Devil's Fruit (21+)

Pertempuran Tak Terelakkan Lagi



Pertempuran Tak Terelakkan Lagi

0Fruit 1249: Pertempuran Tak Terelakkan Lagi     

Kedatangan Yogen yang merupakan adik dari Rogen, dari ras Chimera, membuat Jovano dan Mogu muram. Ini artinya, mereka tidak hanya harus berurusan dengan Rogen saja tapi juga sepertinya harus menghadapi Yogen.      

Mogu mengetahui dengan jelas bahwa Rogen dan Yogen merupakan sosok monster yang kerap mencari masalah dan mengganggu monster yang lebih lemah dari mereka, langsung bisa membaca apa yang akan dilakukan dua kakak beradik itu.      

Yogen menatap kakaknya. "Siapa mereka? Manusia?"     

"Ya, manusia dan Griffin palsu." Rogen tertawa mengejek ketika melirik Noir. Ekor berbentuk ular di tubuhnya memiliki pelacak energi sihir, sehingga dia bisa tahu bahwa Noir tidak memiliki energi sihir apapun. "Dia hanya bisa terbang dan mengeong seperti kucing kecil saja, ha ha ha!" Inilah yang membuat dia begitu percaya diri di hadapan Noir.      

Betapa terhinanya Noir. Dia mengaum keras dan hendak menyambar kepala singa Chimera Rogen yang sedang tertawa meledeknya.      

Namun, Rogen bergerak lebih cepat dan memutar tubuh untuk memukulkan ekornya pada cakar Noir. Karena ekor itu sudah dilapisi dengan energi sihir penguat, Noir langsung terjerembab, terlempar ke belakang.      

Hal ini membuat mata Rogen menyala dan dengan tersenyum lebar, dia menerjang ke Noir, hendak mencabik-cabik Noir yang masih terjatuh.      

Dhuaakk!     

Jovano sudah berdiri di depan Noir dan meninju tapak besar Rogen dengan energi murni dari fisiknya semata, sehingga Rogen terpental ke belakang. Sepertinya pertempuran tak bisa dielakkan lagi.      

"Kau! Manusia macam apa kau sampai bisa memukul mundur aku?!" Mata Rogen menyala dengan emosi namun penuh tanda tanya. Sebesar apa kekuatan fisik Jovano sampai bisa membuat dia terpental?     

"Aku manusia macam yang akan menghajar monster aneh sombong yang hendak menyerang singaku!" Jovano berseru.      

Ucapan dari Jovano cukup menyengat menyakitkan di hati Rogen. Dia paling benci diejek mengenai bentuk tubuhnya yang berantakan dan aneh seperti ini. Sungguh dia membenci iblis yang dulu menciptakan dia.     

Ketika banyak monster hybrid terlihat sangat gagah menawan dengan perpaduan mereka, kenapa hanya dia yang terlihat buruk dan aneh begini? Inilah yang membuat Rogen benci setengah mati dengan iblis dan berikrar akan mencari cara untuk mengunyah iblis dan keturunannya sebagai pemuas dendamnya.      

"Kau manusia tahu apa, hah?!" Rogen bangun dan menerjang ke arah Jovano.      

Rekan Jovano lainnya tentu saja tidak tinggal diam melihat itu. Mereka bergegas maju untuk membantu.      

Namun, seketika itu juga, Yogen menghalangi langkah mereka. "Kenapa kita tidak biarkan mereka dan mari bersenang-senang sendiri denganku?" Seringaian lebar muncul ketika dia menghalangi Mogu dan yang lainnya.      

Sementara itu, Jovano sudah bertarung dengan Rogen dibantu Noir. Gerakan gesit Jovano cukup menyusahkan bagi Rogen untuk menyemburkan api dari mulut kepala singanya.      

Baru saja Rogen hendak menyemburkan api berikutnya yang meleset, Jovano sudah merunduk sambil meluncur menggunakan lututnya untuk bisa memukul dada Rogen.      

"Uhuk!" Rogen sampai terbatuk begitu pukulan keras Jovano menghantam dadanya.      

"Paman Noir! Belakang!" teriak Jovano ke Noir.      

Segera saja, Noir melompat ke belakang Rogen dan menghantam kepala ular menggunakan cakarnya. Namun, kepala ular itu tidak gentar menghadapi tapak besar Noir dan membuka mulut bertaring dia, hendak menghujamkan racun ke tapak Noir.      

Dhuakk!     

Belum juga taring itu tiba di tapak Noir, mendadak kepala ular Chimera harus merasa pusing. Ternyata, Jovano memukul rahangnya dari arah bawah. Jovano berhasil bergerak gesit di bawah tubuh Rogen. Dikarenakan dia jauh lebih kecil dari Rogen, itu memudahkan dia menyusup dan meluncur ke bawah Rogen karena menurutnya, bagian bawah Rogen adalah wilayah paling rapuh dari Chimera itu.      

Bughhh!     

Jovano meluncur masuk ke bawah Rogen lagi dan memukulkan tinjunya pada perut Rogen. Kegesitannya dalam bergerak membuat dia bisa lebih muda mengeksekusi serangan fisiknya ke lawan.      

"Depan, Paman!" seru Jovano dan Noir merespon dengan mulai menyerang bagian depan tubuh Rogen.      

Bukkk!     

Akhirnya Noir berhasil menampar pipi Rogen keras-keras hingga Chimera itu terhuyung ke samping.      

"Kau Griffin palsu berani memukulku?!" Rogen menyala dengan amarah ketika dia tak terima dipukul oleh makhluk yang tidak memiliki kekuatan sihir seperti Noir. Itu cukup menjadi penghinaan untuknya.      

Segera saja, Rogen menyemburkan api dari mulut singanya, sementara tanduk kambing dia menyentakkan tembakan aliran petir dari sana.      

Sebelum Noir terkena dua serangan dahsyat dari Rogen, Jovano lekas menggunakan pikirannya untuk memasukkan Noir kembali ke alam Cosmo.     

Betapa herannya Rogen ketika melihat Noir lenyap begitu saja dari hadapannya, membuat tembakan api dan petirnya terasa sia-sia menghembus di ruang kosong belaka. "Ke mana dia?! Ke mana Griffin palsu sialan itu!"      

Tak jauh dari pertempuran Jovano dan Rogen, kelompok Jovano sedang mencoba lari dari cegatan Yogen. Melihat dari cara Jovano menghadapi Rogen, mereka meniru Jovano dan menggunakan kekuatan fisik mereka untuk lolos dari Yogen.     

Bahkan Mogu tak ragu-ragu menggunakan sihirnya yang berelemen angin ke Yogen. Namun, Yogen menyemburkan api besar ke Mogu, mengalahkan energi angin Mogu, membalikkan itu ke Mogu, sehingga Hippogriff itu pun terjatuh ke belakang saking tertekannya.      

"Kau bukan apa-apa di depanku, Mogu! Berhenti membuat dirimu terlihat buruk, Mogu!" teriak Yogen yang ternyata cukup kuat, tak kalah dari kakaknya, Rogen.      

Saat Mogu terbatuk-batuk karena napas api yang sempat menyerang dari Yogen, Shona dan yang lainnya menerjang maju ke Yogen. Menggunakan kekuatan fisik, mereka bersatu padu menyerang Yogen.      

Serafima yang lebih kuat menghantamkan kepalan tangannya ke kepala kambing Yogen, sedangkan Pangeran Zaghar memukul kepala singa Yogen sebelum itu menyemburkan api. Sedangkan Gavin, dia merunduk dari sapuan kepala ekor Yogen.     

Shona memberikan tinjunya pada perut samping Yogen ketika dia melihat celah kesempatan. Serangan bersama mereka sungguh tidak disangka-sangka oleh Yogen.     

Chimera sebesar tank itu terbatuk-batuk dengan rasa terluka pada hatinya karena bisa dipukul manusia seperti mereka. Bukankah dulunya manusia itu hanyalah mangsa bagi dia dan kakaknya? Tapi, bagaimana bisa manusia yang dia temui sekarang ini justru mampu membuat dia terpukul?     

Yogen tak hanya terpukul pada fisik tapi juga terpukul di hatinya, terutama pada harga dirinya.     

Meski tubuh Yogen hanya setengah dari besar kakaknya, namun tetap saja monster lainnya yang berukuran sama dengannya akan berpikir dua kali untuk berani menyerang dan memukulnya secara langsung seperti yang dilakukan Shona dan rekannya.     

Ketika tubuh Yogen mulai limbung ke samping, ini dimanfaatkan oleh Gavin untuk melarikan diri dari Yogen dan berlari ke Jovano untuk membantu sang putra Cambion menghadapi Rogen.     

Pangeran Zaghar juga ingin berlari cepat menyusul Gavin, namun dia teringat istrinya. Dia mencemaskan Shona.      

Paham akan arti tatapan ragu di mata suaminya, Shona berteriak, "Bantu Jo! Aku dan Sera bisa menangani yang ini!"      

Barulah setelah mendengar teriakan istrinya, Pangeran Zaghar pun mengangguk yakin dan segera berlari cepat ke Jovano sebelum Yogen kembali menghadangnya.      

"Sialan! Kalian manusia sialan! Akan aku robek-robek tubuh rendahan kalian!" Yogen murka dan mulai bangkit kembali.     

Namun Shona dan Serafima tidak gentar, siap menghadapi amukan Yogen. Apalagi kini Mogu juga berdiri bersama mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.