Devil's Fruit (21+)

Percakapan Dengan Semesta Melalui Mogu



Percakapan Dengan Semesta Melalui Mogu

0Fruit 1276: Percakapan Dengan Semesta Melalui Mogu     

Ketika Jovano sedang bertanya pada Darga mengenai penindasan kekuatan mereka di alam Mutan, tiba-tiba saja, tubuh Mogu bergetar dan seperti ada sinar perak aneh yang masuk melalui dahinya, membuat matanya bersinar sangat terang bagai ada lampu neon di sana.     

"Mogu? Kau tidak apa-apa?" Jovano bertanya dengan wajah cemas ketika hybrid beast itu mendadak bertingkah aneh begitu. Teman satu kelompoknya juga ikut heran dan juga cemas.     

Mendadak, suara Mogu pun muncul, namun itu sama sekali bukan suara asli milik Mogu. "Semesta di sini."     

Begitu mendengar suara berat namun tidak jelas apakah itu suara lelaki atau perempuan, semua yang di ruangan itu pun terkejut bukan main.     

Bagi kelompok Jovano, ini adalah pertama kalinya sosok yang dikatakan sebagai Semesta sudi muncul di hadapan mereka meski dalam bentuk suaranya saja.     

Sedangkan bagi Darga dan Miloz, kemunculan Semesta melalui media tubuh Mogu merupakan hal yang sangat luar biasa karena Semesta sudah seperti pahlawan penyelamat ras mereka dan juga Tuhan bagi mereka.     

Lihat saja bagaimana Darga dan Miloz segera bersujud di depan Mogu meski tahu Semesta hanya menghadirkan suaranya saja. Ini menunjukkan betapa mereka menghormati Semesta.     

"Semesta? Apakah kau yang dikatakan pemilik dari alam Hybrid?" tanya Jovano.     

"Aku juga memiliki alam ini." Suara berat Semesta menyahut.     

"Ah, ya, benar, kau pun pemilik alam ini."     

"Dan masih ada alam lainnya, tapi tak perlu aku ungkap di sini. Jadi, apa yang kau inginkan mendatangi 2 alam milikku setelah kau meninggalkan kekacauan besar di alam sebelum ini."     

Mendengar ucapan sentilan dari Semesta, Jovano dan kelompoknya hampir tersedak saliva mereka sendiri. Jovano menyahut, "O-ohh, maafkan kami mengenai itu. Sebenarnya kami tidak ingin membuat kekacauan apapun di alam Hybrid jika mereka tidak mendadak mengejar kami hendak memakan kami. Tidak mungkin kami merentangkan tangan sambil tersenyum lebar berkata 'ayo makan kami', ya kan?"     

"Hmph! Pandai bicara! Khasnya ras iblismu." Wajah Mogu menoleh ke Jovano seakan menunjukkan kekesalannya, apalagi dengan rongga mata yang hanya penuh akan cahaya putih, sedikit menakutkan.     

"Maafkan atas kecerobohan kami akibat dari usaha bertahan hidup yang justru menjadikan sedikit dari alam Hybrid menjadi kacau." Jovano tidak ingin banyak berdebat meski lidahnya gatal untuk itu.      

Jovano menahan diri agar dia bisa mengorek informasi dari Semesta, mumpung sosok itu hadir.     

"Hmph, aku mendengar kau sedang menanyakan mengenai sesuatu."     

"Ah ya, benar! Itu … di alam Hybrid, kami mengalami penindasan kekuatan yang luar biasa sehingga cukup menyusahkan bagi kami. Dan di sini … lagi-lagi kami mengalami hal demikian lagi. Bisakah kami mengetahui alasannya? Kami tidak ingin melahap alam ini atau menghancurkannya, karena kami hanya terpaksa datang ke sini diakibatkan mencari barang penting milik ibuku yang terlempar ke sini."      

Sengaja menjabarkan cukup panjang dan lebar seperti itu, Jovano sekalian memaparkan mengenai alasan kenapa dia berada di sini di depan Darga dan Miloz. Bahwa bukan artinya dia suka cita saja datang ke sini seolah hendak pelesiran atau seperti penjajah yang hendak menaklukkan sebuah dunia.     

Mereka sangat terpaksa mendatangi alam-alam ini dikarenakan sesuatu yang sangat penting.     

"Barang penting apa?"     

"Mm … itu … Kristal jiwa ibuku yang pecah dan tersebar ke beberapa alam. Aku harus mengumpulkan semuanya agar bisa membangunkan ibuku yang tertidur panjang karena kehilangan jiwa."      

"Kalian para iblis adalah ras yang rakus dan seenaknya. Oleh karena itu, aku memberikan batasan yang banyak untuk kalian selama kalian mendatangi alam milikku. Dan ketahuilah, jika jumlah kalian lebih dari 10, kalian tidak akan bisa memasuki alam yang kumiliki."     

"Ohh!" Di benak Jovano, dia ingin tertawa karena dia sebenarnya membawa ratusan orang meski semua ada di alam Cosmo. Tapi, biarlah kalau hal itu tidak diketahui Semesta.     

"Dan aku juga membatasi waktu singgah ras kalian di alam-alam milikku. Hanya satu minggu saja, tidak bisa lebih atau aku akan menghancurkan kalian dengan tanganku sendiri."     

"Kenapa harus begitu?" Jovano agak bergidik juga dengan peraturan ketat dari Semesta.     

"Karena ras kalian rakus dan berlebihan!" bentak Semesta sambil menatap tajam ke Jovano.      

Jantung Jovano bagai ditindas puluhan ribu kilogram batu. Ini membuat Jovano sadar bahwa dia tidak bisa main-main dengan Semesta. Bayangkan saja, hanya dipelototi saja jantungnya sudah merasa tertindas seperti itu, apalagi jika Semesta sudah menggunakan kekuatan aslinya.     

Menakutkan, itu saja yang bisa dieja di benak Jovano mengenai Semesta.     

"Baiklah, baiklah, kami akan sangat berusaha agar tidak melebihi batas waktu dan akan menerima penindasan kekuatan darimu." Jovano lebih baik mengiyakan saja, ya kan?     

"Kalau tidak aku batasi kekuatan kalian, apa yang akan terjadi dengan penghuni-penghuni di alamku! Aku sudah cukup merasa rugi atas perampokan banyak beast beberapa puluh ribu tahun lalu oleh iblis bernama Djanh!" Semesta seakan sedang menahan amarahnya melalui tubuh gemetar Mogu sambil mata Mogu melotot tajam.     

Mendengar nama yang disebut Semesta, kelompok Jovano hanya bisa menelan saliva dan ada yang mendesah sangat pelan. Bahkan Shona tertunduk dalam-dalam menghindari tatapan mata Semesta melalui Mogu.     

Jangan-jangan ini terkait dengan alam pribadi milik ayahnya, Pangeran Djanh. Huh, tidak bisa dihindari bahwa sang ayah memang pembawa masalah dimanapun sebelum menikahi ibunya.     

Tidak ingin berlama-lama dengan topik mengenai ayah dari Shona, Jovano pun mengembalikan pembicaraan ke hal sebelumnya, "Baiklah, kami mengerti alasan kenapa kekuatan kami dibatasi."     

"Ya, kekuatan kalian hanya akan bisa dimunculkan sebanyak 20 persen saja dan bebas kapanpun berapa kalipun dalam sehari, tidak harus menunggu beberapa jam untuk penggunaan berikutnya seperti di alam Hybrid."     

Mendengar ini, tentu saja kelompok Jovano sangat lega.     

Namun, Semesta melanjutkan, "Tapi kau pengguna Api Hitam dan juga Kekuatan Cahaya …." Mogu menatap tajam ke Jovano lagi. "… kau aku larang mengeluarkan kekuatan itu! Aku tidak ingin alam ini kau kacaukan menggunakan 2 kekuatan destruktifmu yang itu!"     

"A-aku … hm, baiklah." Jovano yang biasanya akan mendebat siapapun, kali ini dia memilih untuk diam dan mengangguk patuh. Selain dia menghargai Semesta sebagai pemilik alam, jantungnya juga ditindas lagi oleh Semesta meski hanya menggunakan tatapan saja. Ya ampun, ngeri!     

"Ya sudah, aku pergi!" Dan tanpa menunggu respon yang lain, mendadak, sebuah cahaya putih keluar dari tengah dahi Mogu, bersamaan dengan matanya yang mulai tidak lagi bercahaya.      

Setelah cahaya itu keluar sepenuhnya dari tubuh Mogu, Hippogriff betina itu langsung terkulai tak sadarkan diri. Shona dan Serafima segera menangkap kepala Mogu sebelum jatuh ke tanah.     

Usai adegan luar biasa itu, Darga semakin percaya bahwa Jovano bukanlah musuh, dan Miloz kini mulai menghormati Jovano dan kelompoknya, tidak ingin bersikap memusuhi lagi.     

Sepertinya semua akan berjalan baik-baik saja mulai kini untuk Jovano dan kelompoknya.     

Hm. Benarkah?      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.