Devil's Fruit (21+)

Mama dan Mami



Mama dan Mami

0Fruit 1195: Mama dan Mami     

Jovano sudah pulih sepenuhnya saat ini dan bersiap menembakkan kekuatan cahaya surgawi dia ke angkasa sesuai permintaan ibunya.     

Tangan kanan Jovano yang berisi kekuatan cahaya surgawi sudah terangkat dan siap meluncurkan pancaran kekuatan di telapak tangan itu.      

Tepp!     

Mendadak, tangan kanan Jovano dicekal oleh Pangeran Djanh. "Jangan, Pangeran Muda. Lebih baik jangan."      

Jovano melongo sejenak sebelum dia bertanya pada si pangeran Incubus itu, "Kenapa, Pangeran?" Ia belum sepenuhnya paham kenapa tindakannya mendadak dihentikan oleh ayah dari sahabatnya?     

Pangeran Djanh tidak memberikan jawaban secara lugas namun hanya menggeleng sambil tersenyum simpul sebelum berkata, "Lebih baik jangan. Percayalah padaku."      

Karena Jovano merasa heran sekaligus curiga dengan dampak yang akan terjadi apabila dia benar-benar menembakkan kekuatan cahaya itu, maka ia pun tidak banyak bertanya dan mempercayai intuisi yang dimunculkan melalui tindakan pencegahan dari Pangeran Djanh.      

Entah kenapa, Jovano merasa dia bisa memercayai ucapan tersirat ayah Zevo.      

Sementara itu, Andrea melesat mendekat ke putra sulungnya dan bertanya, "Kok gak jadi kenapa, Jo?"      

Jovano belum sempat menjawab karena Pangeran Djanh sudah menimpali terlebih dahulu, "Aku yang mencegahnya, Tuan Putri." Dan ketika melihat Andrea hendak menanyakan alasan perbuatan itu padanya, si pangeran Incubus sudah berucap mendahului si Cambion Hera, "Bukankah terlalu tidak asik kalau para angel mengganggu kesenangan kita ini?"     

"Heh?" Andrea memiringkan kepala dengan bingung akan jawaban dari Pangeran Djanh.      

"Khe he he ... biarlah kita nikmati sendiri kesenangan di sini, Tuan Putri, daripada menyerahkannya ke para angel yang suka mengganggu itu, ya kan?" Tak lupa Pangeran Djanh mengedipkan satu matanya dengan cara jenaka.      

Andrea masih bingung tapi Jovano mengerti jawaban dari Pangeran Djanh itu hanyalah sebuah selubung acak dari alasan sebenarnya. "Ahh, iya juga, Mom! Pangeran benar! Untuk apa kita undang angel-angel itu ke sini? Bukankah ini pesta milik kita sendiri membantai makhluk-makhluk itu, iya kan?"     

"Nah! Pangeran Muda sangat benar sekali! Ini adalah pesta kita, tak perlu campur tangan pihak lain dulu untuk saat ini, kecuali ada kondisi yang terlalu mendesak." Pangeran Djanh melirik singkat Jovano sambil hatinya memuji kecerdasan pemuda itu memahami niatnya.      

"Ohh, ya udah kalo emang gitu." Andrea tersenyum dan tidak ingin berdebat atau bertanya lagi. Dia juga menyetujui ide mengenai ini adalah pesta bagi mereka dalam membantai musuh. Apalagi kini si demon tua sudah lenyap dari tempat itu, sehingga tidak ada lagi marabahaya bagi kelompoknya.      

Setelah menyetujui pemikiran Pangeran Djanh, Andrea dan yang lainnya kembali masuk ke medan tempur, melanjutkan menghajar dan membasmi vampir iblis yang telah menyatu dengan makhluk asap hitam.      

Pertempuran itu telah berlangsung selama setengah jam semenjak Andrea kembali masuk ke area perang, namun ketika dia melihat Zevo, ia melesat mendekat ke menantunya dan bertanya, "Zevzev, gimana kondisi Kuro?"     

"Kuro masih istirahat di alam pribadiku, Aunty." Zevo menjawab setelah dia memukul mundur salah satu lawannya.      

"Dia belum sehat sempurna, yah?" Andrea tak menyangka ternyata luka yang dialami anak angkatnya seberat itu. Biasanya pil yang dia berikan tadi memiliki efek cepat, namun ternyata membutuhkan lebih banyak waktu bagi Kuro untuk pulih. Ini menandakan luka yang diberikan demon tua memang tidak main-main.      

Mungkin saja kalau Kuro tidak lekas ditangani pil Andrea dan tenaga Healing milik Shona, Kuro tidak akan selamat.      

"Iya, Aunty. Meski lukanya sudah tertutup, tapi dia masih terlihat pucat dan lemah. Shona di dalam sini untuk membantu pemulihan dia." Zevo menepuk ringan dadanya, memaksudkan pada kalung dunia yang dia pakai sebagai wadah alam pribadinya.      

"Zevzev, jangan panggil aunty terus, ahh ... kan kita udah keluarga. Panggil mom kayak Jo ke aku atau mama juga boleh." Andrea berkata sambil dia mematahkan leher vampir iblis yang mendekat padanya dan memberikan api hitamnya sehingga vampir itu langsung terbakar.      

"O-ohh, oke ... he he ... Mama." Zevo mengusap tengkuknya dengan canggung dan cengiran malu-malu.      

"Heh! Jangan ngobrol melulu!" Revka mendadak saja sudah berada di sebelah putranya.      

"Bhuuu ... iri bilang, bos!" ejek Andrea pada frenemi dia.      

"Kau cambion burik, jangan kasi influence aneh-aneh ke anak aku, yah! Jangan nodai kesucian dia!" Revka memicingkan mata tajamnya.      

"Anjrit dah! Suci? Lah dia aja nguberin anak gue ampe anak gue nyerah dikawin. Suci, heh?" Andrea berkacak pinggang sambil satu tangannya memukul mati satu vampir iblis yang nekat mendekat padanya, bahkan tanpa melirik musuhnya seakan dia cuma sedang memukul nyamuk saja. Kau memilih lawan yang salah, Ferguzo!      

"Ma, jangan bicara aneh-aneh, ahh! Aku cuma manggil mama ke aunty Andrea karena dia kan sudah jadi ibu mertua aku." Zevo tak mau ada perdebatan tak penting antara kedua emak-emak ini.      

"Oi! Kenapa manggil dia mama? Trus aku?" Revka protes pada anaknya, bersikap kekanakan seperti sedang cemburu.      

"Ya ampun, Ma!" Zevo menunjukkan wajah putus asanya ketika sang ibu sudah mulai bertingkah kekanakan begitu.      

"Oke, panggil dia mama, terserah! Tapi kamu harus manggil mami ke aku, oke! Untuk pembeda!" Revka mendelik ke putranya.      

"Iya, iya, Ma-ehh, Mami." Zevo lebih baik mengiyakan saja supaya tidak terlalu panjang.      

"Gak sekalian bunda aja? Biar bisa ayah bunda dah kalian!" Andrea mendengus geli sambil bersuara seperti mengejek. Sungguh tidak cocok memanggil Revka bunda dan Pangeran Djanh dengan ayah. Di benak Andrea, itu terlalu tidak cocok.      

Zwosshh!      

Andrea segera memundurkan kepalanya ketika serangan energi hitam melesat dari sampingnya, nyaris mengenai kepalanya andai dia tidak cepat bergerak menghindar. Ia menoleh ke samping, dan makhluk asap dedengkot sudah hendak melancarkan serangan berikutnya.      

Wuusshh!      

Dhuaakk!     

Blaarr!     

Hanya dalam hitungan sekian detik, Andrea sudah melesat ke makhluk asap dedengkot sambil menyerang. Kini, makhluk itu pun terkapar di salju dan perlahan menghilang di udara, tewas.      

"Makanya jangan gangguin kalo emak-emak lagi asik ngobrol!" Andrea kemudian meludahi tanah bekas makhluk asap dedengkot itu terkapar.      

Di sisi lain, Ivy memandangi medan tempur dengan dahi berkerut. Benaknya tidak puas akan apa yang tersaji di depannya karena menurutnya, serdadu dia seperti mengalami kekalahan meski jumlahnya jauh lebih banyak dari kelompok ibunya.      

Geram karena masih saja kalah kekuatan, Ivy pun mengacungkan tongkat magis dia tinggi-tinggi di udara, memanggil keluar kekuatan di dalam bola kristal di ujung tongkat, mengirimkan energi tambahan pada semua serdadunya agar mereka lebih kuat dan bisa mengimbangi tim Blanche.     

Mendadak, serdadu Ivy menjadi lebih beringas dan tubuh mereka membesar dengan otot menonjol. Seolah-olah mereka baru saja mendapatkan suntikan doping[1] steroid[2] dan gen[3] yang kuat serta mumpuni, menjadikan daya serang mereka lebih berbahaya dari sebelumnya.     

Bukankah ini namanya semakin menindas tim Blanche yang hanya berjumlah sedikit saja?     

.     

.     

[1] doping adalah pemberian kepada, atau pemakaian oleh seorang olahragawan yang bertanding, suatu zat fisiologis dengan jumlah yang tak wajar dengan jalan atau cara apapun agar dapat meningkatkan performa atlet tersebut, karenanya dilarang oleh banyak organisasi olahraga karena dampaknya bisa berbahaya bagi atlet itu sendiri nantinya.     

[2] doping steroid anabolik adalah jenis doping yang merangsang pertumbuhan otot dan mengurangi kadar lemak pada tubuh. Ini juga dapat berpengaruh pada perilaku seseorang sehingga mereka menjadi lebih agresif.     

[3] doping gen adalah doping yang bisa meningkatkan pertumbuhan otot, produksi darah, daya tahan tubuh, dan kekebalan terhadap rasa sakit dengan menggunakan rekayasa genetik yang disuntikkan ke dalam tubuh dan efeknya bisa berlangsung jangka panjang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.