Devil's Fruit (21+)

Jangan Cabul, Jamet!



Jangan Cabul, Jamet!

3Fruit 1042: Jangan Cabul, Jamet!     

Vargana dan Shona ditangkap gerombolan lelaki yang sudah disusupi makhluk asap hitam dan dibawa ke dalam sebuah pondok di tengah hutan kota. Ternyata di sana merupakan markas lelaki itu untuk menuntaskan napsu bejat pada para wanita yang lewat di sana di malam hari.      

Ketika Vargana dan Shona berhasil menangkap semuanya, Jovano dipanggil untuk memindahkan gerombolan yang ditangkap di alam pribadi Shona ke alam milik Jovano. Mereka berdua harus berpegangan tangan dalam metode itu.     

"Oke, selesai!" Jovano berkata dengan santai seolah dia tidak merasakan apapun setelah menggenggam tangan Shona. Memangnya dia harus merasa apa? Toh dia sejak dulu tidak memiliki perasaan khusus pada adik sahabatnya itu. Berbeda kondisinya dengan Shona yang masih berdebar-debar dan wajahnya merona.      

"Hei, hei! Kalian ternyata di sini!" Dari ruang yang terdistorsi, muncullah dua pangeran incubus. Untung saja Jovano dan Shona sudah selesai berpegangan, sehingga tidak perlu ada yang cemburu.      

Vargana segera saja mendengus kesal melihat siapa yang datang. "Sho, ayok pulang!" ajaknya sambil menggamit lengan Shona dan menyeret sahabatnya dari tempat itu.      

"Oi, oi, oi ... tidak bisa seenaknya begitu, Va!" seru Pangeran Abvru pada tunangannya.      

"Bodo amat!" cetus Vargana tidak perduli dan terus berjalan. "Kalau aku seenaknya, trus kenapa? Sana kalau kau ingin ambil perempuan random untuk kamu bawa pulang, terserah!"      

Jovano terkikik melihat pertengkaran yang biasa terjadi antara Vargana dan Pangeran Abvru. Dia menyapa sebentar ke Pangeran Zaghar dan adiknya, kemudian pamit pergi untuk urusan lainnya sebelum terjebak jadi obat nyamuk di antara dua pasangan di situ.     

Maka dari itu, Jovano memilih untuk kembali bersama Nadin. Maklum, namanya juga seperti pengantin baru yang sedang hot-hotnya menikmati kebersamaan mereka di hunian baru.      

Pangeran Abvru masih mencoba menghentikan tunangannya yang sedang bersikap ketus padanya. Dia mengejar Vargana sembari kakaknya mengikuti dari belakang bersama Shona yang telah meloloskan diri dari pelukan paksa Vargana.      

Ketika mereka sedang ribut di jalan, tiba-tiba muncul 6 manusia yang disusupi makhluk asap hitam di depan mereka. Kedua belah pihak sama-sama terkejut saling bertemu tanpa terduga.      

Karena 6 makhluk asap hitam sepertinya berada di level cukup tinggi, mereka menyadari siapa yang ada di dekat mereka, sehingga mereka lekas kabur cepat ke arah kendaraan motor yang mereka parkirkan tak jauh dari sana.      

"Kejar!" seru Vargana sambil melompat mencoba menggapai makhluk asap hitam terdekat darinya. Sayang sekali, makhluk itu sudah cukup jauh dari sejak bertemu, sehingga dia agak kesusahan menangkapnya, bahkan sudah memakai ilmu teleportasi saja, masih belum berhasil karena saking cepat dan jauhnya.      

Karena kebetulan mobil Shona terparkir di sana, Shona segera menonaktifkan mantra array dan mobil itu langsung muncul nyata di depan mata. "Va, pergilah dengan Pangeran Abvru!" teriak Shona setelah dia mendapatkan telepati dari tunangannya bahwa dua incubus datang dengan mobil pangeran rambut perak.      

"What?!" Vargana berseru, tapi tangannya sudah terburu disambar Pangeran Abvru yang membawa dia ke sebuah mobil yang terparkir cukup jauh dari sana.      

Shona sudah masuk ke mobilnya bersama calon suaminya.      

"Perlu aku yang mengemudikannya, sayank?" tawar Pangeran Zaghar.      

"Tidak perlu, Za. Aku bisa." Shona segera menyalakan mesin mobil dan mengejar motor para vampir tadi. Kendali kemudi Shona ternyata tidak kalah dengan para atlet balap mobil profesional. Semua gerakan dan belokan secara tangkas dilakukan tanpa cacat dan tidak menabrak apapun.     

Pangeran Zaghar malah yang berdebar-debar kencang menyaksikan cara calon istrinya mengemudikan mobil. Dia memegang kuat pegangan pintu dan dasbor di depannya. "Wow, wow, Sho sayank, aku baru tahu kau bisa menyetir seperti ini. Ha hah!" Dia tertawa kecut, mengakui dirinya kalah dalam hal mengemudikan mobil.      

Yah, mungkin karena Pangeran Zaghar lebih jago mengemudikan kereta kuda. Masih ingat ketika dia datang menjemput Shona di sekolah menggunakan kereta kuda, kan? Itu sangat gaya dia sekali.      

Shona hanya tersenyum sambil terus fokuskan pandangan ke jalanan di depan dia, berkonsentrasi pada 3 motor yang dikendarai 6 makhluk asap hitam.     

Aksi kejar-kejaran itu terus berlanjut sampai menuju ke arah pelabuhan dan masuk ke area peti kemas besar. Shona terus memacu mobilnya gila-gilaan.      

Mobil Shona terus mengejar motor yang bergerak zig-zag menyusup di beberapa ruas jalan pelabuhan peti kemas. Sementara itu, mobil yang dikendarai Pangeran Abvru sudah melintasi jalan lain.      

Ketika motor yang dikendarai para makhluk asap hitam itu masuk ke area sempit dari kumpulan peti kemas besar, mereka mengira mobil Shona tak bisa lagi mengikuti mereka. Mereka pun berteriak gembira sambil meledek mobil Shona yang tak bisa ikut masuk ke lorong tersebut, sedangkan untuk memutar balik dan ambil jalur lain mengejar motor-motor makhluk asap hitam, sudah tidak ada waktu.      

Disaat para makhluk asap hitam tadi merasa di atas angin karena lolos dari Shona dan Pangeran Zaghar, tiba-tiba mereka melihat mobil lain menghadang tepat di jalan keluar lorong itu. Seketika mereka tak bisa mengelak dan terjungkal menabrak mobil tadi.      

Itu adalah mobil yang dikemudikan oleh Pangeran Abvru.      

Tak mau kehilangan buruannya, Vargana segera keluar dari mobil dan mengejar para makhluk asap hitam yang mencoba kabur. Ada 3 orang berusaha lari setelah memanjat cepat peti kemas besar nan tinggi di sana.      

Sedangkan 3 makhluk asap hitam lainnya terkapar di lantai aspal itu setelah motor menabrak bagian tengah mobil Pangeran Abvru.      

"Haakhh! Mobilku harus dikorbankan! Dasar kalian makhluk keparat!" Pangeran Abvru mengumpat kesal karena mobil bagusnya penyok di bagian pintu tengah akibat hantaman keras motor-motor para makhluk asap hitam.      

Shona dan Pangeran Zaghar lekas melesat menghampiri para makhluk asap hitam yang masih menggelepar di tanah dan segera ditangkap menggunakan tali air Shona sebelum dimasukkan ke alam pribadi dia, sementara Pangeran Abvru mengejar sisanya bersama Vargana.      

Setelah berhasil mengejar 3 yang kabur, Vargana segera keluarkan pusaran angin dia untuk menggulung para makhluk asap hitam. 2 makhluk tertangkap namun 1 agak susah dan berhasil lolos dari angin Vargana.      

Vargana tak sempat memunculkan angin lainnya dan menatap kesal 1 makhluk asap hitam yang berhasil lolos darinya.      

Cklang! Zumph!     

Tiba-tiba, 1 makhluk asap hitam itu terikat rantai kristal dan detik berikutnya dia sudah berada di dalam kristal, menandakan usaha Pangeran Abvru berhasil. Kemudian, kristal berisi makhluk asap hitam itu diserahkan ke Shona untuk nantinya diberikan ke Jovano.      

"Ayo deh, kita pulang!" Vargana mengajak Shona.      

"Umm ... aku pulang dengan Zaghar, yah Va ..." Ternyata Shona menolak.      

Vargana melongo dengan dua alis terangkat tinggi-tinggi. "Lah! Sho! Kok malah kamu pulang ma calon lakikmu? Aku gimana, dong?"     

Shona melirik ke Pangeran Abvru yang masih diam namun dagu sang pangeran terangkat pongah. "Masa sih aku harus kasi tau? Hi hi ..."     

Wajah Vargana masam seketika saat menoleh ke calon suaminya. "Jadi aku harus pulang ama dia? Dengan mobil rongsok dia?" Vargana menengok ke arah mobil penyok sang tunangan. Terbayang betapa malunya dia nanti sepanjang perjalanan.      

Pangeran Abvru pun mengerahkan kekuatannya yang besar dan dalam waktu satu menit, semua penyok di bagian tengah mobil pun kembali ke bentuk semula, mulus, bagai tidak pernah terjadi apapun pada mobil itu. "Lihat! Sudah mulus ... semulus kulit kamu, sayank."     

Vargana bergidik. "Jangan cabul, jamet!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.