Devil's Fruit (21+)

Memperebutkan Kristal Jiwa Dengan Hydra Lava



Memperebutkan Kristal Jiwa Dengan Hydra Lava

0Fruit 1269: Memperebutkan Kristal Jiwa Dengan Hydra Lava     

Ketenangan Hydra Lava terusik ketika matanya melihat Noir mendekat ke danaunya. "Mau apa kalian datang ke sini? Enyah!" raungnya dengan sisa kegusaran karena tidak berhasil menjangkau Kristal jiwa milik Andrea sejak kemarin.     

Noir menahan sengatan panas dari hawa luar biasa dari danau lava yang ada di bawah mereka. Dia tak boleh jatuh atau pun oleng, atau para penumpang berharga di punggungnya bisa celaka.     

Saat ini, mereka hanya ingin mengambil secepatnya Kristal Jiwa Andrea tanpa perlu berkonfrontasi dengan Hydra Lava.     

Namun, sepertinya Hydra Lava tak suka daerah kekuasaan dia dimasuki makhluk lain, apapun itu. Dia bahkan rela bertarung dengan sesama Hydra lainnya jika ada yang berani mengusik huniannya.     

Apalagi ini hanyalah sosok singa terbang yang tidak berharga di mata Hydra Lava. Tapi, berani sekali makhluk rendahan itu terbang masuk ke hunian dia! Apakah dia begitu remeh di mata makhluk rendahan itu?!     

Murka karena Noir masih juga tetap maju meski telah dihardik untuk pergi, mana mungkin Hydra Lava yang sungguh bangga akan dirinya, bisa diam dan tenang?     

"Makhluk rendah! Jangan memaksakan keberuntunganmu terlalu jauh!" raungnya keras-keras sambil mengumpulkan tenaga lava pada moncongnya, siap menyembur dari sana.     

"Dia akan menyemburkan lava!" teriak Mogu, panik. Bagaimana pun, api dan benda yang berkaitan dengan itu, merupakan elemen penghancur yang sangat besar dampaknya dan mengerikan.      

Dengan berbekal Buah Energi Roh belasan biji yang ditelan, Shona pun mengerahkan energi Healer dia menyelubungi Noir dan Mogu, sehingga kini mereka bisa aman dan nyaman meski berada di atas danau lava.     

"Paman, awas!" teriak Jovano pada Noir ketika semburan lava keluar dari moncong Hydra Lava.     

Noir lekas berkelit ke samping, terbang cepat menghindari semburan lava tersebut.      

Namun, Hydra Lava tidak kalah gesit menggerakkan moncongnya. Semburan lava itu terus mengejar Noir dan Mogu. Sementara, Hong Wang hanya menonton di kejauhan dan bersantai melayang di udara.     

Noir terus dikejar semburan lava dari moncong Hydra Lava, itu sungguh sesuatu yang sangat mendebarkan bagi semua yang di atas punggung Noir.     

Rupanya, Noir tidak bisa diremehkan dalam manuver-manuvernya saat terbang. Dia sudah bisa berkoordinasi baik dengan sayap milik Gazum yang telah menyatu secara sempurna di tubuhnya.      

Noir terus terbang dan bermanuver di sekeliling danau lava, sambil berusaha mendekat ke Kristal jiwa Andrea.      

"Sedikit lagi! Itu di sana! Ayo!" Gavin dan yang lainnya berteriak sambil menunjuk ke Kristal di kejauhan di depan mereka.     

"Sedikit lagi, Paman Noir! Kau bisa!" Jovano juga ikut memberikan semangat.      

Jika Noir sudah hampir mendekat ke Kristal itu, Hydra Lava akan menghalanginya dengan semburan lavanya. Tampaknya si hydra itu telah paham apa yang sedang dituju oleh Jovano dan kelompoknya.     

Hydra Lava sungguh kesal dan tidak terima! Sejak beberapa hari lalu, dia sudah berupaya meraih Kristal itu dan belum berhasil. Lalu, kelompok Jovano hendak merebut begitu saja dari kekuasaannya? Mimpi saja!     

"Mogu, apakah kau memiliki keberanian?" tanya Jovano setengah berteriak pada Mogu.     

"Aku? Apa yang kau rencanakan, Tuan Pangeran?" Mogu menelan ludah, merasa ada yang tak nyaman dari pertanyaan Jovano.     

"Aku akan meloncat ke punggungmu dan kita akan membantu mengejar Kristal itu!" Jovano menjelaskan secara singkat rencananya.     

Mogu merasa kulit di bawah bulunya memucat putih. Dia harus ikut kehebohan yang melibatkan Hydra Lava? Apakah dia terlalu bosan hidup?     

Ingin sekali menggeleng menolak rencana Jovano, namun dia melihat tatapan penuh harap di mata Jovano. Mengatupkan rahang kuat-kuat, Mogu pun menjawab, "Ya sudah, kemarilah!"     

Jovano mengangguk dengan wajah gembira. "Guys, aku akan bersama Mogu, sementara kalian akan tetap di sini. Ayo lakukan dengan 2 kelompok!"     

"Baiklah, Jo!" Pangeran Zaghar dan yang lainnya mengangguk.      

Mereka merasa rencana Jovano sudah tepat. Jika kelompok dipecah menjadi dua, itu akan cukup menyulitkan bagi Hydra Lava menyerang mereka. Perhatian dan serangan dari Hydra Lava tentu saja akan terpecah menjadi dua, dan tak mungkin bisa menjangkau keduanya sekaligus, kan?     

Maka dari itu, usai Jovano melompat ke punggung Mogu, dua makhluk beda ras itu mulai terbang gesit. "Kalian harus berlawanan arah terus dengan kami, yah!" seru Jovano pada kelompok di atas punggung Noir.     

Mereka mengangguk, sudah mengerti strategi Jovano.      

Setelah itu, Noir dan Mogu memang mulai terbang bermanuver saling silang, membingungkan Hydra Lava sesuai dengan perkiraan Jovano.      

Satu sisi, Hydra Lava ingin menyerang Noir dan Mogu, namun sisi lain lagi dia ingin mempertahankan Kristal yang membuat dia sungguh merasa penasaran.     

Namun, untuk memberikan serangan pada Noir dan Mogu sekaligus menjaga Kristal agar tidak direbut Jovano dan kelompoknya, itu merupakan hal yang benar-benar merepotkan.     

"Kalian makhluk rendahan sialan!" teriak Hydra Lava, marah, karena menyadari strategi dari Jovano memang mempersulit dia.     

Ketika Hydra Lava menyerang Noir, maka Mogu akan terbang cepat ke Kristal yang melayang di atas danau. Maka, Hydra Lava harus cepat-cepat berbalik untuk menghalau Mogu.     

Seperti itu terus dalam puluhan menit ini, sungguh melelahkan dan menaikkan emosi si monster. "Aku akan kunyah kalian! Aku akan panggang kalian sampai kalian menjadi bubur!" serunya penuh murka, merasa bagai sedang dipermainkan.     

"Ha ha ha! Untung saja kau cuma satu di sini!" Jovano mengejek Hydra Lava.      

Ucapan Jovano itu sungguh merupakan tamparan keras untuk Hydra Lava yang selalu merasa bangga dan memilih berkuasa sendirian di danau ini, tidak ingin membagi dengan makhluk elemen api lainnya.     

Kini, tentunya dia harus menelan kesombongan dan keegoisannya sendiri, buah dari semua perbuatannya.     

Ketika Noir mendekat ke Kristal Jiwa Andrea, Hydra Lava segera menyemburkan lavanya ke arah Noir, menyebabkan singa bersayap itu pun lekas menghindar sebelum lava berhasil menyentuh tubuhnya.     

Di saat Hydra Lava sedang menyemburkan lava, Jovano memerintahkan Mogu untuk terbang melesat cepat ke arah Kristal.     

Rupanya Hydra Lava menyadari di belakangnya, Mogu dan Jovano sudah diam-diam menyelinap mencari kelengahan dia. Segera saja dia menoleh dan bersiap hendak memberikan serangan lava ke Mogu.     

Namun, Jovano sudah mengeluarkan cambuk tulang dia dan diarahkan ke Kristal Jiwa ibunya.      

Wuurrffhhh!     

Semburan lava itu menyergap ujung cambuk dan melelehkan tulang tersebut menjadi bubur kemerahan. Ini sungguh mengejutkan Jovano, tak mengira setengah dari cambuk ibunya akan diubah menjadi bubur begitu saja.      

Padahal dia sudah cukup dekat dengan Kristal itu! Sedikit lagi dia bisa menjangkaunya!     

Karena lelah terus dipermainkan kelompok Jovano yang ingin mendapatkan Kristal aneh itu, maka Hydra Lava pun menggertakkan rahangnya sebelum dia menyemburkan lava pada Kristal itu.     

"Jangan!" teriak Jovano dan nekat melompat dari atas tubuh Mogu, hendak meraih Kristal jiwa ibunya, ingin menyelamatkan Kristal itu dari amukan lava si hydra.     

"Tidak! Jo, jangan!"     

"Kak Jo!"      

Mereka semua menyeru histeris ketika melihat tubuh Jovano sudah melayang di angkasa, hendak meraih Kristal itu, padahal ada Hydra Lava di dekatnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.