaku, kan?"     

Ivy bingung, Shiro bicara pada siapa? Dan pertanyaannya segera terjawab ketika muncul lagi sosok lain dari ruang kosong dan kemunculannya membuat Ivy terbelalak kaget. Kakaknya! "K-Kak Jo!"     

"Aku sudah mengira adikku ini kemungkinan besar ada kaitannya dengan serangan vampir belakangan ini, dan tidak kusangka dugaanku sepertinya mulai benar." Jovano keluar dari persembunyian dia dengan wajah murung.      

"Dan jangan lupa dugaanku bahwa adikmu menyelinap keluar saban malam itu juga terbukti sekarang, kan?" Shiro menambahkan.     

"Iya, aku akui Kak Shiro memang seorang analis yang sangat baik. Semuanya Kakak pelajari dan pikirkan dengan matang untuk diambil sebagai suatu kesimpulan." Jovano mengakui itu.      

"Yah, itu karena aku masih meninggalkan sedikit residu energiku di kamar adikmu sehingga aku bisa meneliti banyak hal dari sana." Shiro tidak bisa diremehkan dalam hal menganalisis sesuatu. Kemampuan dan ketelitian dia hampir menyamai Jovano.      

"Kak! Kak Jo! Kakak jangan percaya omongan dia! Kakak juga harus tahu, bahwa aku menyelinap keluar malam-malam begini hanya ingin jalan-jalan. Aku ... aku bosan terkurung di mansion, Kak! Sungguh!" Ivy harus berbohong dengan menyakinkan kakaknya bahwa dia keluar mansion bukan untuk tujuan yang disangkakan sang kakak.      

"Ivy, berhentilah mengelak." Shiro menatap tajam ke Ivy.      

"Kau ini apa statusmu, hah? Apa jabatanmu sehingga kau bisa seenaknya padaku!" teriak Ivy.      

"Ivy!" Jovano menghardik adiknya. Dia kecewa sang adik bisa bersikap begitu arogan. Dia memang salah sudah mengabaikan Ivy selama berhubungan dengan Nadin. Ini memang kelalaian dia tidak bisa menjaga sang adik.     

"Tidak apa-apa, Jo," cegah Shiro pada Jovano. "Adikmu sudah terbiasa merendahkan siapapun di mansion, jadi aku tidak kaget lagi mengenai perangai dia yang begitu." Setelah itu, Shiro mengeluarkan sebuah kelereng kecil dan kelereng itu mulai berpendar setelah Shiro memasukkan energi murni dia.      

Jovano dan Ivy sama-sama terbelalak ketika melihat kelereng itu berpendar dan memperlihatkan sebuah proyeksi sinar yang memperlihatkan aksi Ivy saat menggigit seseorang di sebuah sudut jalanan di Tokyo.     

"Astaga, Ivy! Ternyata memang kau!" Jovano tak menyangka dugaannya tepat, dan dia benci akan ketepatan itu. Padahal dia sangat berharap apa yang dia pikirkan keliru. Ya, dalam beberapa hari ini, Jovano kerap memiliki pemikiran bahwa Ivy ada di balik kemunculan banyak vampir di Tokyo.      

Namun, karena urusan makhluk asap hitam belum selesai, dia belum sempat menindaklanjuti mengenai dugaan dia pada Ivy. Dan Shiro-lah yang meyakinkan Jovano agar lekas bertindak pada Ivy sebelum semuanya terlalu jauh dan terlambat.      

"K-Kak ..." Ivy mulai gemetar setelah melihat sendiri proyeksi yang diberikan kelereng Shiro. Ternyata aksinya beberapa bulan lalu diketahui dan direkam oleh saudara angkat yang dia benci itu. Ivy memandang Jovano, berharap sang kakak masih berpihak padanya ketimbang pada orang asing yang bukan siapa-siapa seperti Shiro.      

"Ivy ... kenapa harus kamu?" Jovano bukannya marah, dia malah sedih, sangat sedih, sangat kecewa. "Kenapa, Iv? Kenapa harus kamu yang berbuat seperti itu? Kenapa kamu malah menambah masalah bagi kami? Kenapa kamu menghancurkan kepercayaan kami pada kamu?" Rasanya Jovano ingin menangis jika dia bisa menepis rasa malunya.      

"Kakak, aku punya alasanku sendiri! Kak, percayalah padaku! Aku tidak melakukan itu untuk menyakiti Kakak! Aku-"     

"Stop, Ivy! Stop! Berhenti membuat alasan! Apapun itu, yang udah kamu lakuin itu salah dan itu sangat, sangat keliru!" Jovano menatap adiknya dengan mata basah. "Apakah kami kurang menyayangimu?" Ia sedih, teramat sedih hingga bisa saja mengeluarkan air mata darah karena sedihnya.      

Ivy menggeleng dan menundukkan kepala, tidak tahu harus memberikan pembelaan macam apa lagi. Yang dia rasakan hanya kebencian yang kian menebal pada Shiro dan siapapun kecuali Jovano.      

Menengadahkan kepalanya, Ivy menatap penuh benci ke arah Shiro, lalu dia pun meraung keras dan suara yang dia hasilkan merupakan suara ultrasonik. Jovano terkejut dengan apa yang dilakukan adiknya. Dia merasa tak nyaman dengan suara yang dihasilkan oleh sang adik.      

Shiro pun bersiaga. Dalam dirinya, dia mengatakan akan ada bahaya usai Ivy mengeluarkan suara ultrasonik tadi.      

Sekali lagi, dugaan Shiro tidak salah. Tidak berapa lama, muncullah banyak vampir dari golongan keturunan iblis, mengepung tempat itu.      

"Berani sekali kalian menahan Ratu kami!" Magi yang memimpin rombongan itu menatap tajam ke Shiro dan Jovano.      

"Lagi-lagi kalian!" Vampir iblis lainnya menyeru benci ketika melihat Shiro dan Jovano. "Kalian banyak mengganggu kerja kami!" Telunjuknya menuding ke dua pria tersebut.      

"Vy, apakah mereka anak buahmu?" tanya Jovano sambil picingkan mata.      

"Tidak usah diragukan lagi, Jo." Shiro yang menimpali Jovano sebelum Ivy bersuara. "Sudah jelas mereka bawahan adikmu karena mereka memanggil Ivy dengan sebutan ratu."     

Para vampir iblis yang mengepung Shiro dan Jovano pun terkejut bukan main.      

"Adik? Apakah aku tidak salah dengar?" Magi sampai belalakkan matanya saking tidak percayanya dengan apa yang dikatakan Shiro. "Ratu, apakah dia kakakmu?" Ia bertanya ke Ivy yang terduduk lemas di tanah dalam kurungan petir Shiro.      

Ivy tidak langsung menjawab dan dia mengangkat wajahnya yang terlihat pucat dan sepertinya sakit. "Kak ... Kak Jo ... aku ... aku tidak kuat ... petir ini ... petir ini ..." Ia terengah-engah sambil menatap sayu ke Jovano.      

Seketika, Jovano khawatir dan berkata ke Shiro, "Kak Shiro, tolong lepaskan Ivy dulu."     

Shiro menatap tajam ke Jovano dan berkata, "Apa? Melepaskan dia? Untuk apa? Dia sudah terbukti bersalah! Jangan sampai dia lepas!"     

"Kak Jo ... Kak Jo ..." Ivy makin lemah dan tersengal-sengal memanggil Jovano. Wajahnya makin pucat dan tangannya menggapai di udara, berharap Jovano menyelamatkannya.      

"Ratu!" Magi berteriak panik melihat ratunya mulai tak berdaya, terkapar lemas di tanah dalam sebuah kurungan petir putih milik Shiro. "Kau! Beraninya kau menyakiti Ratu!" Magi langsung saja merangsek maju ke Shiro dengan wajah bengisnya, mengeluarkan kekuatan ala iblis ke Shiro.      

Shiro langsung saja berkelit ketika Magi melepaskan serangan bola api dan cakarnya yang hitam panjang segera maju ke tubuh Shiro. Sang hybrid putih terus mengelak dan berusaha membalas serangan dengan petir putihnya.      

Namun, vampir lainnya tidak diam saja dan ikut menyerang Shiro. Sebagian lainnya menyerang Jovano.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.