Devil's Fruit (21+)

Energi Penyembuh Surgawi



Energi Penyembuh Surgawi

0Fruit 1259: Energi Penyembuh Surgawi     

Monster itu membuka mulutnya dan keluarlah api berbentuk tombak menerjang pagar api hitam. Serangan itu begitu tajam dan melesat cepat, membuat Gavin terkejut. Meski itu dibuat dari api, namun tombak api itu sekeras tombak asli dan ketika bertemu dengan pedang Gavin, itu sungguh memberikan tekanan padanya.      

Sungguh sebuah serangan yang tidak terduga kekuatannya.      

Ini membuat Serafima bergerak meninggalkan spot dia untuk bergabung dengan Gavin yang sepertinya cukup kewalahan menangkis serangan tombak api dari leluhur Kadal Api Tepian.      

Namun, Gavin lekas berseru, "Jangan ke sini, Kak Sera! Jaga areamu sendiri! Yang ada di depan Kakak juga masih banyak. Jangan sampai perisai kita ini memiliki celah!"     

Ini mengurungkan Serafima dari bergerak. Ia pun menggigit gerahamnya dan bertahan di tempatnya berdiri. Memang, saat ini mereka dikepung dari segala arah, jika salah satu dari mereka bergerak pergi, maka akan ada celah terlalu besar sehingga membahayakan Jovano dan Pangeran Zaghar yang sedang berkonsentrasi untuk Shona.     

Oleh karena itu, Gavin terpaksa mengetatkan rahangnya untuk menerima serangan kuat dari tombak api leluhur Kadal Api Tepian. Tangannya mulai kesemutan karena terlalu banyak menerima getaran sentakan akibat tubrukan antara tombak api dengan kapaknya.      

Tapi Gavin tak boleh surut atau orang-orang yang ada di belakang dia akan celaka.      

Tepat satu jam setelah Pangeran Zaghar mengalirkan energi murni ke istrinya, Jovano mulai bangkit dari duduknya dan menyerahkan Shona kembali ke suaminya.      

Dia segera saja berdiri di sebelah Gavin dengan menatap tajam ke mata leluhur Kadal Api Tepian. "Kalian rupanya tidak kapok! Terima balas budi dariku!"      

Usai mengucapkan seruan itu, Jovano mengacungkan telapak tangan kiri dan juga telapak tangan kanan secara bersamaan, mengeluarkan kedua serangan fatal dia, membungkus area tempat ratusan monster yang mengepung mereka dengan api hitam dan mengarahkan Cahaya Surgawi ke leluhur Kadal Api Tepian.      

Dia secara cepat melakukan serangan itu karena tenaga sihirnya hanya bisa bertahan beberapa menit saja sebelum menghilang lagi.      

Para monster itu sangat tidak menyangka akan diberi serangan api hitam oleh Jovano, bahkan ternyata tidak hanya api hitam, namun juga sebuah cahaya yang bisa menerjang tubuh mereka dan langsung menjadikan mereka jadi asap tipis usai terbakar oleh cahaya itu.      

Ini juga tidak jauh berbeda dengan yang dialami leluhur Kadal Api Tepian. Dia terlalu terkejut untuk berkelit atau lari, sehingga ketika tubuhnya diterjang Cahaya Surgawi, dia hanya bisa membelalakkan matanya dan merasakan setengah tubuhnya lenyap menjadi asap dan kemudian menjalar ke kepalanya dan ia pun tamat dengan segera.      

Monster lainnya lekas berusaha melarikan diri sebisa mungkin meski harus kehilangan kaki, tidak apa asalkan nyawa masih melekat di badan!     

Hanya dalam hitungan menit yang singkat, ratusan monster itu berubah jadi abu dan asap yang membumbung ke udara kosong, menyeruakkan bau daging bakar.     

Ketika bau enak itu sampai di hidung monster lainnya yang ada di dekat sana, mereka terkaget-kaget ketika mengetahui bahwa itu berasal dari ratusan monster yang terpanggang hidup-hidup oleh api hitam.     

"Kalian ingin menjajal?" tanya Jovano yang sudah kehilangan kekuatan sihirnya. Namun, hanya dia yang tahu.     

Monster yang tiba di sana pun segera lari tunggang langgang. Mereka tidak ingin berurusan dengan iblis yang bisa mengeluarkan api hitam. Meski mereka tahu bahwa di alam ini iblis mengalami penekanan kekuatan sihir, namun mereka heran kenapa Jovano masih bisa mengeluarkan api hitam?     

Maka dari itu, lebih baik tahu diri dan melarikan diri saja daripada menyinggung Jovano.     

Setelah berhasil membuat monster lain lari tunggang-langgang, Jovano pun terduduk di tanah dan segera mengambil buah energi, membaginya ke Gavin, Serafima, Mogu, dan juga Pangeran Zaghar.      

Setelah itu, Jovano menghampiri Shona untuk bertanya, "Gimana kondisi kamu, Sho?"     

Shona sudah lebih bertenaga setelah diberi energi murni banyak dari dua lelaki kuat itu. "Aku sudah mulai merasakan adanya tenaga di sini. Baiklah, aku akan mencoba mengeluarkan Healing aku."      

Berkonsentrasi sejenak, Shona pun berhasil mengeluarkan energi healing dia. Energi berwarna hijau itu mulai didekatkan ke luka menganganya dan segera, energi hijau itu menyelimuti luka panjang itu.      

Jovano menyaksikan luka menganga dari dada hingga perut secara diagonal, sungguh mengerikan. Apalagi di dalam luka itu juga terdapat elemen api yang membakar daging Shona secara perlahan, mengakibatkan rasa sakit tak terkira.      

Kini, dengan berhasilnya Shona mengeluarkan tenaga healing dia, maka semua anggota tim mulai lega.     

Mogu terperanjat melihat energi healing milik Shona. "I-i-itu ...."     

"Kenapa, Mogu?" tanya Jovano pada si Hippogriff yang sedang terpana melihat ke Shona.     

"Bukankah itu ... itu adalah energi penyembuh surgawi? Atau aku hanya salah mengira saja?" Mogu sampai harus mengerjapkan matanya berulang kali.     

"Ehh? Ini ... ini energi penyembuh surgawi?" Shona agak bingung juga mendengar ucapan Mogu.     

"Ya! Aku pernah melihat sinar seperti ini muncul dari langit ketika ada tetua Griffin kami terluka parah. Dan kami semua sepakat bahwa yang menyinarkan sinar hijau itu adalah Semesta!" Mogu menjelaskan.     

Shona dan yang lainnya saling berpandangan.      

"Kenapa Kak Sho bisa punya energi milik surgawi, yah? Bukankah itu hanya energi penyembuh spesial dari iblis yang terpilih saja?" Gavin mengingat-ingat itu. "Bahkan aku juga pernah melihat adikku, Kiran, mengeluarkan energi itu saat dia menyembuhkan luka-luka dari berlatih!"     

Jovano mengerutkan keningnya. Ini sungguh aneh. "Ahh! Bukankah ibunya Sho seorang Nephilim? Dan Nephilim memiliki darah malaikat, ya kan? Mungkin karena itu Sho punya energi penyembuh surgawi?"     

"Tapi bagaimana dengan adikku, Kak Jo? Apa menurutmu keluargaku ada yang punya darah malaikat juga?"     

"Bahkan kak Druana juga punya energi ini, loh!" Shona menimpali.     

"Duh, untuk itu ... aku tak punya jawaban pasti selain bertanya sendiri ke mereka kalau bertemu mereka nantinya." Jovano terkekeh sambil mengangkat cepat kedua bahunya.      

"Hm, ya, aku harus bertanya ke Papa mengenai itu." Gavin mengangguk setuju.      

"Urghh! Hghh ... hghhh ...." Tiba-tiba, Shona berhenti dan energi hijau itu lenyap dari telapak tangannya, berganti dengan wajah pucat Shona. "Tenagaku ... habis. Maaf." Shona terengah-engah dengan keringat dingin mulai bermunculan di tubuhnya.      

Padahal luka itu masih jauh dari tertutup.      

"Rupanya cukup kuat juga luka berapi ini menggerogoti tubuh seseorang." Jovano menggigit kesal bibirnya. Bukankah tadi dia sudah lega karena Shona berhasil mengeluarkan energi penyembuhnya? Hanya bertahan beberapa belas menit saja dan lenyap karena kurangnya tenaga.     

"Ayo, Jo, bantu aku untuk menyalurkan energi lagi ke Shona." Pangeran Zaghar tidak ingin menunggu lama.     

"A-ahh, Kak Za ...." Jovano menyahut. "Rasanya ... aku memiliki ide lain untuk membuat energi Shona lekas kembali, Aku tak tahu secara pasti efeknya ke Shona, tapi patut dicoba lah!"     

"Oke, katakan padaku apa rencanamu mengenai ide baru itu, Jo." Mata Pangeran Zaghar bersinar penuh antusias. Apapun untuk istrinya!     

"Ernnhh ... itu ... itu ... kalian ... kalian cobalah bersenggama atau ... Shona melakukan ... felatio. Ehem!" Jovano berdehem karena merasa tak enak dan malu sendiri ketika menyarankan ide ini.     

Pangeran Zaghar dan yang lainnya melongo mendengar ide Jovano.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.