Devil's Fruit (21+)

Menjelma Menjadi Kupu-Kupu



Menjelma Menjadi Kupu-Kupu

0Fruit 1052: Menjelma Menjadi Kupu-Kupu     

Jovano memiliki kecurigaan tertentu terhadap sang adik, Ivy, mengenai fenomena munculnya vampir baru di Tokyo. Maka, dia pun menyempatkan diri untuk bertanya mengenai itu pada sang adik di kamar Ivy. "Ivy ... apakah kau mengubah manusia jadi vampir?"     

Gadis SMP itu menaikkan kedua alis matanya dengan gaya santai dan menjawab, "Mengubah manusia menjadi vampir? Tidak."     

"Ivy, bisakah kau berkata jujur ke Kakak?" Jovano tidak yakin adiknya berkata apa adanya saat ini.      

"Ini aku sudah jujur. Terserah apakah Kak Jo percaya atau tidak." Ivy meneruskan mengetik di ponselnya, mengabaikan sang kakak. Padahal dulu dia tidak mungkin begitu.      

"Ivy ... kau serius?" Jovano ingin kepastian.      

Kepala gadis itu pun mendongak ke kakaknya dan menjawab, "Kak Jo, kalau Kak Jo tidak yakin dan tidak mau mempercayaiku, Kak Jo lebih baik keluar dari kamarku daripada hanya menggangguku yang sedang berkirim pesan."     

Jovano agak terkejut juga dengan sikap sang adik. Tidak biasanya Ivy begitu pada dia. Apakah adiknya mulai berubah? Ivy membenci dia karena tidak digubris Jovano selama beberapa waktu belakangan ini? Atau memang Ivy sedang sibuk dengan hal lainnya?     

"Hm, baiklah, Kak Jo akan percaya padamu, Vy. Semoga kamu tidak mengecewakan Kakak." Jovano pun mulai pergi dari kamar tersebut dan segera masuk ke mobilnya untuk meluncur ke apartemen yang dia tempati bersama Nadin.      

Sepeninggal Jovano, Ivy menatap tajam ke arah pintu, seakan kakaknya masih di sana, lalu menyeringai dan dia kembali menatap ke layar ponsel dia, meneruskan obrolannya dengan seseorang di seberang sana.      

Jovano kembali ke apartemen dan mendapati Nadin sudah terlelap. Dia pun menyusup masuk ke selimut dan tidur memeluk Nadin, tidak tega membangunkan gadis tercintanya. Namun, Jovano masih resah dengan Ivy. Dia masih belum yakin akan jawaban sang adik.      

Apakah Ivy berdusta padanya? Atau memang dia tidak ada sangkut pautnya dengan fenomena kemunculan ras vampir baru di Tokyo?     

Malam itu, pasangan Shona dan Pangeran Zaghar berpatroli di kota. Sementara itu, Vargana mengajak adiknya, Voindra, untuk berpatroli juga meski berbeda area dengan Shona. Vargana sengaja membawa Voindra dengan alasan agar si adik terus terlatih kemampuan bertempurnya, dan kedua orang tuanya setuju mengenai itu.      

Vargana sebelum memulai patrolinya datang ke mansion sang bibi cambion dan meminta ijin pada Kenzo untuk mengajak Gavin patroli juga. "Uncle Ken, boleh kan kalau Gavin ikut patroli bersama aku, Voi dan mungkin nanti akan ada si jelek Abvru."      

"Hm, tidak buruk." Kenzo mengangguk memberi ijin. Ini juga bagus untuk melatih sang anak agar semakin terasah di medan pertarungan. "Hati-hatilah kalian di luar, dan jangan ragu mengabari kami kalau ada sesuatu yang tidak bisa kalian tangani sendiri."     

"Iya, Uncle. Jangan khawatir!" Vargana melambai kepada Kenzo dan Shelly. Tadinya hendak mengajak Kiran juga, tapi Shelly belum mengijinkan.      

Vargana dan 2 remaja lainnya baru saja melesat keluar dari mansion Andrea ketika tiba-tiba dari arah depan muncul sang calon suami membawa mobil.      

"Ayo, daripada kalian lelah terbang, lebih baik menghemat tenaga dengan mobilku ini." Pangeran Abvru membukakan pintu mobil dengan tenaga magisnya sehingga dia tidak perlu repot-repot keluar.      

Vargana mendengus sebelum dia memulai dulu untuk masuk ke mobil itu, diikuti Voindra dan Gavin. "Aku menyanggupi tawaranmu ini hanya karena aku sedang mengajak adik-adikku dan tak mau mereka kelelahan," tukasnya.      

"Iya, iya, aku tahu kau sangat sayang pada mereka." Pangeran Abvru sudah terbiasa dengan keketusan calon istrinya dan juga termasuk kelitan Vargana.      

Sedangkan di mansion, Ivy keluar ke balkon kamarnya, menghirup udara malam itu dengan cara santai dan tak lama, dia pun menghilang, digantikan sekumpulan kupu-kupu yang memiliki cahaya di bagian abdomennya seperti kunang-kunang, tapi cahaya itu berwarna merah terang.      

Gerombolan kupu-kupu itu terbang beriringan keluar dari mansion menuju ke jalanan. Meski terlihat mencolok, sebenarnya rombongan kupu-kupu itu tidak bisa terlihat mata manusia biasa.      

Kupu-kupu banyak yang berjumlah sekitar belasan itu bersama-sama terbang melintasi jalanan, lalu melintasi langit dan terus menuju ke selatan, menjauh dari area mansion, terbang terus dengan kepakan sayap lebar dan perut yang menyala merah terang.      

Kemunculan rombongan kupu-kupu itu hanya bisa dilihat makhluk supernatural saja. Dan sayangnya, Andrea dan yang di mansion terlalu lengah untuk bisa mengetahui hilangnya Ivy dari hunian tersebut dengan cara menjelma menjadi kupu-kupu.      

Ini adalah teknik yang berhasil dipelajari oleh Ivy. Alih-alih menjelma menjadi kelelawar seperti biasanya yang terjadi pada kaum vampir, Ivy memilih wujud lain yang sesuai dengan keinginan dia. Vampir bisa berubah wujud menjadi hewan apapun, dan metode itulah yang digunakan Ivy jika hendak menyelinap keluar dari mansion.      

Andaikan Jovano mau lebih ketat lagi menjaga adiknya ketimbang kembali ke apartemen demi Nadin, mungkin ia akan mendapati tindakan Ivy yang seperti ini.     

Dan dengan metode menjelma menjadi kupu-kupu, Ivy bebas keluar dari mansion ketika semua orang sudah masuk ke kamar masing-masing. Namun, dia masih menyisakan hawa aroma dia di kamarnya agar ibunya tidak mencurigai dia meski Andrea memasang array pendeteksi aroma di kamar Ivy.      

Gadis itu sepertinya sudah lama menganlisis ini dan menemukan cara paling jitu untuk keluar dari mansion. Andai Andrea melihat sendiri apa yang dilakukan sang putri, pasti dia akan melongo. Kekuatan Ivy semakin besar dan hebat, namun bukan hal yang bisa dikagumi, karena kekuatan Ivy justru digunakan untuk hal buruk.      

Di sebuah rumah kosong yang tampak besar dan berpagar tinggi, kumpulan kupu-kupu itu masuk dan sampai di salah satu ruangan terbesar di sana. Lantas, rombongan kupu-kupu tadi mulai berubah menjadi Ivy.      

"Puteri!" Dari arah pintu, muncullah sosok lelaki muda, berjalan mendekat ke Ivy.      

Kepala Ivy menoleh ke sosok lelaki itu dan dengan wajah ketus, dia berkata, "Puteri? Aku ini ratu!"     

"Ohh, ya, Ratu! Maafkan kelalaianku, Ratu ..." Sosok itu segera berlutut dan meraih pelan tangan Ivy untuk dia kecup.      

"Apakah mereka sudah melakukan perintahku?" tanya Ivy pada sosok itu. Ia tatap lekat pemuda yang tampak berusia sekitar 17 tahun, berambut coklat dan tidak terlihat seperti layaknya wajah oriental biasa.      

Pemuda itu berdarah campuran dan juga tampan.     

"Tentu saja sudah, Ratu. Mereka anak-anak yang sangat patuh, hasil didikan Ratu tentu saja tidak mengecewakan." Sosok lelaki muda itu tersenyum sembari masih memegang tangan Ivy meski usai dikecup, dan matanya berubah merah menyala beserta taring yang muncul ketika dia menyeringai.      

"Bagus!" Ivy tersenyum puas. "Kuharap mereka terus bekerja dengan baik dan giat agar kerajaanku bisa lekas terbangun. Agar siapapun tidak bisa lagi meremehkan ataupun menindasku." Mata merah Ivy menyala seiring dia tersenyum.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.