Devil's Fruit (21+)

Kemampuan Baru Zivena



Kemampuan Baru Zivena

0Fruit 1267: Kemampuan Baru Zivena     
0

Zivena meminta keluar dari alam Cosmo secara tiba-tiba dan Jovano tidak memiliki penolakan mengenai itu. Dia percaya pada adiknya dan mengeluarkan Zivena dari alam pribadi ibunya yang sementara dipegang dia.     

Hal yang tidak disangka-sangka, ternyata begitu Zivena keluar dan melihat kondisi Serafima yang mengenaskan, gadis cilik itu mengulurkan tangan dengan posisi masih berdiri di dekat Serafima dan secara ajaib, lengan tangan Serafima kembali tumbuh.      

Tak hanya Serafima yang menganga karena terkejut, Jovano dan Shona pun demikian. Sungguh tidak ada dalam impian terliar mereka bahwa Zivena mampu melakukan itu.      

"Zi … Zizi … itu …." Jovano sampai kebingungan harus mengatakan apa melihat keajaiban di depan matanya.      

"Hm?" Zivena menoleh ke kakaknya. "Apanya yang aneh, Kak? Ini? Oh, ini adalah kekuatan milik malaikat archangel. Papi adalah keturunan dari archangel terkuat, ya kan? Dan entah kenapa, aku mendapatkan kekuatan ini semenjak beberapa hari lalu."     

Penjelasan dari Zivena membuat Jovano paham.      

Penumbuhan lengan pada Serafima berlangsung cukup cepat, bahkan itu bagaikan sebuah mukjizat saking ajaibnya.      

Begitu lengan Serafima telah tumbuh sempurna dan dia memiliki tangan lagi bagai tak pernah tertebas sebelumnya, Serafima langsung berlutut di hadapan Zivena. "Terima kasih, Zi. Sungguh terima kasih padamu."     

"Bangun. Aku tak butuh berlututmu karena aku bukan malaikat murni, aku menolongmu kali ini hanya karena memandang kakakku saja, dan karena kau mau mengakui perasaanmu ke kakak bodohku ini." Secara lugas, Zivena berucap sambil melirik tajam ke kakaknya.     

Jovano terkekeh santai dan meraih sang adik, lalu mengecup pipinya.     

"Iyuuhh! Tak mau dicium!" Zivena lekas mengusap-usap pipi bekas dicium sang kakak. "Pasti kakak tadi sudah cium-cium dia, ya kan? Jangan kotori pipi aku, ughh!" Ia menggembungkan pipi chubby-nya.     

Tertawa melihat tingkah sang adik, Jovano tak perduli dan mengecup lagi pipi dan kepala si gadis cilik sekaligus.      

"Ya sudah, aku akan kembali ke Cosmo untuk menjalani tidur rehabilitasi." Zivena bersiap-siap untuk dikembalikan Jovano.     

Namun, sang kakak menahan Zivena dan bertanya, "Tunggu dulu, Zi."     

"Apalagi, Kak?"     

"Kakak ada beberapa pertanyaan. Jawab yah, please!"     

"Hm, yah baiklah karena aku ini orang baik dan penuh akan jiwa dermawan."     

"Ha ha, oke, percaya kok! Nah, kamu baru kemarin dapat kekuatan penyembuhan archangel, ya kan? Karena kakek kita adalah archangel Mikael, benar?"     

"Mhh, ya."     

"Kalau begitu, tentunya kamu juga bisa sembuhkan Mom dan Daddy, ya kan?"     

Zivena menggelengkan kepala pirangnya. "Maaf, Kak. Yang itu, tidak bisa."     

"Mom?"     

"Tidak bisa. Dia Cambion, tidak memiliki darah malaikat."     

"Hm, kalau begitu Dad?"     

"Jika Papi tidak mengganti darahnya dengan darah iblis, mungkin aku bisa membantu menyembuhkan dia dengan cepat, tapi sayang sekali Papi sudah menukar darah malaikat dia dengan darah iblis." Terlihat, Zivena sedih dan itu tercetak nyata pada wajahnya.     

"Hghh … ya sudah kalau begitu. Tapi, apakah ini kamu akan tidur panjang lagi seperti biasanya?" tanya Jovano.     

"Hm, entah, Kak. Yang penting, saat ini aku harus menjalani tidur untuk mengisi kekuatanku lagi karena menyembuhkan bahkan menumbuhkan anggota tubuh yang telah musnah memerlukan tenaga yang sangat besar."     

"Oh, oke kalo gitu, kamu balik ke Cosmo dan lekas bobok, yah! Nanti kalo udah bangun en pengin jalan-jalan bareng kami, kasi tau Kakak, yah!" Jovano mengusap pipi adiknya.     

"Kakak, aku tekankan sekali lagi, kau harus mencuci tangan dan bibirmu terlebih dahulu sebelum memegang aku, oke?" Zivena berkacak pinggang dengan wajah cemberut dan pipi menggembung. Sungguh menggemaskan.      

"Ha ha ha, oke, sayank." Jovano mengedipkan satu mata ke adiknya.     

"Zi, sekali lagi, aku berterima kasih padamu." Serafima tak tahu harus bagaimana lagi untuk mengungkapkan betapa dia sangat bersyukur dan berterima kasih pada gadis cilik itu, gadis cilik yang biasanya memusuhi dia.     

"Zi, kau sungguh luar biasa!" Shona mengacungkan ibu jarinya pada bocah chubby itu.     

"Iya, Kak Sho." Lalu, Zivena mendadak mendekati Shona dan memeluknya.      

"Ihh! Kok Zizi mau meluk Sho? Kan dia juga baru saja cium-cium suaminya!" Jovano protes.     

Segera saja, Zivena memutar bola matanya dan berkata, "Please deh, Kak! Jangan kekanakan, oke! Aku menyukai Kak Sho! Kami ini sama-sama punya tenaga penyembuh, kau tahu?"     

Jovano hanya bisa terkekeh tak berdaya melihat adiknya melakukan tebang pilih. Bisa apa dia?     

Lalu, sesuatu yang tak terduga dilakukan Zivena lagi. Dia mengambil tapak tangan Shona dan menempelkan dengan tapak tangannya sendiri. Muncul cahaya hijau kebiruan di antara dua tapak tangan itu.     

Mata Shona membelalak kaget. "Zi …."     

"Anggap saja itu sebagai hadiah untukku, yah! Dengan begini, kekuatan Healer Kak Sho jadi lebih besar dan energi Kakak tidak mudah terkuras." Zivena tersenyum manis.     

Melihat itu, Serafima merasa iri. Kapan bocah cilik itu juga akan tersenyum demikian padanya? Apa dia harus jadi penyembuh dulu untuk mendapatkan sikap manis Zivena?     

Akhirnya, setelah mentransfer sedikit kekuatan penyembuh dari garis archangel ke Shona, Zivena benar-benar kembali ke Cosmo untuk menjalani ritual tidurnya usai menggunakan kekuatan besar.     

Setelah Zivena menghilang ke Cosmo, Jovano tersenyum dan mengecup kepala Serafima, berkata, "Nah, semuanya sudah baik-baik saja, ya kan?"     

Serafima mengangguk. "Ya, semua karena adikmu yang sangat luar biasa."     

"Apakah kita akan kembali ke luar sekarang juga, Jo?" tanya Shona.     

"Boleh." Jovano menoleh ke kekasihnya, bertanya, "Apakah kau sudah merasa kuat, sayank?"     

"Hm, sudah." Serafima mengangguk, lalu dia mengalihkan pandangan ke monster serigala yang telah membujur kaku tak jauh dari mereka. Rupanya monster itu telah mati. "Bagaimana dengan dia?"     

"Hm, tentu saja kita tendang keluar." Jovano terkekeh.     

Tak berapa lama kemudian, ketika monster serigala tinggal 2 yang masih bertempur dengan kelompok Jovano, mereka ditimpa mayat pemimpin mereka yang sudah dalam kondisi gosong.     

Dua monster serigala yang sudah dipreteli sayap-sayapnya itu pun kaget dan makin ketakutan melihat mayat pemimpinnya. Gosong, menandakan serangan sihir iblis.     

"Itu yang akan terjadi apabila ada yang berani mengganggu kami." Jovano berkata dengan wajah kejam. Melihat ke salah satu monster yang masih memiliki satu sayap tersisa, dia berkata, "Sana pergi, katakan pada semua monster yang kau temui, kalau tidak ingin bernasib seperti gerombolanmu, jangan ganggu kami!"     

"Ba-baik!" Monster bersayap satu itu pun lekas berlari dan berusaha sekuat tenaga mengepakkan sayapnya meski harus terbang dengan susah payah, meninggalkan teman satunya lagi yang sudah tak memiliki sayap.     

"Kau … silahkan pilih, kami bunuh atau bunuh dirimu sendiri!" tegas Jovano dengan mata menyala.     

Monster serigala yang tersisa itu pun berlutut dan menangis sebelum akhirnya dia membunuh dirinya sendiri dengan menyerang leher menggunakan cakar tajamnya.     

"Hghh! Apakah aku kejam?" tanya Jovano bagai sedang bertanya pada dirinya sendiri.     

"Tidak." Pangeran Zaghar menyahut. "Dibandingkan dengan perbuatan kami biasanya di Underworld, kau jauh dari kejam jika hanya melakukan itu." Ia berkata jujur.     

"Jo, jangan menekan dirimu sendiri." Shona menepuk lengan Jovano. "Bukankah aunty Andrea selalu berkata bahwa kita bisa kejam pada siapapun yang menyakiti kelompok kita, ya kan? Jangan merasa bersalah, yah!"     

Menatap ke Shona, Jovano pun mengangguk dan Pangeran Zaghar juga menepuk bahunya, memberinya kekuatan. Gavin mengacungkan ibu jarinya dan Serafima beserta Mogu juga mengangguk.     

Mereka pun melanjutkan perjalanan bersama Noir, semakin mendekat ke sebuah arah sesuai petunjuk Hong Wang.     

"Roaaarrhhhh!" Terdengar suara auman keras dan tajam dari arah depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.