Devil's Fruit (21+)

Perburuan di Ambang Keberangkatan



Perburuan di Ambang Keberangkatan

0Fruit 1271: Perburuan di Ambang Keberangkatan     

Saat Jovano dan kelompoknya telah berhasil mendapatkan pecahan kristal jiwa Andrea, kini mereka hanya akan pergi dari alam Hybrid ini dan mencari pecahan kristal jiwa selanjutnya dengan panduan arah dari Hong Wang si burung Vermilion.     

Namun, Mogu maju ke Jovano dengan kepala tertunduk dan berkata malu-malu, "A-anu ... Jo, bolehkah ... bolehkah aku ikut kalian?"     

"Hah?"     

"Eh?"     

"Mogu?"     

Kelompok Jovano heran dengan permintaan Mogu.     

"Mogu, kenapa ingin ikut kami? Bukankah kau sudah hidup tentram di sini bersama rasmu?" Jovano bertanya dengan raut heran ke Mogu yang terlihat malu-malu.     

"Aku … aku …." Bagaimana cara agar Mogu bisa menyampaikan pada Jovano mengenai apa yang dia rasakan? Ia masih tertunduk, bingung memilih ucapan yang tepat sebagai alasan kuat agar keinginan dia dikabulkan.     

Shona memiringkan kepala sambil memicingkan mata, berusaha merangkai apa yang menjadi dugaannya. Ia pun berkata sebelum Jovano membuka mulut, katanya, "Ahh, sepertinya itu bukan hal yang buruk. Iya, kan Jo?" Ia melirik sambil tersenyum ke Jovano.     

"Heh?" Jovano cukup bingung dengan ucapan Shona. Kenapa wanita muda itu berkata demikian? Seakan Shona setuju saja atas permintaan Mogu. Apakah ada yang dia lewatkan yang tidak dia ketahui?     

Shona mengangguk ke Jovano dengan senyum belum luntur dari wajahnya. "Ia akan menjadi kekuatan tambahan untuk kita, ya kan? Tidak ada ruginya!"      

Mengerutkan kening dan mengerucutkan bibirnya untuk berpikir, Jovano benar-benar harus memikirkan ini dan itu mengenai apa yang diinginkan Mogu tadi.     

Mengikuti mereka? Apakah itu akan baik-baik saja? Tapi, kenapa sepertinya Shona mendukung keinginan Mogu? "Hm … baiklah, jika memang menurut Sho itu hal yang baik."     

Mogu mendongak dengan mata bersinar cerah. "Terima kasih! Terima kasih, Jo! Terima kasih, Shona!" Mogu mengusapkan kepalanya pada Jovano dan pada Shona juga.     

"Tapi, kau sungguh yakin hendak ikut kami?" Jovano masih mempertanyakan keseriusan Mogu. "Misi kami ini tidak main-main dan bisa dikatakan berbahaya."     

"Tidak masalah untukku! Sungguh aku tidak masalah seberbahaya apapun itu, aku benar-benar ingin merasakan aroma petualangan ke banyak dunia yang belum aku ketahui!" Mogu menampilkan wajah tegas penuh keyakinan.     

Ini membuat Jovano merasakan percaya dan sedikit memiliki keyakinan atas niat Mogu. Mungkin nanti dia bisa bertanya pada Shona mengenai kenapa gadis itu menyetujui keinginan Mogu.      

"Baiklah, kalau sudah ditetapkan begini, ayo kita mulai pergi dari sini. Nah, kita harus membentuk lingkaran dan aku akan merapalkan mantranya dari Opa. Hong Wang, kemarilah di tengah-tengah. Kau tak ingin tertinggal di sini, kan?" Jovano menggoda Hong Wang.     

"Skriii! Bocah sialan!" Hong Wang si burung api itu menjerit kesal, tapi dia tetap saja terbang rendah masuk ke dalam lingkaran yang sudah dibuat kelompok Jovano.     

"Sepertinya Mogu juga bisa berdiri di tengah bersama Hong Wang." Pangeran Zaghar memberikan sarannya.     

Jovano dan yang lainnya pun mengangguk. Mogu melangkah ke tengah lingkaran yang telah dibuat Jovano dan kelompoknya.     

"Sudah siap semua, ya kan?" Jovano melirik ke semua rekan timnya dan setelah melihat mereka semua mengangguk yakin, ia pun mengeluarkan sebuah Kristal berwarna keemasan seukuran telur puyuh.     

Mogu menatap dengan heran Kristal kecil itu namun dia diam saja dan tetap berdiri patuh di tengah lingkaran.      

"Oh ya, kita akan menuju ke mana, Om Ver? Harus jelas dulu destinasinya sebelum aku memindahkan kita semua." Jovano tak bisa melupakan hal penting itu, kan?     

"Huh! Kupikir kau sudah lupa itu, bocah!" Hong Wang mencibir ke Jovano. "Kita akan ke alam Mutan."     

"Hah? Apa katamu, Om Ver?" Jovano tidak ingin salah dengar.     

"Kau sudah tuli di usia semuda ini, huh?" ejek Hong Wang sambil menatap remeh ke Jovano.     

"Yah, aku hanya ingin meyakini yang kau ucapkan, Om. Siapa tahu kau sedang mengigau. Apa benar itu … alam Mutan?" Jovano ingin mengonfirmasi.     

"Iya, bocah bodoh!" Burung Vermilion itu mendelik kesal dan disahut tawa renyah Jovano.     

"Ha ha ha, baiklah, baiklah … alam Mutan. Wew! Sepertinya kita akan bertarung dengan para X-Men, nih guys!" Jovano terkekeh sambil menggerakkan kepalanya.     

"X-Men?" Pangeran Zaghar sedikit bingung. "Siapa itu?"     

Shona tersenyum dan mengelus dada suaminya, memaklumi bahwa sang suami kemungkinan bukan orang yang rajin menonton tayangan manusia di Bumi. "Itu gerombolan mutan yang ada di tayangan televisi manusia yang terkenal."     

"Ohh, ternyata tokoh dari tayangan. Aku pikir siapa." Pangeran Zaghar terkekeh sambil mencubit dagu istrinya.     

"Baiklah, baiklah, berhenti dulu lovey dovey kalian, oke! Iri, nih! Yayank Sera, nanti kita anuh lagi, yah kalau sudah sampai tujuan." Jovano melirik ke gadis Nephilim di sampingnya.     

Dhuak!     

Serafima menendang tulang kering Jovano. "Mimpi saja kau, bocah mesum!" Wajahnya memerah dengan suara menggerutu, meski sebenarnya hati dia penuh dengan taman bunga dan kembang api.     

"Kalian kejam … tidak memikirkan perasaanku …." Gavin nyaris menangis darah.     

"Ha ha ha, maaf, Gav!' Jovano melirik iba ke sahabat masa kecilnya. "Oke, oke, sekarang kita serius. Ayo mulai serius!"     

Jovano sudah hendak merapalkan mantra yang diberikan kakeknya sebelum dia pergi di Alam Hybrid, ketika mendadak saja ada suara bergemuruh dari kejauhan.     

"Apa itu?" Shona heran dan memandang sumber suara yang mulai mendekati mereka.     

Tak berapa lama, pertanyaan Shona terjawab juga. Itu adalah rombongan dalam jumlah besar dari banyak monster, mengarah ke mereka.     

Ada Manticore (monster berkepala manusia, bertubuh singa dan berekor kalajengking dan kadang bersayap kelelawar), Hydra Gurun (mirip Hydra Lava, hanya hidupnya di gurun pasir), sosok mirip Medusa (ular berkepala manusia yang mengerikan), Centaurus (monster setengah manusia dan setengah kuda yang buas), Minotaur (monster bertorso dan bertangan manusia pria, dengan kepala, kaki belakang dan ekor banteng yang kuat dan ganas), Basilisk (ular besar yang biasa disebut raja ular), Harpy (monster burung berkepala wanita), Werewolf (setengah manusia setengah serigala), Wyvern (ular besar bersayap), dan bahkan ada Cerberus (monster anjing berkepala 3).     

Mereka semua berlari ke arah kelompok Jovano dengan dipimpin oleh Yogen, Chimera yang pernah mereka lawan sebelumnya dan kalah.      

Rupanya gerombolan massif para monster itu dikumpulkan oleh Yogen. Dia rupanya tidak main-main ketika berkata hendak membalaskan dendam bagi kakaknya yang dibunuh Jovano, Rogen.     

Yogen serius mengumpulkan banyak monster kuat untuk mengejar Jovano. Selain untuk membalas dendam, Yogen juga sudah mengumbar mengenai identitas asli kelompok Jovano. Kalau sudah begitu, mana mungkin para monster itu tidak bergegas ke kelompok Jovano?     

"Gawat! Mereka terlalu banyak!" Mogu merasa mulutnya berkedut saking takutnya. "Apalagi itu adalah jenis yang kuat. Mereka semua ras yang kuat di alam ini! Astaga! Apakah para Griffin membiarkan ini begitu saja?"     

Jovano menggigit bibirnya, memikirkan cara terbaik bisa meloloskan diri dari semua monster mengerikan dan kuat yang dibawa Yogen.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.