Devil's Fruit (21+)

Bentrok Dengan Mutan-Mutan Bebal



Bentrok Dengan Mutan-Mutan Bebal

0Fruit 1290: Bentrok Dengan Mutan-Mutan Bebal     

Perjalanan kelompok Jovano ke pantai untuk mendapatkan Kristal jiwa Andrea, dilakukan dengan terbang. Mereka sudah tidak perduli apakah warga Ataboz mengetahui identitas asli mereka sebagai iblis atau bukan.      

Sebelumnya, Walikota Urgo sudah memberikan perintah kepada warganya melalui wakilnya agar semua warga kota Ataboz tidak mengusik kelompok Jovano.     

Oleh karena itu, tidak ada warga yang berani bergerak meski sudah melihat Jovano dan kelompoknya terbang di langit Ataboz.      

Namun, beberapa mutan bebal tidak perduli pada perintah walikota mereka dan mengejar kelompok Jovano.     

Setibanya di pantai, Jovano melihat para mutan bebal yang mengejar mereka. "Pfftt, guys, sepertinya ada orang-orang bodoh yang ingin kenalan ama kita, nih!"     

"Kalian! Kalian harus mati karena telah melukai kawan-kawan kami!" teriak salah satu mutan pada kelompok Jovano yang masih melayang di angkasa.     

"Kalian juga melukai walikota kami, kan?" Mutan lain menyeru ke kelompok Jovano.     

"Biar aku saja yang hadapi para keroco ini, Kak Jo." Gavin maju.     

Shona ikut maju dan berkata, "Aku akan ikut hadapi cecunguk bodoh itu, Jo. Kau lebih baik fokus pada pengambilan Kristal."     

"Count me in." Serafima turut maju menyebelahi Shona.      

"Hm, baiklah jika memang itu yang paling tepat." Maka, Jovano pun menyerahkan para mutan bebal itu pada kelompoknya, sehingga dia bisa berkonsentrasi mencari Kristal.     

"Kalian sombong!"     

"Dasar makhluk sombong!"     

"Terkutuk!"     

"Laknat!"     

"Ribut saja kalian ini! Tong kosong!" Gavin dari atas, mengirimkan ribuan pasak kayu tajam ke arah para mutan bebal.     

Para mutan lekas melindungi diri mereka dengan segenap kekuatan yang dimiliki.      

Ada yang berkekuatan asam korosif, ada yang memakai kekuatan api, ada juga yang menembakkan sinar laser dari mata mereka, dan ada pula yang bisa mengubah tangan mereka menjadi senjata apapun.     

Pasak-pasak kayu dari Gavin ditangkis oleh mutan-mutan bebal. Karena kekuatan kelompok Jovano hanya bisa dikeluarkan hingga 20 persen saja, maka pasak kayu dari Gavin cukup lemah dan tidak bisa menembus pertahanan para mutan.     

Namun, Shona tidak tinggal diam dan dia melesat terbang memutar untuk memberikan serangan uap es abadi kepada mereka.     

Sayangnya, karena Shona sudah mengeluarkan banyak tenaga sihir sebelum ini, kekuatan es abadi dia tidak begitu mempengaruhi para mutan bebal itu.     

Uap es abadi Shona dinetralisir oleh mutan berkekuatan api yang lekas menyemburkan napas apinya melawan es Shona.     

Meski begitu, Shona juga sempat memanipulasi air laut untuk memadamkan api si mutan.      

Pffffhhh … api pun terpadamkan, dan itu dimanfaatkan Shona untuk menyerang lagi menggunakan stalagmite es dia yang sebelumnya pernah digunakan untuk menyerang para monster hybrid.      

"Arrghh!" Teriakan salah satu mutan terdengar ketika tubuhnya ditembus stalagmite es Shona yang tiba-tiba muncul dari tanah.      

Mutan lainnya segera saja meloncat. Namun karena mereka tidak bisa terbang, maka mereka juga mulai terkena tusukan kejam dari stalagmite es Shona.      

Para warga di dekat pantai yang melihat mutan-mutan itu dihajar dengan kejam oleh Shona, banyak dari mereka mulai mendidih karena emosi.     

Banyak dari pemuda mutan pun bergerak untuk melawan kelompok Jovano.     

"Hei! Jangan melawan mereka!" seru salah satu mutan remaja terhadap orang-orang yang berlari marah pada Shona. "Bukankah pak walikota sudah memerintahkan kita untuk tidak mengusik mereka?!"     

Sayang sekali, teriakan remaja itu kalah oleh dorongan amarah para mutan tadi.      

Giliran Serafima yang kemudian berlaga dengan cambuk tulang yang dipinjamkan Jovano padanya. Meski cambuk itu sudah berkurang sebanyak 30 persen, namun tetap terlihat agung dan mengerikan.      

Ketika cambuk itu dilecutkan ke para mutan, banyak dari mereka yang gagal menghindar dan terhempas ke berbagai arah.     

Gavin dan Shona juga terus memberikan serangan mereka pada mutan gelombang baru. Tak lupa ketiganya mengonsumsi Buah Energi Roh di sela-sela pertarungan mereka untuk lekas mengisi tenaga.     

Jovano yang melihat kelompoknya begitu gigih melawan mutan bebal di bawah sana, tersenyum karena dia sepertinya tidak perlu mengkhawatirkan apapun.      

Melalui petunjuk dari Hong Wang, keberadaan Kristal tentunya ada di dekat-dekat tempat dia terbang saat ini. Jovano terus mencari, tidak bisa lagi bertanya pada Hong Wang karena burung itu sudah pergi entah ke mana, seperti biasa. "Dasar burung laknat," umpat Jovano.     

Setelah berkeliling di sepanjang pantai, akhirnya Jovano melihat keberadaan Kristal Jiwa ibunya. Kristal itu berwarna merah menyala, sangat cantik, sedang melayang di atas sebuah menara di dekat bibir pantai.      

"Ternyata kau di sana!" seru Jovano sambil terbang cepat ke Kristal itu. Ia tak sabar ingin lekas mendapatkannya, agar lekas keluar dari alam toxic ini.      

Rupanya, beberapa mutan mengetahui bahwa Jovano sedang mengincar sebuah Kristal yang melayang di atas menara.     

"Kalian, mutan angin, hajar dia! Tunjukkan elitis kaum kita!" seru seorang mutan yang sepertinya merupakan pemimpin dari gelombang baru dari mutan yang ingin melawan kelompok Jovano.     

Segera saja, mutan-mutan berkekuatan dari angin itu pun melesat cepat ke arah Kristal.     

Tapp!     

Kristal itu pun berhasil didapatkan salah satu mutan angin. Betapa kagetnya Jovano ketika melihat adegan itu. Yang benar saja ….      

"Kembalikan Kristal itu!" teriak Jovano sambil mengejar gerombolan mutan angin tersebut.     

Namun, para mutan angin secara cerdik melemparkan Kristal itu ke teman-teman mereka secara bergantian, sehingga membuat Jovano lebih mengalami kesulitan.     

Ketika Jovano sudah nyaris mendapatkan seorang mutan yang membawa Kristal, mutan itu mendadak saja melemparkan Kristal ke temannya pada titik buta Jovano.      

Kesal karena itu, Jovano makin mempercepat terbangnya, berharap bisa memotong alur lempar-tangkap mutan angin.     

Salah satu mutan yang sedang menggenggam Kristal, mencoba meremukkan Kristal menggunakan tangan kosong. Tidak bisa! "Benda sialan ini kenapa keras sekali?"     

Karena mutan itu tidak berhasil menghancurkan Kristal di tangannya, maka sebelum Jovano tiba untuk merebutnya, mutan pun segera berseru ke kawannya yang memiliki kekuatan peleburan. "Froi! Hancurkan Kristal ini!"     

Mutan yang memiliki kekuatan cairan asam pelebur apapun, lumayan kaget ketika tiba-tiba saja namanya disebut dari atas dan mendadak saja ada bongkahan Kristal melayang ke arahnya.      

Namun, tak butuh waktu lama bagi Froi untuk memahami kenapa dia dilempari Kristal oleh mutan angin. Froi pun mengangguk, siap menerima Kristal itu.     

Tapp!     

Kristal pun ditangkap.      

Namun bukan oleh Froi, melainkan oleh tangan Jovano. Dengan ini, Kristal jiwa Andrea pun berhasil didapatkan.     

"Arrghh! Froi, kau payah!" teriak kesal si mutan angin yang melemparkan Kristal itu tadi.     

"Justru kau yang payah saat melemparnya! Lemparanmu busuk! Kau tolol!" Froi tak terima disalahkan.     

Kini, Kristal berhasil didapatkan, dan lekas disimpan Jovano ke dalam cincin RingGo. Setelah itu, Jovano tidak ingin lagi menahan-nahan murka dia.     

Terlalu murka pada tindakan mutan-mutan bebal tak tahu diuntung itu, Jovano pun meluapkan segenap energi sihir dia ke tangan. Entah ini bisa atau tidak, Jovano tidak perduli, dia hanya ingin mencoba saja untuk melepaskan beban amarahnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.