Devil's Fruit (21+)

Pencerahan Dari Mogu



Pencerahan Dari Mogu

0Fruit 1245: Pencerahan Dari Mogu     

Noir segera melanjutkan terbang ke arah yang ditunjuk Hong Wang ketika sebuah suara terdengar lamat-lamat, "Hooiii! Tunggu! Tunggu aku!" Dari arah belakang, terdengar suara yang mereka kenali.      

"Mogu?" Gavin tertegun saat dia menoleh ke belakang.     

Yang lain pun ikut menoleh dan merasa terkejut dengan kemunculan Mogu. Sedangkan Noir, dia mendesah dan mulai melambatkan kecepatannya.     

"Mogu, kau bernama Mogu, kan?" tanya Jovano ketika Mogu sudah menjajari Noir.      

Mogu mengangguk dan tersenyum riang, "Ya, aku Mogu. Dan kalian?"     

"Aku Jovano, ini Serafima, lalu ini Shona, dan ini Kak Zaghar, dan itu Gavin. Sedangkan yang gagah dan perkasa sedang membawa kami terbang ini, namanya paman Noir." Jovano menepuk leher tebal Noir yang tertutupi surai.     

Sekali lagi Noir mendesah tak berdaya. Apa maksud pujian Jovano tadi mengatakan dia yang gagah dan perkasa? Ia tak bisa berpikir akan maksud ucapan Jovano tadi.      

"Ohh, halo semua." Mogu menggerakkan kaki depannya dengan sikap riang. "Um, biarkan aku mengulangi nama kalian. Jova...no? Lalu ... Sefina-"     

"Serafima." Gadis itu membetulkan ucapan Mogu.      

"Ahh, ya Serafima! Maafkan aku." Mogu terkekeh. Namun, kemudian keningnya berkerut. "Tunggu, kenapa namamu sepertinya terasa familiar, yah? Namamu ... mirip seperti ras malaikat tertinggi." Ia menatap ragu-ragu kepada Serafima.     

"Karena aku memang anak dari ras itu!" Serafima membusungkan dadanya sambil mendongakkan hidung.     

"Heh? Anak dari ras Serafim?" Mogu terkejut bukan main. "Jadi, maksudmu ... kau ... kau ...."     

"Aku golongan Nephilim." Serafima pun mengaku.     

"Astaga!" Mogu sampai terpelanting di udara saking terkejutnya. Dan dia lekas mengejar Noir lagi sampai sejajar dengan punggung Noir. "Kau ... kau sungguh ... sungguh keturunan malaikat?" Mata besarnya membola semakin lebar.      

"Hnghh ... ya, benar. Ayahku dari ras itu makanya ibuku menamaiku demikian untuk mengenang ayahku." Wajah Serafima seketika muram, teringat akan kisah hidupnya yang nyaris sama seperti Dante.      

Rata-rata, para Nephilim darah murni seperti dia akan langsung diburu ketika diketahui keberadaannya sesudah lahir. Namun, berkat perjuangan ayah dan beberapa pengikut ayahnya, mencoba memohon terus-menerus pada Big Boss agar kaum Nephilim diberikan alam tersendiri saja dan diberikan pengampunan dari eksekusi surga.     

Setelah mengalami pemburuan berulang kali, akhirnya keinginan ayahnya terkabul dan dibuatlah alam Antediluvian untuk menampung seluruh Nephilim. Namun, Big Boss berpesan agar pasukannya tidak boleh segan-segan memusnahkan Nephilim yang mengacau di dunia manusia, apalagi mencelakakan manusia. Maka dari itu ada yang namanya para Pengawas.     

Dulu, Dante sering hampir terdeteksi Pengawas ketika dia sedang memburu Andrea. Keberadaan Nephilim di bumi manusia sudah menjadi rahasia umum di Nirwana namun masih dilonggarkan selama tidak membuat kekacauan.      

Maka dari itu, wajar jika Mogu terkejut. Selain Serafima anak dari ras tertinggi Angel, dia juga melihat dengan mata kepala sendiri keberadaan Nephilim yang selama ini dia anggap sebagai dongeng legenda saja.     

Kini dia sudah bertemu dengan Nephilim! Teman-temannya pasti takkan percaya padanya. "Ka-kau Nephilim, astaga, sungguh tak terduga! Aku pikir kau manusia. Ehh, jangan-jangan ... kalian semua adalah Nephilim?"     

Serafima menggeleng. "Hanya aku yang Nephilim di sini. Mereka semua keturunan iblis."     

"APA?!" Sekali lagi Mogu terjengkang ke belakang saking kagetnya hingga tertinggal dari Noir. Ia lekas terbang mati-matian mengejar Noir dan setelah sejajar kembali, matanya seperti hendak lari dari rongganya. "I-I-I-Iblis?!"      

"Kenapa memangnya?" Serafima dan yang lain heran dengan reaksi Mogu yang seperti terlalu berlebihan hanya karena mengetahui mereka keturunan iblis.      

"Ketahuilah, sebagian besar makhluk di alam ini adalah hasil kreasi gila para iblis! Ungh ... termasuk aku, sih!" Mogu tertunduk, mungkin malu atau apa.     

"Benarkah?" Yang lainnya serempak mengucapkan kata tanya itu.      

Mogu mengangguk. Ia mulai bercerita mengenai asal muasal adanya makhluk hybrid dan itu tak lain dari campur tangan iblis yang secara iseng sekedar bereksperimen saja pada makhluk-makhluk di bumi manusia.     

"Karena kami dikatakan monster dan dianggap berbahaya, makanya kami sering terlibat pertempuran tak jelas dengan manusia, dan oleh sebab itu, pihak Nirwana membuat keputusan dan memindahkan kami ke alam ini. Tapi percayalah, aku tidak sejahat yang kalian kira! Kami sebagai ras kecil dari Griffin adalah penegak keadilan di alam ini. Kami ... kami bagaikan polisi di sini." Mogu berceloteh menjelaskan.     

"Jadi, kau juga termasuk Griffin?" tanya Gavin.     

"Ya, aku memang memiliki darah Griffin, namun tidak semurni Griffin asli. Kebanyakan dari kami terlahir dari perkawinan silang Griffin dengan makhluk lain seperti kuda atau burung." Mogu bersemangat ketika menerangkan mengenai asal-usulnya.      

"Lalu ... kalau boleh aku tahu, kenapa kekuatan kami dibatasi di sini?" Kini Jovano menemukan seseorang yang bisa dia tanya perihal alam ini. Dia tak perlu susah payah berpikir dan menganalisis lagi.      

"Ohh, itu karena kalian keturunan iblis. Karena dikhawatirkan jika iblis masuk ke alam ini dengan membawa kekuatan besar kalian, maka kalian akan sewenang-wenang lagi di sini. Semesta takkan mengijinkan itu terjadi. Namun, Semesta masih berbaik hati tidak menolak kedatangan kalian sebagai keturunan iblis. Dia hanya mengambil sebagian besar kemampuan kalian." Sambil menjawab, Mogu tersenyum.      

"Tapi ... aku bukan keturunan iblis, kenapa aku juga dibatasi di sini?" Serafima bertanya.     

"Hm, mungkin itu juga berlaku untuk keturunan malaikat." Mogu manggut-manggut.     

"Apakah pembatasan ini akan selamanya ketika kami di sini?" Jovano terus mengejar jawaban.     

"Sepertinya tidak." Mogu menggeleng. "Kekuatan kalian bisa kembali, namun menunggu beberapa waktu dulu. Kalian hanya bisa menggunakan kekuatan sihir sekali dalam beberapa jam. Sepertinya begitu, kalau tidak salah."     

"Ahh, baguslah kalau memang ini bukan pembatasan selamanya ketika di sini." Jovano dan yang lainnya menarik napas lega. "Kalau sudah tahu begini, rasanya lega, ya kan teman-teman?"     

"Benar, Jo." Pangeran Zaghar menimpali. Dengan info penting dari Mogu, kita harus mulai menghemat kekuatan kita. Kalaupun kita hendak bertahan dari serangan makhluk lain, harus salah satu dari kita yang menggunakan sihir agar bisa bergantian dengan yang lainnya sehingga tidak boros dan terbuang percuma."     

Jovano setuju dengan pendapat Pangeran Zaghar. "Kak Za benar, mulai sekarang, kita harus bergantian jika ingin menggunakan sihir karena sihir kita hanya bisa digunakan sekali dalam beberapa jam."     

"Baik, Jo." Shona sepakat dan Serafima mengangguk.     

"Oke, Kak Jo." Gavin lebih tercerahkan kini mengenai cara kerja alam Hybrid ini.     

Mereka semua sepakat.     

"Oh ya, siapa itu Semesta?" Jovano masih penasaran mengenai sosok yang sepertinya ditakuti di alam ini.     

"Semesta adalah pelindung dan pengatur alam ini. Aku sendiri belum pernah bertemu dengannya. Hanya raja Griffin saja yang pernah menemui Beliau. Pokoknya, dia sebagai penyeimbang di sini. Meski begitu, banyak monster di sini yang gentar pada hukuman Beliau," tutur Mogu.     

Lalu, Mogu bercerita mengenai sistem pengaturan dari Semesta untuk alam ini. Jovano tersenyum lebar seakan dia mendapatkan 'cheat' dari Mogu. Dengan begini, lebih mudah, kan!     

Jovano menepuk pelan leher Noir sambil berkata ke singa itu, "Nah, Paman, ada untungnya juga kalau Mogu ikut kita, kan?"     

"Hmmhhh ...." Noir hanya berikan gumaman sebagai jawaban.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.