Devil's Fruit (21+)

'Berkenalan' dengan Chimera Rogen



'Berkenalan' dengan Chimera Rogen

Fruit 1248: 'Berkenalan' dengan Chimera Rogen     

Baru saja Jovano dan kelompoknya sedang duduk santai sambil mendengarkan banyak informasi mengenai alam Hybrid ini dari Mogu, ketika ada sesosok monster mendekat ke arah mereka.      

Air muka Jovano menggelap. Itu adalah Chimera atau beast hybrid yang tergolong aneh. Kepalanya ada 2, yaitu kepala singa jantan dan kambing jantan bertanduk. tubuh depannya merupakan tubuh singa sedangkan perut akhir hingga kaki belakang adalah kaki kambing dan ekornya adalah ular seutuhnya (dari kepala sampai ekor).     

"Sepertinya rumor bahwa ada tamu di tanah ini adalah benar. Grrrrhhh ...." Chimera besar itu berjalan angkuh ke arah kelompok Jovano. Asap dari hembusan asapnya kentara ketika dia bernapas. Jovano hanya bisa berasumsi bahwa monster ini memiliki elemen api pada dirinya.     

Dari situ, Jovano langsung menjatuhkan dugaan pada oknum penyebar kabar kehadiran dia dan kelompoknya. Siapa lagi kalau bukan Harpy!      

"Rogen, kendalikan dirimu!" Mogu juga menggelap seperti Jovano karena dia tahu sosok di depannya itu salah satu dari monster yang suka mencari masalah dengan monster lainnya. Mogu lekas berdiri di depan kelompok Jovano.     

"Mogu, kenapa kau sepanik itu? Aku hanya ingin menyambut tamu sebagai sebuah keramahan." Chimera bernama Rogen itu tersenyum menyeringai, memamerkan taring besarnya dan asap sesekali keluar dari sela-sela giginya ketika bernapas.      

Noir lekas berdiri. Tubuhnya dua kali besar Chimera tersebut. Namun begitu, karena Noir masih kehilangan kekuatan sihirnya, maka mustahil bisa melawan Chimera meski dia lebih besar.      

Menyadari itu, Jovano cepat memegangi kaki depan Noir untuk menghentikan singa milik ayahnya memprovokasi Chimera yang tentunya tak bisa diremehkan kekuatannya.      

"Apa? Ada Griffin?" Mata Rogen beralih ke Noir.      

"Groaarrghh!" Noir menyatakan 'salam perkenalannya'. Aumannya gahar dan menandakan agar Rogen tidak macam-macam dengan mereka.     

"Ha ha ha! Griffin palsu sepertimu hendak coba-coba menggertak aku?" Kepala Chimera singa malah tertawa melihat kelakuan Noir.      

"Paman, jangan." Jovano menggeleng ke Noir yang sudah siap menerkam Rogen.      

"Rogen! Jangan kurang ajar! Kau sudah berulang kali membuat masalah di daerah ini! Apakah kau butuh hukuman dari Semesta?" Mogu menatap tajam pada Rogen. Meski lututnya gemetar karena perbedaan besar tubuh, namun dia harus tetap berwibawa sebagai petugas Semesta.     

Mogu saat ini sendirian saja, tidak bersama kelompok Hippogriff dia yang biasa menyatukan kekuatan jika hendak menegur seekor monster yang hendak berbuat jahat pada yang lebih lemah. Wajar jika dia cemas dan gemetar karena dia berpikir bahwa kelompok Jovano tak boleh mengeluarkan sihirnya atau identitas mereka akan ketahuan.     

Pandangan Rogen beralih ke Mogu dan terkekeh remeh, "Mogu, kau yakin ingin mendebatku? Semesta? Pfftt, jangan selalu menggunakan dia untuk tameng kau dan geng kecilmu itu. Memangnya Semesta perduli mengenai apa yang aku lakukan?" Kepala kambing yang bersuara.     

"Wzzztt ... Moguzz ... anakz kecil sepertimuz lebih baik diammzz ... Wzzttt ...." Kepala ular ikut bicara. Dua kepala lainnya mengeluarkan kekehan tawa kecil.     

Rogen wajar bisa berkata demikian dan meremehkan sikap Mogu yang ingin melindungi Jovano dan kelompoknya. Semesta tidak pernah menyuruh  para petugas untuk langsung menindak siapapun yang berbuat keonaran di alam ini kecuali itu berskala besar dan menimbulkan banyak dampak.      

Namun, apabila hanya mengenai monster memakan monster lain, Semesta tak mau ambil pusing dan ketua petugas pun biasanya hanya cukup mendata pada apa yang terjadi saja, tanpa perlu banyak ikut campur mengenai pemangsaan.     

Tindakan hanya akan terjadi apabila dirasakan akan menimbulkan kerusakan dan kekacauan secara luas. Namun, karena Mogu sudah berjanji untuk melindung Jovano dan kelompoknya, dia tak bisa mundur saat ini.      

Jovano menepuk bahu Mogu dan berjalan maju ke Chimera. "Maaf, Tuan Chimera, kami hanyalah pengembara biasa yang kebetulan muncul di alam ini. Harap Tuan Chimera membiarkan kami lewat. Bahkan kami akan pergi sekarang juga jika kami mengganggu Tuan."     

Lebih baik mengalah daripada bentrok dengan makhluk yang belum bisa diketahui level kekuatannya, meski dari segi penampilan dan tubuh saja sudah menyiratkan seberapa ganas Chimera di depan ini.     

"Kau bocah manusia?" tanya si kepala kambing.     

"Ya, kami manusia yang tak sengaja datang ke alam ini." Jovano menjawab setenang mungkin.      

"Bagaimana kau bisa sampai di sini? Memakai alat sihir?" tanya si kepala singa.     

"Entah apa yang terjadi pada kami, tiba-tiba saja kami sudah di sini ketika kami sedang berkumpul di taman." Jovano menyodorkan alasan terbaik yang bisa dia pikirkan.     

"Kalian sungguh manusia? Lalu ... kenapa bisa bersama dia?" Si kepala singa menunjuk Noir menggunakan dagunya.      

"Bukankan dunia manusia tak mungkin berisi hewan semacam dia?" Si kepala kambing menimpali.     

"Wzzttt ... sepertinyazz merekaz berbohongzzz." Giliran si kepala ular yang bersuara dengan suara mendesis kerasnya.      

Mogu dan Noir sudah bersiap meloncat ke depan karena Rogen sudah mencurigai mereka.      

"Apakah manusia tidak boleh memiliki hewan seperti ini?" Jovano menepuk Noir dengan arti agar singa itu tenang. "Ayah kami adalah profesor yang kebetulan memiliki kemampuan berpikir melebihi manusia lainnya dan berhasil menemukan buku mengenai hybridasi hewan. Dan kebetulan penelitian dia berhasil."      

Rogen menatap Jovano, seakan sedang memindai pemuda yang tidak gentar ketika berbicara padanya. Jika itu monster kecil lainnya, jangankan berbicara dengannya, mereka akan langsung lari dan bersembunyi darinya!     

Namun, kenapa malah ras manusia yang terkenal lemah dan penakut bisa seberani ini sekarang? Apakah jaman sudah berubah pesat di dunia manusia? Dia sudah terlalu lama meninggalkan Bumi, maka kurang paham apa saja yang telah terjadi di sana.     

"Hei, bocah manusia, kenapa kelakuan kalian mirip dengan iblis?" Rogen menatap tajam ke Jovano.     

"Memangnya apa yang dilakukan iblis hingga kau menyamakan kami dengan mereka?" Jovano balik bertanya dengan cerdas.     

"Huh! Aku malas menjawabmu! Bagaimana kalau kalian bertamu di tempatku saja? Aku akan hidangkan makanan apapun yang tentunya lezat." Rogen menatap Jovano dengan tatapan licik.     

Mana mungkin Jovano tidak waspada? "Maaf, Tuan Chimera, namun kami masih harus meneruskan perjalanan kami. Lain kali saja."     

"Bagaimana jika aku memaksa?" desak Rogen.     

"Groaahhh! Dia sudah menolakmu!" Noir berteriak.     

"Roaarrrrgghhh!" Rogen juga mengaum keras, seakan langit bergetar karena suaranya. "Kau ... Griffin palsu, lebih baik kau patuh dan diam saja! Atau ... mungkin kau menawarkan beberapa kati dagingmu untuk membuat hatiku senang?"     

"Kau mimpi!" Noir meraung beringas.     

"Hei, hei, apa yang terjadi di sini?" Mendadak, dari arah belakang, muncul Chimera yang lebih kecil dari Rogen. Wajah Mogu semakin jatuh. Ini yang dia khawatirkan dengan kemunculan Rogen, karena pasti yang lebih kecil akan menyusul tak lama kemudian!     

"Oh tidak, kenapa sekarang malah muncul satu lagi?" keluh Serafima pelan setengah berbisik.     

Rogen menoleh ke belakang dan menyeringai senang, "Oh, Yogen! Kebetulan sekali kau datang! Kemarilah, adikku!"     

Ternyata itu merupakan adik dari Chimera Rogen!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.