Devil's Fruit (21+)

Taktik Kerjasama Tim ala Jovano



Taktik Kerjasama Tim ala Jovano

0Fruit 1272: Taktik Kerjasama Tim ala Jovano     

Di saat Jovano sudah siap membawa kelompoknya keluar dari alam Hybrid dan hendak berpindah ke alam Mutan, secara tidak terduga, ada banyak monster hybrid yang datang bergemuruh hendak menyerang kelompok tersebut.     

Ada Manticore, Hydra Gurun, sejenis Medusa, Centaurus, Wyvern, Harpy, Minotaur, Basilisk, Werewolf, dan Cerberus berlari cepat ingin lekas menggapai ke Jovano dan kelompoknya. Mereka dipimpin oleh Yogen.     

Dari hal itu, dapat diduga dengan tepat bahwa Yogen sudah memberitahukan kepada para monster yang dibawanya bahwa kelompok Jovano adalah keturunan iblis dan itu tentu saja membuat para monster besar dan ganas itu tak sabar ingin menelan Jovano.     

Selain menggiring para monster ke Jovano, Yogen juga ingin membalaskan dendam kakaknya, Rogen, yang telah dibunuh Jovano.     

Melihat gerombolan monster yang sebagian besar dari mereka merupakan monster jenis solitaire (yang hidup sendiri, tidak berkelompok), kecuali Harpy dan Werewolf, sudah pasti Jovano harus lekas berbuat sesuatu.     

Namun apa? Kelompok Jovano hanya ada 7 orang saja, sedangkan para monster itu ada puluhan bahkan mungkin ratusan karena Harpy membawa pasukannya.     

"Jo, bagaimana ini?" Pangeran Zaghar dan yang lainnya sudah dalam mode siaga hendak bertarung, rela mengeluarkan sihir mereka meski entah dapat bertahan untuk berapa menit sebelum hilang dan harus menunggu beberapa jam berikutnya untuk dimunculkan lagi.     

Jovano berpikir, jikalau mereka harus bertarung melawan ratusan monster itu, maka mereka harus memakai metode paling efektif dan seefisien mungkin karena daya sihir yang mereka keluarkan terbatas waktunya.      

"Gav, gunakan elemen tanahmu untuk menaikkan tanah di sekeliling kita ini dan kalau bisa, ciptakan jurang pembatas ke mereka."     

"Oke, Kak Jo!"      

"Kak Za, gunakan elemen lavamu semaksimal mungkin untuk mengisi jurang pembatas yang dibuat Gavin. Paham, kan?"     

"Aku paham, Jo!"     

"Sho, kau bisa keluarkan es, kan? Munculkan stalagmite es sepanjang dan seruncing mungkin. Mengerti yang aku maksud, kan?"     

"Ya, Jo. Jangan khawatir!"     

Setelah Jovano mendistribusikan tugas ke masing-masing anggota kelompoknya, maka semua orang pun bergegas ke posisi masing-masing.     

"Jo, aku harus bagaimana?" tanya Serafima, bingung karena hanya dia yang tidak diberi tugas oleh Jovano. Dia tahu dia tidak memiliki sihir sehebat para iblis dan keturunannya, namun dia juga ingin berguna walau sedikit, tak masalah.     

"Um, serangan jarak jauh apa yang bisa kau keluarkan?" tanya Jovano ke kekasihnya.     

"Zephoro, Khlorx, dan Vreth. Tiga itu merupakan kekuatan ofensif alami milik kaum kami." Serafima hanya bisa mengandalkan jenis itu.     

"Baiklah, apakah itu bisa menembak cepat?"     

"Bisa, Jo."     

"Bagaimana dengan menembak seperti hujan?"     

"Baiklah, aku pikir aku bisa mengupayakan itu."     

"Bagus, gunakan itu nanti ketika aku memberi aba-aba, yah!"     

"Baik!" Serafima mengangguk, senang karena ternyata salah satu kekuatan sihir kaumnya memiliki fungsi juga dalam pertempuran kali ini.     

Ketika gerombolan monster itu kian dekat, ternyata para Harpy yang bisa terbang, lebih dahulu ingin mencapai ke Jovano.     

Memekik riuh, gerombolan Harpy memunculkan wajah gembira mereka, berharap bisa lebih dahulu melahap Jovano dan kelompoknya.     

"Hei, Harpy! Jangan curang! Kalian bisa terbang!" teriak Manticore yang merasa dipecundangi hanya karena dia bukan jenis yang memiliki sayap.      

"Hah! Salahkan saja penciptamu yang tidak menambahkan sayap di punggungmu, tidak seperti jenismu yang lain!" Salah satu Harpy tertawa keras mengejek Manticore tadi.     

Monster darat yang lainnya menggigit geraham dan mengaum lebih keras karena marah. Jika tahu begitu, mereka tidak perlu membolehkan Harpy ikut bersama mereka!     

Saat gerombolan Harpy terbang ke arah kelompok Jovano, segera Jovano berteriak ke Serafima, "Sekarang! Hujani mereka dengan Zephoro, Sera!"     

"Hyaaakkhh!" Serafima mengumpulkan seluruh kekuatan di dua tapak tangannya dan diiringi seruan keras, dia memunculkan hujan tembakan Zephoro.     

Zephoro adalah bola listrik berbahaya milik kaum Nephilim, yang bisa dilemparkan. Sedangkan Khlorx, tembakan lebih kuat dan tajam berwarna biru melebihi Zephoro. Dan Vreth adalah bola ungu kaum Nephilim yang paling destruktif.     

Serafima tak yakin apakah dia bisa memunculkan bola ungu Vreth, apalagi dimunculkan sebagai hujan. Namun, dia tak boleh ragu. Entah dia mampu mengeluarkan atau tidak, dia harus mencoba semuanya.     

Maka, dari tapak tangan Serafima, muncul bola-bola berwarna putih, biru dan ungu sekaligus, membentuk jalur ke arah gerombolan Harpy.     

Serangan dari Serafima terlihat indah bagai meteor shower. Namun sangat destruktif ketika menghantam ratusan Harpy yang ada di langit.     

Segera saja, langit berwarna makin merah terlukis oleh semburan darah dari Harpy yang meledak begitu terkena ketiga bola kaum Nephilim.     

Melihat itu, Jovano dan kelompoknya tidak bisa tidak takjub. Seakan, mereka baru saja memandang hujan meteor yang indah di langit, dan setelah itu banyak rentetan ledakan yang menyemburkan merah di mana-mana.     

"Indahnya … seperti kembang api saja! Bedanya, kembang api meledak dulu baru menyebar seperti hujan, sedangkan ini kebalikannya." Gavin sampai terpesona.     

"Gav, jangan melamun! Giliranmu!" teriak Jovano setelah melihat gerombolan monster darat kian mendekat.      

"Siap!" Gavin maju ke depan Jovano, menatap tajam ke kejauhan. "Aarrrgghhhh!" Dua tangannya membentuk gesture bagai sedang mencengkeram sesuatu.     

Setelah teriakan panjang Gavin, tanah di sana berguncang dan akhirnya terbelah. Mendadak, belahan dari tanah itu makin meluas dan meluas menciptakan jurang pembatas di sekeliling area tempat kelompoknya berada.     

Tak berhenti sampai di sana, Gavin juga memanipulasi tanah area kelompoknya berdiri sehingga area itu terangkat tinggi, menjulang seakan ada kanyon di sana.     

"Kak Za!" teriak Jovano ke Pangeran Zaghar.     

"Siap, Jo! Serahkan padaku!" Sang pangeran mengumpulkan kekuatannya dan berhasil memindahkan danau lava untuk memenuhi parit laksana jurang yang dibuat Gavin sebelumnya. Ia juga menambahkan keperkasaan lava dia sendiri yang lebih ganas dari danau lava untuk menutupi parit lava yang baru dia rampungkan.      

Hal ini menyebabkan para monster darat segera menghentikan lari mereka begitu mereka sadar ada parit besar dan luas yang mencegah mereka tetap maju.     

Sudah pasti, mereka akan berpikir jutaan kali lebih dulu untuk menyeberangi parit lava itu.      

Kesal akan hal ini, beberapa monster yang bisa melakukan semburan serangan jarak jauh pun menargetkan serangan mereka ke tanah tinggi tempat kelompok Jovano berpijak.      

"Sho!" teriak Jovano ke Shona.     

"Ya!" Shona mengangguk. Dengan pengumpulan kekuatan di dirinya, ia berteriak ketika banyak stalagmite es tajam, runcing dan tinggi keluar secara tiba-tiba dari dalam tanah tempat para monster berada.     

Cras! Craph! Tras!     

Segera, sudah ada banyak monster yang tertusuk stalagmite es milik Shona. Mereka bagai disate dari bawah. Pemandangan itu memunculkan kengerian.     

Begitu banyak monster yang tewas dan terluka parah dari serangan Shona.      

Pangeran Zaghar belum habis batas waktu sihirnya dan menambahkan tsunami lava ke arah para monster yang tersisa. Suasana sungguh kacau di bawah sana.     

Jovano puas menyaksikannya. Akhirnya mereka bisa terbebas dari serangan monster ganas di alam tersebut.      

Namun, tidak terduga, muncul banyak naga bersayap di gelombang selanjutnya dari belakang para monster.     

Jovano menggigit gerahamnya, apakah ini tiada akhir? Kapan mereka bisa leluasa pergi dari alam ini?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.