Devil's Fruit (21+)

Serangan Para Mutan (Lagi), Identitas Terbongkar



Serangan Para Mutan (Lagi), Identitas Terbongkar

0Fruit 1283: Serangan Para Mutan (Lagi), Identitas Terbongkar     

Ketika Jovano sedang pergi bersama Serafima dan Gavin untuk menemani Darga dan Miloz mengantarkan panen anggur mereka ke salah satu pelanggan lama, di rumah Darga hanya ada Shona dan Pangeran Zaghar saja.     

Namun, alangkah terkejutnya karena ketika kedua keturunan iblis itu hendak bermesraan, tiba-tiba saja terdengar suara ramai di depan, dan disusul dengan bunyi ledakan.     

Ternyata itu adalah ledakan dari pagar kayu yang dibuat oleh Gavin untuk mengganti pagar lama yang dibakar gerombolan mutan sebelumnya.     

Dan kini, nyatanya masih ada gerombolan mutan lagi yang berkumpul di depan pagar utama kebun.      

"Apa-apaan ini?" Pangeran Zaghar berseru pada mereka yang sedang berkerumun.     

"Serahkan perempuan itu!" seru salah satu mutan sambil menunjuk kepada Shona.     

"Kau pikir kau siapa berani berbicara seperti itu padaku, hah!" Sebagai iblis yang memiliki pride tinggi, mana mungkin Pangeran Zaghar diam saja dibentak seperti itu, bahkan ketika itu berkaitan dengan istri tercintanya.     

Segera saja, gerombolan mutan itu pun menyerbu masuk dari rusaknya pagar depan. Mereka sepertinya sudah sangat menggila dan kehilangan akal karena aroma Shona.     

Sebenarnya, tujuan awal mereka datang hanyalah ingin meminta tanggung jawab dari Jovano yang dirasa terlalu arogan sebagai penduduk dari Bumi.      

Sebagai mutan, mereka terlalu sombong dan memandang rendah pada manusia biasa. Mereka berpikir ulang bahwa jika memang kelompok Jovano datang dari Bumi, maka tidak perlu ada yang ditakuti lagi.      

Inilah yang menyebabkan tindakan mereka mulai tak masuk akal dan menyerang ke Pangeran Zaghar, hendak menggapai Shona.     

Pangeran Zaghar tahu bahwa dia tidak boleh gegabah dan melukai mereka atau akan berbuntut panjang yang akan berimbas pada Darga dan Miloz nantinya.      

Maka dari itu, Pangeran Zaghar hanya bisa berusaha menggunakan kekuatan fisik dia saja meski para mutan itu melemparkan serangan demi serangan mereka memakai kekuatan mutan.     

Ada yang memiliki kekuatan pengendali api, ada juga yang bisa mengeluarkan kekuatan listrik dari tangannya, ada yang bisa mengubah anggota tubuhnya menjadi sebuah senjata, dan banyak lagi lainnya.     

Pangeran Zaghar mencoba bersabar dan menghindari serangan demi serangan sambil berteriak pada istrinya, "Sho, masuk ke dalam!"     

Shona bingung dan ia menjawab, "Tidak! Aku harus membantumu!" Maka, Shona sudah membuat keputusan. Ia akan ikut bertarung jika memang para mutan itu masih tidak tahu diri.      

Tangan-tangan brutal yang membawa kemesuman itu hendak menjangkau Shona yang masih berbau spesial di hidung mereka, mengakibatkan mereka kehilangan akal sehat dan maju serentak ingin menangkap Shona.     

Pangeran Zaghar tiba di batas sabarnya ketika istrinya dikeroyok oleh mutan-mutan berwajah mesum menjijikkan itu. Ia tak bisa lagi menahan diri dan memuntahkan serangan lava dia dari mulutnya.     

Segera saja, para mutan itu terkesiap melihat tindakan Pangeran Zaghar.      

"K-kau! Siapa kau sebenarnya? Bukankah kalian hanya manusia biasa saja dari bumi?" tanya salah satu dari mutan itu sambil menatap heran ke Pangeran Zaghar.     

"Begitukah?" Pangeran Zaghar maju melesat dengan cepat dan menyemburkan lava dia hanya untuk menghalau dan menakuti para mutan itu saja, tidak hendak membunuh mereka.     

Shona juga tidak ingin menahan diri lagi setelah pengeroyokan tak masuk akal ini. Dia menggerakkan tangannya dan energi air pun keluar, menyemprot para mutan yang ingin menyentuhnya.     

"Heh? Kenapa dia juga bisa mengeluarkan kekuatan elemen seperti itu?" Mutan yang terdorong mundur oleh semprotan air kuat dari Shona pun kaget. "Apa kalian ini sebenarnya mutan?"     

"Mereka mutan?" Yang lainnya menatap sangsi. "Begitu, yah! Kalau begitu, jangan ragu-ragu lagi! Bunuh yang lelaki dan ambil yang wanita itu!" serunya membangkitkan semangat mutan lainnya.     

Maka, puluhan mutan itu mulai menyerang Pangeran Zaghar tidak lagi menahan diri. Sebagian lainnya berusaha menangkap Shona, maju bergantian, hendak merenggut Shona.     

"Kalian! Sungguh kalian tidak tahu diuntung! Aku sudah berusaha menahan diri, tapi kalian semakin ingin menginjak kepalaku, hah!" Pangeran Zaghar kehabisan kesabaran dan kini benar-benar menargetkan serangannya ke mereka yang mengepungnya.     

Semburan lava kuat, meski itu adalah 20 persen dari seluruh kekuatannya, cukup membuat salah satu mutan menjerit kesakitan ketika lava itu mengenai lengannya saat dia berusaha menghindari serangan Pangeran Zaghar.     

Mutan yang bisa meludahkan cairan asam pun berusaha menyerang Pangeran Zaghar setelah melihat rekannya terluka oleh lava sang pangeran Incubus.     

Yang bisa mengeluarkan listrik dan api juga makin brutal menyerang Pangeran Zaghar. Sementara itu, mutan penembak laser dari jari juga tak mau kalah melakukan serangan serempak ke Pangeran Zaghar.     

"Arrghhh! Kalian sialan! Mutan rendahan!" Pangeran Zaghar membuat dinding lava untuk menghalau serangan para mutan itu. Kemudian, dinding lava itu disurutkan menghilang dan gantinya, sosok Pangeran Zaghar melesat ke depan, mengejutkan mereka.      

Dhuak! Dhuak! Dhuak!     

Para mutan yang dikejutkan itu menerima pukulan di dada dan perut oleh Pangeran Zaghar. Tenaga fisik ras iblis tentu saja tidak bisa diremehkan meski jarang mereka gunakan.     

Belasan mutan terlempar ke belakang atas serangan pukulan Pangeran Zaghar.      

Shona melihat adegan itu dan dia menyeringai senang. Mereka pantas mendapatkannya karena sudah keterlaluan sejak kemarin.      

Namun, rupanya Shona terlalu lengah dan dia tidak melihat cakar mutan yang hendak merenggut tubuhnya. Karena terkejut, Shona tidak sempat menghindar dan menyilangkan dua tangan sebagai pertahanan.     

Craasss!     

Cakar salah satu mutan itu menggores tangan Shona saat wanita itu mundur untuk menghindari sebisanya.     

Namun, setelahnya, mata para mutan yang mengeroyok Shona membelalak kaget saat melihat Shona.     

"Dia … dia … dia iblis!" teriak salah satu mutan.     

Iblis? Bagaimana mereka tahu? Shona terkejut dengan teriakan itu. Dan dia mendapatkan jawabannya ketika dia menatap tanah di bawahnya, ada banyak tetesan darah berwarna hitam di sana.     

Ahh, rupanya dari darah hitam itulah para mutan mengetahui jati diri dia. Shona menyesal dia terlalu lengah. Lagi-lagi, dia yang mengungkapkan jati diri kelompoknya secara tidak sengaja.     

"Sho!" Pangeran Zaghar lekas mendorong pengepungnya menggunakan kekuatan lavanya untuk melesat ke istrinya. Begitu sampai di samping Shona, dia memeriksa luka sang istri. "Kau tak apa?"     

"Iya, aku tak apa." Shona menggeleng.      

Kini setelah para mutan itu mengetahui jati diri sebenarnya dari dia dan suaminya, Shona tidak ingin ragu-ragu lagi dan mulai mengeluarkan aura hitam dia dari sekujur tubuhnya dan pupil matanya juga berubah menghitam seluruhnya. "Kalian terlalu banyak mendorong kami. Sebetulnya kami tidak ingin berbuat kekacauan di sini, dan hanya ingin mencari barang saja. Tapi kalian sudah keterlaluan mengganggu kami!"      

Mendapati sosok menakutkan dari Shona yang berada dalam mode setengah iblis seperti itu, mana mungkin mereka tidak ketakutan, para mutan itu berteriak-teriak ngeri. Mereka tidak lagi terpikat akan aroma Shona.     

"Kenapa? Bukankah kalian menginginkan aku? Ayo, datang dan dapatkan aku!" Shona maju ke mutan-mutan itu, namun para mutan malah mundur dengan tatapan ngeri.     

"Kabur! Ayo kita kabur! Kabur!" seru salah satu mutan dan mereka pun lekas melarikan diri secepatnya, takut dilahap oleh iblis Shona, apalagi ketika Pangeran Zaghar juga mulai menampilkan sosok sesungguhnya dia saat dalam wujud iblis.     

Setelah semua mutan lari tunggang-langgang, Shona mengembalikan bentuk fisiknya dan mendesah putus asa, menatap suaminya, "Hghh … apakah kita sudah berbuat kesalahan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.