Devil's Fruit (21+)

Mendadak Bad Mood



Mendadak Bad Mood

0Fruit 1058: Mendadak Bad Mood     
0

Ketika sang istri bertanya mengenai apakah mereka perlu mengungsikan para bocah ke dalam Alam Cosmo, tuan Nephilim tentu saja memiliki jawabannya. "Jika menurutmu itu memang sesuatu yang tepat, lakukan saja, sayank."     

"Csk!" Andrea mendecih mendengar jawaban suaminya. Dia sudah bisa mengira apa yang akan diberikan sang suami sebagai jawaban, tapi yah tetap saja bertanya dan meminta pertimbangan. "Dan, kamu nih! Aku kan beneran bingung dan butuh pertimbangan dan saran dari kamu. Kasi masukan, kek! Jangan selalu aja semua terserah aku. Ntar kalo aku pengen suami baru, terserah aku juga?"     

Mendengar itu, Dante jadi berkobar dan melesat memepet Andrea di dinding dengan mata menyala ganas. "Sayank, jangan pernah menyuarakan kalimat seperti itu, terlebih ... jangan pernah sekalipun memikirkannya."     

Meski dikatakan dengan suara perlahan, tapi terasa berat dan mendalam memiliki beban tersendiri saat diucapkan.      

"He he ... he he ..." Andrea malah meringis ketika mendapati sang suami langsung memberikan reaksi keras sehubungan dengan kalimat iseng dia. "Makanya kalau aku tanya sesuatu, buruan dijawab yang benar, dong Dan. Kalo istrimu ini lagi puyeng karena bingung musti gimana, kamu jangan malah nambah puyeng dengan nyerahin semua ke aku."     

"Aku ini hanya ingin menunjukkan bahwa aku sangat mencintaimu dan mendukungmu." Dante dengan suara parau mendekatkan wajahnya ke pipi Andrea sembari tangannya memuntir sejumput rambut panjang Andrea yang tergerak di dada. "Tapi jangan harap kau memikirkan lelaki lain untuk kau jadikan rivalku, sayank, kecuali kau ingin lelaki itu tercabik-cabik olehku."     

Andrea ingin tertawa tapi tak tega melihat wajah super serius suaminya, apalagi dinyatakan dengan nuansa penuh dominasi. "Tadi cuma bercanda, Dan ... cuma bercan-anghh! Dante!" Ia membelalakkan mata ketika merasakan liang intimnya sudah ditembus sesuatu yang panjang dan kokoh usai celana jins dan celana dalamnya dihilangkan secara magis.      

Tentu saja dia mengerti siapa oknum pelakunya. Tuan Nephilim terkekeh. Lalu dia mulai menggerakkan pinggulnya.      

"Salah siapa kau membangkitkan sesuatu yang harusnya tidur di jam ini, sayank? Mrgh! Hrgh!" Dalam posisi sama-sama berdiri, Dante memompa celah intim istrinya kuat-kuat. Kemudian, tangannya meniadakan pakaian Andera dengan cara magis.      

"Dante! Dasar ..." Andrea tidak bisa berkutik jika hasrat suaminya mulai kambuh, karena kadang itu tidak mengenal tempat dan bahkan tidak kenal waktu. Kapanpun ingin, hayok saja Andrea harus pasrah diseret ke sudut manapun agar suaminya bisa 'melegakan diri'.     

Di tempat lain, di kamar sang gadis vampir, Ivy berhasil menguping apa yang tadi dibicarakan oleh anggota mansion. Ia bahkan bisa mendengar yang dibincangkan Andrea dan Dante mengenai hendak mengungsikan para bocah dan Shelly ke Alam Cosmo.      

Tidak! Dia tidak mau bila dia sampai diungsikan ke alam lain. Itu artinya dia akan terpisah dari Danang, dan juga tidak bisa mengontrol anak buahnya. Dia tidak ingin diungsikan!     

Marah karena ibunya memiliki pemikiran demikian, Ivy pun berjalan menghentak-hentakkan kakinya sambil dia turun ke bawah, bersiap hendak sekolah. Dia sudah memakai seragamnya dan tak lupa ada tas punggung yang berwarna hitam dengan garis-garis merah serta dandanan dia masih seperti biasanya, dandanan ala cosplay, ber-make up tebal.      

Ketika dia sudah bersusah payah agar bisa mendatangkan Danang ke Jepang secara rahasia, tanpa diketahui ibunya, dan bahkan itu menyebabkan Ivy harus membuat sebuah penelitian khusus untuk menerobos array.      

Demi Danang juga, Ivy mempelajari banyak hal dan menaikkan ability dari garis darah dia hingga ke puncak meski itu sebenarnya menyakitkan dan melelahkan baginya yang masih menjadi vampir muda.      

Ivy juga sudah bersusah payah mendirikan kerajaan vampir dia sendiri tanpa bantuan siapapun, hanya dia sebagai perintis dan mengelola semuanya sendiri sebelum dibantu Leon sebagai tangan kanannya.     

Dan itu semua hendak ditinggalkan paksa hanya karena dia akan diungsikan ke alam lain? Bagaimana mungkin dia tidak murka? Bagaimana mungkin dia tidak ingin meledak?     

Membayangkan dia terpisah lagi dari Danang, itu sangat nyeri di hati Ivy. Dia tidak mau! Dia menolak berpisah dari Danang! Haruskah dia mengubah Danang menjadi seorang vampir agar mereka bisa terikat selamanya?     

Ketika bertemu dengan Kenzo dan Shelly di lantai bawah, Kenzo bertanya ke Ivy, "Tuan Puteri kecil, apakah hendak bersekolah? Tapi keadaan sedang cukup kacau di kota. Mungkin lebih baik-"     

"Diam kau, pelayan! Ketahui statusmu!" bentak Ivy menggunakan suara berat dan dalam sambil menatap tajam ke Kenzo.      

Sang panglima Incubus dan istrinya hanya bisa menghirup panjang oksigen di sekitar mereka dan berusaha untuk sabar, menahan amarah. Untung saja Andrea tidak di situ atau akan terjadi pertengkaran ibu dan anak lagi nantinya.      

Andrea tidak pernah membeda-bedakan pengikut dia dengan keluarganya. Semuanya dia sudah anggap sebagai keluarga, semua sudah seperti saudara baginya jika memang orang tersebut mau dianggap saudara.      

Jika Ivy bertutur kejam seperti tadi ke Kenzo dan Shelly, pasti Andrea tidak akan pernah setuju.      

Kenzo sudah hendak mengatakan sesuatu lagi ketika tangan istrinya meremas lengan sang panglima dan memberikan kode melalui matanya agar sang suami tidak melakukan apapun lagi ketimbang semakin runyam.      

Padahal Kenzo cuma ingin menawarkan mengantarkan Ivy ke sekolah, tapi sepertinya dari mimik muka dan sikap Ivy, gadis remaja itu sedang bad mood parah pagi ini. Entah apa yang menjadikan si remaja demikian.      

Dugaan Kenzo memang benar. Pagi ini Ivy dalam suasana hati yang sangat tidak bagus. Tadinya ketika dia pulang ke mansion, dia dalam perasaan sangat bahagia. Karena berhasil memiliki Danang untuk dirinya sendiri, karena anak-anak buahnya makin pintar dalam menjalankan tugas darinya.      

Namun, dengan adanya keinginan Andrea untuk mengungsikan para bocah, termasuk dia, ke alam lainnya, ini yang menyebabkan perubahan suasana hati Ivy menjadi sangat buruk.      

Dia harus mencari cara. Harus melakukan sesuatu agar tidak perlu terjadi yang namanya pengungsian ke alam lainnya. Sambil memikirkan solusinya, Ivy berjalan ke ruang depan sambil memanggil sebuah taksi online. Ini menandakan dia tidak ingin diantar siapapun dari mansion dan ingin pergi sendiri ke sekolah.      

Ketika taksi online itu datang, Ivy segera masuk di kabin belakang dan duduk tenang sambil mobil yang membawanya keluar dari area mansion dan melaju di jalanan besar.      

"Destinasi mana, Nona?" tanya sang supir. Dia melirik Ivy dari spion tengah mobilnya dengan tatapan sesuatu. Ada tatapan mesum, dan juga tertarik, karena baginya ... Ivy sangat cantik dan memikat.      

"Hentikan sandiwaramu itu, Leon. Kau paham harus ke mana jika aku menghubungimu," jawab Ivy dengan nada datar mengandung dinginnya kalimat, sedingin hati dan kulit Ivy.      

Leon langsung tertawa dan mulai lajukan taksi online dia ke sebuah arah yang tentu sudah tak perlu ditanya lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.