Devil's Fruit (21+)

Harus Pergi Untuk Menghindari Konflik



Harus Pergi Untuk Menghindari Konflik

0Fruit 1284: Harus Pergi Untuk Menghindari Konflik     

Ketika Jovano dan yang lainnya pergi menemani Darga dan Miloz mengantar anggur ke salah satu pelanggan, tidak disangka-sangka, banyak mutan pria datang berbondong-bondong ke perkebunan Darga dan menuntut keluarnya Shona untuk mereka bawa pergi.     

Maka, tidak terima akan sikap arogan para mutan itu pun, Pangeran Zaghar tidak bisa lagi menolerir kelakuan mereka yang semena-mena, terutama hendak melecehkan istrinya.     

Hingga akhirnya Pangeran Zaghar dan Shona pun terpaksa mengeluarkan kekuatan sihir mereka dan bahkan Shona terluka. Itu mengakibatkan darah hitam iblis dia tertumpah ke tanah dan disaksikan para mutan yang mengepungnya.     

Para mutan itu langsung saja melarikan diri begitu mereka melihat sosok iblis dari Pangeran Zaghar dan Shona.     

Setelah semua mutan lari tunggang-langgang, Shona mengembalikan bentuk fisiknya dan mendesah putus asa, menatap suaminya, "Hghh … apakah kita sudah berbuat kesalahan?"      

"Aku pikir itu pantas mereka dapatkan, bahkan kurang! Aku belum puas memukuli mereka!" jawab Pangeran Zaghar sambil memeluk istrinya ketika mereka sudah kembali ke bentuk manusia biasa. "Mari kita tunggu Jovano saja dan diskusikan ini dengannya."     

"Lalu … bagaimana dengan pagarnya?" Shona menatap sedih pada pagar yang sudah hancur berantakan.     

Wuusshhh! Wuusshhh! Swoosshh!     

Tepp! Tepp! Tepp!     

Ternyata itu Jovano, Serafima, dan Gavin yang telah tiba di dekat mereka.     

"Kalian! Kenapa kalian terbang begitu?" Shona terkaget-kaget melihat cara Jovano, Serafima, dan Gavin tiba di perkebunan itu. "Mutan akan kaget jika melihat kalian terbang begitu!"      

"Mana Darga dan Miloz?" tanya Pangeran Zaghar.      

"Kami sempat mendengar pembicaraan pelanggan Darga dengan mutan lainnya dan mereka bilang mereka berhasil memancing Darga dan Miloz keluar agar mutan bisa membuat keributan di perkebunan sini." Jovano menjelaskan.     

Pangeran Zaghar dan Shona pun paham duduk perkaranya. Ternyata dua kakak beradik mutan dihubungi agar mengantar anggur ke salah satu pelanggan—padahal biasanya pelanggan yang akan datang membawa anggur dan kopi—hanyalah sebuah pancingan agar Darga dan Miloz meninggalkan perkebunan dan diharapkan di kebun hanya ada Jovano dan kelompoknya.     

Karena sebelumnya para mutan itu mengira Jovano dan kelompoknya hanyalah manusia biasa hanya karena datang dari Bumi, mereka mengira bisa membuat perhitungan pada kelompok Jovano.     

Tidak disangka-sangka, di kebun hanya ada Pangeran Zaghar dan Shona, dan aroma Shona juga mulai mengacaukan pikiran para mutan itu, mengakibatkan kekacauan menjadi lebih intens dan besar dari yang mereka rencanakan.     

Bahkan, yang terburuk adalah …. "Jo, mereka akhirnya tahu identitas asli kita gara-gara aku berdarah dan mereka mengenali darah hitam iblisku."     

"Ahh! Sho! Kau terluka, ya ampun." Jovano lekas saja menyentuh lengan Shona tanpa ditahan-tahan. Jika Pangeran Zaghar merasa santai saja melihat adegan itu, tidak demikian dengan Serafima.     

Selama ini, Pangeran Zaghar sangat memercayai Jovano meski lelaki muda itu dikatakan merupakan cinta pertama istrinya. Namun, karena Jovano mampu menunjukkan gelagat yang baik pada Shona tanpa ada bau merayu-rayu istrinya, maka Pangeran Zaghar memilih untuk percaya dan tidak cemburu sama sekali pada Jovano.     

"Ya, ini sedang aku obati dengan Healer-ku." Shona diam saja ketika tangannya sedang diperiksa Jovano.     

"Duh, sungguh maaf, aku sudah tidak memiliki pil penyembuh di cincin ruang mom." Jovano mulai menyesali kenapa dia tidak belajar lebih tekun lagi di bidang alkemia.     

Sekarang, lihatlah ketika teman-teman dia terluka, dia tidak bisa melakukan apapun selain hanya memberikan wajah sedih jika mereka terluka.     

"Tidak masalah, Jo. Kau tak perlu merasa bersalah. Ini juga merupakan salahku sendiri yang terlalu lengah dengan serangan mereka yang memiliki cakar bagaikan singa raksasa." Shona mengakui kesalahannya.     

"Ya sudah, tidak mengapa. Mungkin lebih baik jika kita bisa lebih cepat meninggalkan tempat ini sebelum menyeret Darga dan Miloz." Jovano memberikan keputusan.     

Baru saja Jovano menyelesaikan perkataannya, derum mobil bak milik Darga sudah muncul. Di ruang kemudi sana, Darga melongo melihat pagar indah yang dibuatkan Gavin sudah menjadi serpihan tak beraturan, sungguh bentuk yang mengerikan.     

Keluar dari mobilnya diikuti adiknya, Darga lekas melesat ke kelompok Jovano. "Apa yang terjadi? Kenapa sampai begitu pagarnya?"     

"Mereka sebenarnya memancing kau dan adikmu keluar dari kebun, Ga." Jovano baru sekarang memiliki kesempatan untuk memberitahukan alasan dibalik kenapa mendadak dia tergopoh-gopoh melesat terbang di angkasa diikuti Gavin dan Serafima.     

Tentu saja banyak mutan yang menyaksikan Jovano dan 2 lainnya terbang cepat. Ada yang menganggapnya keren, ada pula yang bergidik dan menyeru, "Itu iblis! Itu sungguh iblis! Hanya kaum iblis yang bisa terbang seperti itu!"     

Ya, kebanyakan mutan tidak ada yang bisa terbang, kecuali mereka yang memiliki bakat di elemen angin, dan itu hanya segelintir saja di alam ini.     

Dikarenakan itu, sebenarnya tidak hanya Shona saja yang mengungkapkan identitas iblis mereka tapi juga Jovano dan yang lainnya. Jika Serafima, kaum Nephilim memang sejak kecil memiliki kemampuan terbang, sama seperti iblis, karena mereka … katakanlah memiliki leluhur yang sama, malaikat.     

Oleh dikarenakan Jovano juga ikut salah dalam masalah ini, maka dia pun tidak bisa menyalahkan Shona saja. Ketika dia mendengar percakapan kotor dari pelanggan Darga sebelum mobil Darga mencapai carport mansion itu, telinga super Jovano berhasil mencuri dengar konspirasi busuk orang-orang itu.     

"Salah satu pelangganku sampai harus berkomplot untuk menindas kalian ketika aku dan adikku tidak di rumah, seberapa gila mereka itu, sih?!" Darga tak habis pikir. "Apakah mereka tidak takut menerima murka walikota Urgo?"     

"Sepertinya karena itu mereka memancing agar kita berdua keluar dari rumah, Kak." Miloz memberikan opininya.     

"Yah, sepertinya memang begitu halnya, Dik." Darga mengangguk setuju mengenai penilaian Miloz yang sebenarnya hanya pengukuhan atas pernyataannya sendiri.     

"Ga, kami sungguh minta maaf telah merepotkan kalian di sini." Jovano tidak bisa tidak merasa bersalah. "Gav, nanti tolong buatkan lagi pagar yang lebih tebal dan lebih kokoh dari sebelumnya, yah!"     

"Sekarang saja, Kak Jo!" Gavin pun melesat ke depan sana.     

Sementara itu, Darga berkata ke Jovano. "Um, begini, Jo, bukannya aku mengusir kamu dan kelompokmu, tapi sepertinya keadaan mulai tidak kondusif di sini. Aku sungguh minta maaf dan berharap kau tidak salah paham."     

"Ohh, kami memang sudah hendak pergi, kok Ga! Hanya menunggu kau datang saja dari pelangganmu tadi. Dan karena kau sendiri memang menyarankan hal yang aku pikirkan, maka ini akan lebih mudah dilakukan, he he he." Jovano menepuk bahu Darga. "Pokoknya, aku berterima kasih sekali atas penerimaanmu dan adikmu yang sangat baik di sini."     

"Tidak masalah. Kalian adalah orang baik, maka aku dan Miloz tentu juga akan memperlakukan kalian dengan baik." Darga mengangguk.     

"Baiklah, sekarang-"     

"Kak Jo! Mereka datang!" Belum sempat Jovano menyelesaikan kalimatnya, mendadak saja Gavin sudah terbang melesat ke dalam untuk mengabarkan mengenai kedatangan para mutan (lagi).     

Mereka pun segera keluar bersama ke depan.     

Alangkah terkejutnya Darga dan Miloz ketika melihat siapa yang ada di rombongan besar para mutan itu. "Walikota Urgo?!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.