Devil's Fruit (21+)

Berpamitan Dengan Kerabat, Kelompok Jovano Keluar Dari Alam Hybrid



Berpamitan Dengan Kerabat, Kelompok Jovano Keluar Dari Alam Hybrid

0Fruit 1273: Berpamitan Dengan Kerabat, Kelompok Jovano Keluar Dari Alam Hybrid     

Alangkah kesalnya Jovano.     

Saat taktik kerjasama tim buah pemikiran dia terlaksana dengan baik, tiba-tiba muncul gangguan lain.     

Padahal serangan Jovano sudah bagus dan terbukti bisa memusnahkan gerombolan monster yang ingin menyerang mereka.     

Gavin sudah menciptakan parit raksasa yang luas di sekeliling area mereka dan meninggikan tempat mereka berpijak, lalu Pangeran Zaghar mengisi parit raksasa dengan lava dari danau lava dan tambahan lava dia sendiri, kemudian Shona memunculkan stalagmite es yang menusuk dari tanah ke para monster, dan Serafima memberikan hujan bola Nephilim di langit.     

Namun, apa mau dikata, ternyata dari langit di belakang para monster darat, muncul serombongan puluhan naga bersayap atau disebut juga Dragon (naga yang karakteristik tubuhnya biasa ada di dongeng orang Eropa).     

Ini buruk! Semua anggota timnya sudah mengeluarkan seluruh sihir mereka dan sudah mencapai batas waktu yang diperbolehkan, sehingga tak bisa mengeluarkan lagi.     

Mogu mulai maju ke depan. Meski lututnya gemetar karena dia paham seperti apa jenjang kekuatan dia dengan para Dragon, namun dia tidak bisa tinggal diam saja.     

"Biar aku saja!" teriak Jovano sambil menatap sengit ke para Dragon di kejauhan yang sudah terbang semakin dekat ke kelompok dia.     

Raungan Dragon terdengar bersahutan, membuat bulu kuduk monster manapun berdiri. Dragon adalah ras yang tidak bisa dianggap enteng di alam ini. Bahkan mereka mendapatkan penghormatan tersendiri dari semua monster di alam Hybrid.     

Yogen yang sekarat tertusuk stalagmite es Shona, memandang ke langit yang dipenuhi para Dragon bertubuh sangat besar, dia terkekeh dan berseru, "Makan dan kunyah mereka, Tuan Dragon! Sekaligus balaskan dendam kami di sini!"     

Beberapa Dragon hanya melirik ke bawah tanpa menjawab dan meneruskan terbang ke kelompok Jovano.     

Namun, tanpa mereka duga, di depan mereka terdapat semburan cahaya putih yang cukup menyilaukan.     

Itu merupakan Cahaya Surgawi milik Jovano. Ketika cahaya putih itu menerjang maju, itu tidak bisa dihentikan dan akan langsung menembus tubuh para Dragon dan membunuh seketika itu juga tanpa ampun dan cepat.     

Sebuah kekuatan yang sebenarnya ditakuti seluruh makhluk di semua alam, bahkan para malaikat pun gentar dengan kekuatan cahaya tersebut. Hanya malaikat kasta tinggi yang memiliki kekuatan semacam itu.     

Apakah hal semacam ini diduga para Dragon? Tentu tidak. Mereka sama sekali tidak memiliki bayangan bahwa ada keturunan iblis yang memiliki kekuatan semengerikan itu. Apakah mereka bisa menyesal sekarang?     

Seakan para Dragon datang hanya untuk mengantar nyawa mereka secara murah di hadapan Jovano.     

Oleh karena itu, di detik berikutnya, para Dragon hanya bisa meraung dan menjerit keras sembari mereka musnah menjadi debu di langit.     

Debu itu jatuh menimpa para tubuh sekarat para monster di bawahnya. Yogen hanya bisa melongo tanpa bisa berkata-kata lagi. Padahal para Dragon merupakan harapan terakhir dia, tapi ….     

Ahh, Jovano dan kelompoknya sepertinya memang keturunan iblis yang tidak bisa diremehkan. Yogen pun terkekeh sebelum dia kehilangan kesadaran setelah kehilangan banyak darah.     

Sementara itu, monster yang tubuhnya lebih besar masih meraung meski sudah tertusuk stalagmite es Shona, berusaha membebaskan diri dari benda runcing, tajam dan panjang itu.     

"Ingin lolos dari kematian setelah mendambakan tubuh kami? Jangan harap!" Jovano yang masih memiliki sisa waktu untuk sihir, segera saja menyemburkan Api Hitam Neraka, jenis api yang menakutkan semua iblis dan makhluk fana lainnya, dan bahkan itu juga dihindari para malaikat.     

Dikatakan, dulu ketika malaikat Mikael bertarung dengan Lucifer, pertarungan begitu sengit hingga mengguncang surga dan bumi. Mikael menggunakan kekuatan cahaya dan Lucifer memakai api hitam terganasnya.     

Namun, tetaplah malaikat Mikael yang memenangkan pertarungan dan berhasil melemparkan Lucifer ke dunia bawah atas perintah Big Boss.     

Dan dua kekuatan destruktif mengerikan itu ternyata dimiliki oleh Jovano di kedua tangannya. Kekuatan cahaya di tangan kanan dan kekuatan api hitam di tangan kiri.     

Segera, seluruh monster yang hendak menyerang kelompok Jovano pun musnah dan mati menyedihkan.      

Mencoba menggunakan sihir di batas waktunya, Jovano membuat kurungan dari jalinan Api Hitam Neraka dia dan mengurung seluruh kelompoknya di dalam perlindungan api ganas tersebut. Dengan begitu, tidak akan ada lagi yang bisa menyerang, baik itu dari darat maupun udara.     

"Ayo kita lanjutkan yang hendak kita lakukan." Jovano terengah-engah usai mengeluarkan dua macam kekuatan terbesar dia. Sungguh menguras tenaga. Dia sudah menelan 8 Buah Energi Roh sekaligus baru saja.     

Kelompok itu mengangguk dan mereka kembali saling berpegangan tangan membentuk lingkaran kecil dengan Hong Wang dan Mogu di dalamnya.     

Jovano menggenggam Kristal emas sebesar telur puyuh, sebuah Kristal transmigrasi, sepertinya. Dia menutup mata sambil merapal lirih mantra untuk berpindah alam.     

Tak lupa, dia menyebutkan nama alam yang hendak dituju agar tidak salah destinasi, tentunya.     

Seketika, cahaya keluar dari bawah kaki Jovano dan kelompoknya, pusaran angin juga muncul setelahnya dan semakin kuat, semakin kuat, hingga akhirnya mereka semua menghilang secara ajaib.     

Namun, sebelum mereka menghilang, datang seekor Garuda dan dia disertai banyak Griffin juga Hippogrif. Mereka terkejut melihat ke bawah, bagai sebuah ladang pembantaian saja dengan banyaknya monster ganas terkapar tak berdaya di tanah dengan adanya sesuatu yang runcing dan tinggi menembus tubuh mereka semua.     

"Lihat! Itu Mogu!" teriak salah satu Hippogriff ke arah tempat Jovano dan kelompoknya sudah hendak pergi.     

"Mogu! Mogu!" teriak ibunya. "Nak, kenapa kau ada di sana!" Ibu Mogu hendak menerjang maju namun ditahan ketua Griffin.     

"Jangan konyol! Itu Api Hitam Iblis! Kita tak bisa menembusnya atau hanya akan jadi abu sia-sia!" Ketua Griffin berseru sambil menyuruh anak buahnya menahan ibunya Mogu.     

Melihat ibunya ada di antara gerombolan di langit, Mogu merasakan matanya basah dan dia berkata, "Ibu! Aku hendak ikut Jovano dan timnya! Aku ingin menjelajahi dunia, Bu! Ijinkan aku! Maafkan jika aku banyak nakal dan tidak menurutimu. Bu, aku mencintaimu! Aku akan selalu mencintaimu!"     

"Mogu! Mogu! Keluar dari sana, Nak. Hu hu huuuu …." Hippogriff betina itu menangis tersedu-sedu melihat anaknya hendak pergi meninggalkan dia. Entah kapan dia bisa melihat sang putri lagi setelah ini.      

"Relakan dia." Garuda melayang gagah di angkasa.     

Selanjutnya, Jovano memberi kesempatan pada Mogu berpamitan dengan teman-temannya dulu dan seluruh kerabat yang ada di sana.     

Setelah semua selesai, Jovano merapalkan baris terakhir dari mantra.     

"Tuan, tolong jaga putriku sebaik mungkin. Jangan sampai dia tersakiti!" pinta ibunya Mogu sebelum kelompok Jovano menghilang.     

Seluruh kawanan Griffin dan juga Garuda yang pernah bertemu Jovano dan kelompoknya sebelum ini, mereka tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mendesah sebelum akhirnya terbang kembali meninggalkan tanah bekas pertempuran itu.      

Monster yang masih memiliki sedikit sisa napas, menyaksikan kejadian tadi meski agak susah karena tingginya area tempat kelompok Jovano tadi berpijak. Namun, mereka sempat melihat adanya cahaya emas di atas sana dan selanjutnya hening.     

Tak berapa lama, Jovano dan kelompoknya pun 'mendarat' di sebuah tempat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.