Devil's Fruit (21+)

Agenda Makhluk Asap Hitam



Agenda Makhluk Asap Hitam

0Fruit 1024: Agenda Makhluk Asap Hitam     

Andrea menghela napas panjang, tak tau lagi apakah dia bisa mengekang sang putra demi keselamatan Jovano sendiri. Putranya itu semakin besar semakin memiliki keputusan dia sendiri. Yang menjadi dia lega hanyalah meski Jovano memiliki banyak darah iblis di tubuhnya, namun perilaku dia tidak sebrengsek iblis pada umumnya.      

"Oh ya, tadi bukannya baru pertama, Jo?" tanya Myren, teringat dengan ucapan keponakannya. Rupanya jenderal wanita satu ini tidak mudah lupa atau terlena. "Lalu yang kedua?"     

"Ya, agenda pertama adalah ingin menguasai bumi manusia menjadi tempat mereka. Dan yang kedua yaitu memerangi Nirwana." Jovano menjawab pertanyaan bibinya. Dia teringat betapa penuh dendamnya para makhluk asap hitam ini kepada pihak Nirwana.      

Makhluk asap hitam itu saat diinterogasi oleh Jovano di alam pribadinya waktu itu, pertama-tama memang berkata bahwa dia ingin menguasai bumi, mengambil alih manusia di bumi menjadi alat bagi mereka memiliki tubuh solid.     

Namun, nada suara makhluk itu berubah penuh amarah ketika dia mengatakan dia ingin membalas dendam pada Nirwana yang kejam pada mereka. Karena itu, Jovano pun bisa perlahan-lahan memancing makhluk tersebut bercerita mengenai latar belakang mereka. Jangan remehkan kemampuan membujuk Jovano.      

"Wo ho ho ho! Ingin membalas dendam ke Nirwana?" Vargana sampai terkekeh, takjub pada cita-cita si makhluk asap hitam. "Katakan pada mereka untuk jangan lupa bangun kalau bermimpi supaya tidak terkenal rudal kalo ketinggian halunya."     

"Kenapa begitu, Va?" tanya Kuro penasaran.      

"Kak Kuro, Nirwana itu tidak bisa diremehkan kekuatannya. Bahkan iblis kuatpun akan mikir jutaan kali dulu sebelum berani menyerang ke Nirwana." Vargana menjawab. "Yah, itu yang aku tau dari cerita Mama dan Papa, sih. Ya, kan Ma? Pa?" Gadis itu menoleh ke ibu dan ayahnya.      

Myren dan Ronh mengangguk.      

"Kalau ingin tau seberapa kuat petinggi di Nirwana, itu seperti kekuatan Baginda Lucifer," kata Myren.     

"Dan ada banyak dari mereka yang sekuat Baginda Lucifer." Ronh menyambung ucapan istrinya.      

"Salah satunya adalah babehnya lakikku ini." Andrea menyenggol lengan suaminya.      

Kuro dan beberapa yang belum tau mengenai asal usul dari Dante tentu saja membelalakkan mata terkejut.      

"Papa ... Benarkah Papa punya ayah seorang petinggi Nirwana?" Kuro menatap takjub pada ayah angkatnya.      

Dante tak punya pilihan selain mengangguk. Sang istri sudah terlanjur membuka rahasia dia yang jarang diketahui bahkan oleh sesama anggota Tim Blanche-nya. "Tapi ayahku ... kekuatannya masih berada di bawah Angel yang sekuat Lucifer." Tuan Nephilim tidak memberikan gelar baginda ketika mengucapkan nama Lucifer, karena dia dari awal bukan berasal dari ras iblis, jadi tak ada kewajiban melakukan itu.      

"Kalau memang pihak Nirwana sekuat itu, kenapa waktu perang dengan Underworld mereka bisa kalah?" Vargana teringat juga akan cerita ini dari ibunya. Dia belum lahir ketika itu.      

"Karena mereka berperang di Underworld, dimana atmosfernya sudah sangat berbeda dan bisa mencekik para Angel jika terlalu lama." Andrea yang menjawab. "Inilah kenapa si bapak ini sampai dikasi transfusi darah iblis ama si babeh geblek." Nyonya Cambion menaruh sikunya di bahu sang suami secara santai.      

Tuan Nephilim tidak keberatan dengan tingkah selenge'an sang istri dan malah memeluk pinggang Andrea menggunakan satu tangan dari samping.      

"Papa, nanti pokoknya Papa harus menceritakan padaku tentang kisah Papa. Harus!" Kuro memaksa. Dia juga ingin seperti Vargana yang di masa kecilnya sering mendapatkan banyak cerita menarik mengenai apapun yang pernah terjadi di sekitar mereka.      

"Hm, iya Kuro. Nanti akan Papa ceritakan yang bisa diceritakan." Dante memberikan jawaban agak ambigu.      

"Isshh ... Papa sepertinya pelit cerita!" Kuro merajuk lalu menoleh ke ibu angkatnya. Andrea tertawa kecil, paham apa mau si anak hybrid padanya.     

"Oke, kita udah tau jadwal dari para makhluk itu. Ada 2 aja atau masih ada ketiga, Jo?" Vargana mulai mengembalikan topik pembahasan mereka pada hal utama.      

"Tunggu dulu, ini mereka hendak menyatakan berperang ke pihak Nirwana, memangnya mereka bisa apa menghadapi para Angel?" Myren masih heran.      

Jovano menjawab, "Kata makhluk yang aku interogasi, mereka mendapatkan kekuatan supernatural dari si sosok misterius itu. Dan mereka dijanjikan bisa meningkatkan kekuatan jika nantinya berhasil mendapatkan banyak manusia sebagai inang."     

"Cih! Jadi si sosok misterius itu kayak ... ogah mengotori tangan dia sendiri untuk memerangi Nirwana, gitu kan?" Andrea mencibir.      

"Mom cerdas!" Jovano acungkan ibu jari ke Andrea. "Aku juga yakinnya sih gitu, Mom. Ini sosok kayaknya cuma mo memanfaatkan para makhluk pendendam ini aja, sih. Dia cuma tinggal nonton aja."     

"Tapi, Jo, kalo makhluk itu kepingin perang ama pihak Nirwana, memangnya bakalan digubris ama pihak Nirwana?" Voindra bertanya.      

"Voi, pihak Nirwana itu selalu menginginkan manusia dalam keadaan baik-baik saja tanpa terganggu terlalu dalam pada kuasa iblis dan makhluk negatif lainnya. Meski begitu, Nirwana juga menyerahkan keputusan pada manusia, hendak mengikuti jalan iblis atau jalan yang mereka tunjukkan. Tapi ... kalau manusia disusupi begitu, pasti Nirwana juga takkan tinggal diam begitu saja membiarkan manusia diperalat persis seperti boneka." Tuan Nephilim menjelaskan cukup panjang.      

"Kok aneh begitu, yah Nirwana itu." Kuro angkat bicara penuh dengan sikap bingung. "Kalau memang Nirwana sangat melindungi manusia, kenapa mereka diam saja jika ada iblis yang masuk ke bumi dan hidup bersama dengan manusia seperti kita ini. Mengapa Nirwana belum melakukan pergerakan apapun ketika banyak terjadi peperangan di bumi manusia. Apakah rasa sayang mereka ke manusia tidak mendalam?"     

Tuan Nephilim menggeleng. "Tidak begitu, Kuro. Pihak Big Boss dari Nirwana memang menyayangi manusia dan memerintahkan agar para Angel melindungi hati manusia agar selalu berada di jalan terang. Namun, si Big Boss ini juga mempersilahkan manusia untuk menentukan takdir mereka sendiri, hendak mengikuti dia atau pihak iblis."     

"Big Boss Nirwana kok nyentrik, yah!" Gavin yang dari tadi diam, tak kuat ikut bicara.      

"Ha ha, yah begitulah dia. Memiliki segala kuasa atas apapun, bahkan kuasa atas iblis juga, tapi dia menyerahkan semua urusan pada masing-masing pribadi. Dia hanya akan me-reset bumi saja apabila sudah terlalu banyak manusia yang tidak mau mengikuti dia." Dante meneruskan sesuai dari apa yang dia dapatkan dari pengasuh dia dulu, saat dia masih kanak-kanak, belum bertemu dengan sang asisten setia, Erefim, yang sudah mengorbankan nyawanya demi Dante ketika terjadi serangan bom di penjara Nirwana kala itu.      

"Ya, si Big Boss Nirwana sebenarnya bisa saja menjentikkan jarinya dan Underworld beserta Neraka akan musnah. Tapi ... sepertinya dia ingin segala sesuatu lebih menarik dengan membiarkan semuanya apa adanya mengalir begitu wajar dan menyerahkan pada masing-masing orang untuk menentukan jalannya dan dia hanya tinggal memberikan karma pada manusia, entah karma baik atau karma buruk." Kenzo yang diam juga ikut bicara menjelaskan mengenai itu sesuai dengan yang dia baca di buku kuno saat dia masih berusia remaja.     

"Jadi ... ini para makhluk asap sengaja menyusupi manusia untuk mendapatkan perhatian dari pihak Nirwana agar para Angel turun memerangi mereka?" Pangeran Zaghar mengerutkan dahinya.      

"Benar. Pasti itu yang diharapkan makhluk-makhluk sesat itu cari perhatian Nirwana." Pangeran Abvru mengangguk setuju akan opini kakaknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.