Devil's Fruit (21+)

Fokus Mencari Kristal Jiwa



Fokus Mencari Kristal Jiwa

0Fruit 1289: Fokus Mencari Kristal Jiwa     

"Kalian … Darga, Miloz dan Motya … apakah kalian ingin jalan-jalan sebentar di Cosmo?" tanya Jovano pada 3 mutan itu.     

Kalimat tawaran dari Jovano itu mengejutkan ketiga mutan itu. Ini adalah upaya terakhir bagi Jovano untuk membujuk kakak beradik itu tinggal di Cosmo sebagai cara dia menolong dan juga membalas budi ke Darga dan Miloz.     

Sebenarnya, ini karena Jovano sempat melihat lirikan singkat Darga pada Motya, gadis mutan yang merupakan teman masa kecil Darga.     

Hanya dari lirikan itu saja, Jovano yakin Darga menyukai Motya. Namun, Jovano tidak yakin akan apakah Motya juga merasakan perasaan sama seperti Darga.      

Maka, Jovano hanya bisa memberikan persuasi melalui tawaran jalan-jalan di Cosmo untuk ketiga mutan itu sekaligus.     

"Jalan-jalan ke Cosmo?" Darga mengulang ucapan Jovano dengan nada tanya.     

Menganggukkan kepala, Jovano menjawab, "Ya, jalan-jalan ke Cosmo selagi kami menuntaskan misi kami di alam ini. Aku tidak akan tenang meninggalkan kalian di sini ketika aku dan timku hendak pergi mencari Kristal jiwa ibuku. Dan jika aku sudah mendapatkan Kristal itu, aku akan keluarkan kalian dari Cosmo. Bagaimana?"     

Ketiganya saling bertatapan. Ada binar bahagia pada Miloz. "Aku tentu saja mau! Ayo, Kak, Motya, kita jalan-jalan ke Cosmo!"     

"Cosmo? Tempat macam apa itu?" Motya belum tahu apa itu alam Cosmo.     

Segera saja, Miloz menceritakan mengenai alam Cosmo, tentu saja dengan persepsi dari pihaknya, menjadikan Motya tertarik dan penasaran.     

"Baiklah! Aku ingin tahu seperti apa alam yang dikagumi dan dipuji-puji bocah ini, ha ha ha!" Motya menepuk ringan puncak kepala Miloz.     

Darga tidak memiliki penolakan ketika Motya sudah mengiyakan tawaran Jovano. Maka dengan hanya menggunakan kekuatan pikiran saja, Jovano memindahkan 3 mutan itu ke dalam alam Cosmo.     

Tentu saja Jovano sudah berkomunikasi dengan Noir dan Mogu bahwa akan datang 3 mutan di sana, agar mereka bisa bertingkah bagaikan tuan rumah menggantikan Jovano di alam itu.     

Jovano sangat gembira karena melihat betapa Miloz sudah berhasil membuat Motya penasaran akan alam Cosmo. Ini sesuai dengan rencananya dan Miloz melakukan sangat baik meski dia belum menyuruh remaja mutan itu.     

"Nah, karena ketiganya sudah masuk ke Cosmo, sekarang kita bisa mulai fokus ke pencarian kristalnya Mom." Jovano berkata pada timnya.      

Mereka pun mengangguk. Shona sudah kembali ke bentuk normal. Serafima bisa memahami kesedihan Shona, maka dari itu, dia memeluk Shona dari samping untuk memberikan dukungan semangat pada keponakannya.     

"Bagaimana dengan dia, Kak?" tanya Gavin sambil menoleh ke Walikota Urgo.     

Sang walikota ketika ditoleh oleh Gavin, nyalinya serasa terbang lenyap, begitu takut jika Gavin atau Jovano akan turut memberikan 'hukuman' atau bahkan bisa saja membunuh dia. "To-tolong jangan lukai aku lagi. Aku … aku masih memiliki anak dan istri. Anakku ada 4 dan 2 di antaranya masih kecil dan yang bungsu masih bayi. Aku mohon, biarkan aku hidup."     

Begitu takutnya dia pada Jovano dan kelompoknya sampai dia mengiba semacam itu, bahkan kini dia mulai membasahi celananya dengan cairan berbau menyengat saking takutnya dibunuh.     

"Pfftt! Memangnya siapa yang ingin membunuhmu? Sungguh percaya diri sekali kau menuduh kami." Jovano tak bisa menahan tawanya melihat tingkah rendah sang walikota. "Yah, kecuali kau melukai orang yang aku sayang seperti dia, misalnya, mungkin aku tidak akan sebaik Sho dalam memberimu hukuman." Ia menyeringai sambil menarik tubuh Serafima dalam pelukan satu tangannya.     

"Tidak berani! Aku benar-benar tidak akan berani melakukan apapun pada kalian!" Walikota Urgo menggeleng cepat dengan raut ketakutan.     

"Hm, itu bagus! Dengan begitu, aku akan menghadiahimu nyawa yang masih melekat di dirimu itu." Jovano mengibaskan tangan dengan santai.     

"Terima kasih! Sungguh terima kasih atas kebaikan hati kalian." Walikota Urgo berusaha untuk bersujud ke Jovano meski kaki kirinya sangat sakit karena es abadi Shona, tapi dia tetap memaksakan diri melakukan itu.     

"Ya, ya, ya … santai saja. Ehh, tapi … bisakah kau mengabulkan permintaanku?" Jovano hampir melupakan sesuatu.     

"Ya! Katakan saja, katakan apapun yang kalian inginkan, asalkan aku bisa membantu, pasti akan aku upayakan dengan sekuat tenaga." Walikota Urgo menjanjikan itu.      

"Bagus. Nah, karena kami ingin pergi ke daerah pantai di kota ini, maka aku harap kau memerintahkan semua wargamu untuk tidak mengganggu perjalanan kami ke pantai. Yah, ini agar supaya aku dan kelompokku tidak perlu membunuh siapapun lagi hanya karena ada yang mengusik kami, benar?" Jovano menyampaikan permintaan yang sebenarnya ini merupakan perintah sekaligus ancaman pada Walikota Urgo.     

Jika kau tak ingin wargamu musnah, lebih baik suruh mereka untuk menjauh dari kami dan biarkan kami menjalankan misi kami tanpa kami harus membunuh kalian! Seperti itu makna yang disiratkan dari kalimat Jovano pada sang walikota.     

Sebagai walikota yang cukup cerdas pada aspek ancaman halus seperti itu, tentu dia langsung mengangguk dan meraih semacam batu Kristal yang sepertinya itu merupakan alat komunikasi mereka.     

Walikota Urgo pun lekas memberikan perintah pada wakilnya mengenai permintaan Jovano. Setelah itu, maka Jovano bisa pergi dengan tenang mencari Kristal jiwa ibunya tanpa perlu membuat huru-hara apapun.     

Kecuali dia diprovokasi, tentunya.     

Wakil walikota segera menyebarkan apa yang diperintahkan oleh Walikota Urgo. Diharapkan, warga mematuhinya karena ini perintah serius dari pemimpin kota mereka.     

Sesuai dengan arahan dari Hong Wang, si burung Vermilion, keberadaan Kristal jiwa milik Andrea ada di pantai, namun, untuk mengetahui dimana tepatnya Kristal itu, mereka belum mengerti.     

Untuk mempermudah mobilitas, maka Jovano menyarankan pada kelompoknya agar mereka pergi ke pantai dengan cara terbang. "Bagaimana, gak apa-apa, kan yah?"     

"Kurasa itu gak apa, Kak!" Gavin mengangguk setuju.     

"Apa benar nanti kita tak akan diganggu lagi oleh para mutan itu?" tanya Serafima.     

"Kau sudah dengar tadi bahwa kita mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan perjalanan dari si walikota. Kalau itu dilanggar, kita bisa bersenang-senang dengan para mutan itu, ya kan? Ha ha ha!" Jovano sengaja mengeraskan suara tawanya agar sang walikota di belakangnya bisa mendengar.     

Maka, setelah diputuskan bahwa perjalanan akan dilakukan dengan cara terbang agar lebih nyaman dan cepat, maka kelompok itu pun segera 'lepas landas' dari perkebunan Darga dan melesat terbang ke arah yang ditunjuk Hong Wang.     

Di perjalanan, ada banyak warga kota yang menyaksikan Jovano dan kelompoknya terbang melintas di atas langit kota mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang berani melakukan sesuatu karena perintah tegas dari walikota mereka sudah disebarkan ke seluruh penjuru kota.     

Namun, rupanya masih saja ada mutan-mutan bodoh dan bebal yang tidak menggubris perintah tegas walikotanya sendiri. Dengan landasan alasan bahwa mereka marah karena banyak teman mereka terluka oleh Jovano dan timnya, mereka mulai mengejar kelompok Jovano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.