Devil's Fruit (21+)

Kisah Dante di Negeri Peri



Kisah Dante di Negeri Peri

0Fruit 1297: Kisah Dante di Negeri Peri     

"Hei, aku mencium aroma cukup familiar darimu." Liliac mengatakan itu setelah mengendus aroma Jovano secara tak sengaja.     

Jovano tertegun. Sepertinya sebelum ini, Trifila juga mengucapkan hal sama mengenai dirinya. "Aroma apa itu?"     

"Apakah kau ada hubungannya dengan lelaki bernama Dante?" tanya Liliac ke Jovano.     

Betapa kagetnya Jovano ketika peri mungil itu menyebut nama ayahnya. "Kau … kenapa kau … kau tahu ayahku?" Mata Jovano memicing antara ragu dan curiga.     

"Ohh, astaga, ternyata kau benar anak lelaki itu." Liliac memutar matanya.     

"Hei, hei, kenapa memangnya dengan ayahku? Kenapa kau bisa kenal dengannya?" Jovano makin penasaran, apalagi ketika dia melihat respon Liliac ketika dia mengakui bahwa lelaki yang disebutkan Liliac adalah ayahnya.     

"Hah … pantas saja wajah kalian hampir mirip. Ternyata kau anaknya." Liliac masih saja belum bersedia mengatakan kenapa dia bisa mengenal Dante.     

"Apakah Tuan Dante pernah datang ke sini?" Kali ini, Shona mencoba yang bertanya.     

"Tentu! Tentu saja dia pernah ke sini atau aku tak akan pernah tahu namanya, ya kan?" Ternyata, Liliac bersedia memberikan jawaban ketika Shona yang bertanya. Jovano menatap tak berdaya. Apakah Liliac membenci lelaki?     

"Tuan Dante pernah ke sini? Kapan itu? Apakah sudah lama?" Shona bertanya lagi sebagai perantara Jovano.     

"Ya, itu memang sudah cukup lama … mungkin 20 tahun lalu atau bahkan lebih—entahlah, aku lupa, tapi … sebenarnya … 20 tahun juga merupakan waktu yang cukup singkat bagi kami, hi hi!" Liliac malah terkikik mengingat bahwa umur kaumnya tergolong panjang dan tidak mudah mati.     

Yah, makhluk supernatural seperti peri memanglah berumur panjang, tidak seperti kaum mortal layaknya manusia.     

"20 tahun lalu bahkan lebih?" Jovano mengerutkan kening sambil mencoba menggali memori ibunya yang dia miliki juga, tersimpan di sudut lain otaknya. "Oh, astaga! Apakah itu saat Daddy mendapatkan serangan bom ketika dia dipenjara di Nirwana?"     

Setelah menggali memori ibunya mundur ke 20 tahun lalu, di sana memang ada sebuah insiden mengenai ayahnya yang hilang.      

"Ayahmu pernah dipenjara di Nirwana?" Serafima terbelalak. Meski Dante adalah sepupu dia, namun dia tidak begitu dekat dengan Dante, dan berita penjeblosan Dante ke penjara Nirwana sepertinya juga merupakan hal yang dirahasiakan kaum elit di Nirwana dan Antediluvian.     

"Ya, Dad pernah dipenjara karena dia bertarung bersama Mom dan iblis kerajaan Opa memerangi para angel saat pasukan angel dan nephilim datang ke Underworld. Saat itu pasukan angel ingin memusnahkan aku yang masih ada di perut Mom." Jovano menjelaskan.     

Serafima dan Shona terpana, mereka baru mengetahui cerita ini. Yang mereka pernah tahu hanya Jovano sempat terpisah dengan ayah kandungnya karena suatu alasan.      

Ternyata, sedalam itu alasannya.     

"Ayahmu, bocah, dia datang ke sini secara tiba-tiba dan dalam kondisi terluka cukup parah." Liliac berkata ke Jovano.      

"Sepertinya waktu itu, bom meledak di sel ayahku dan meski dia diselamatkan asistennya, namun mungkin masih terkena ledakan bom itu." Jovano menganalisis insiden tersebut.      

"Sepertinya aku pernah mendengar rumor adanya kehebohan di Nirwana karena serangan teroris yang mengebom penjara di sana, tidak kusangka di penjara itu ada Dante!" Serafima menggeleng-gelengkan kepala karena takjub.     

Rupanya, rumor yang dia pernah dengar dulu itu berkaitan dengan sepupu jauhnya itu.     

"Dan tahukah kalian hal paling ironisnya?" Jovano menyeringai pahit.     

"Apa itu, Jo?" Shona ingin tahu.     

"Pengebom itu ternyata ibu dari Nadin." Jovano tersenyum kecut saat mengatakan itu.     

"Ehh?!" Shona terpekik tak mengira.     

Sedangkan Serafima, mendengar nama Nadin disebut oleh Jovano, dia teringat akan nama mantan pertama Jovano. Astaga, gadis itu? Ibunya yang melakukan pengeboman itu? Alangkah gilanya.     

"Jadi begini, menurut memori yang aku dapat dari Mom, saudara tiri Mom, bernama Ruenn. Tadinya mereka akrab dan dekat, tapi kemudian, Ruenn gelap mata dan iri dengki pada Mom karena Mom lebih disayang Opa dan ibu kandung Mom, Oma Nivria, tak sengaja dibunuh Mom karena salah paham. Ruenn yang menyayangi Oma Nivria, geram dan dendam pada Mom. Ruenn suatu hari, berhasil menyamar menjadi Mom di depan Dad dan mereka melakukan hubungan itu dan diketahui Mom, dan anak dari hubungan itu adalah … Nadin."     

"Astaga!" Shona membekap mulutnya saking syoknya. Dia tidak bisa membayangkan jika dia berada di posisi Jovano. Pantas saja, Jovano begitu terpukul usai kematian Nadin. Rupanya, bukan semata kematian Nadin saja yang membuat Jovano sakit hati, namun kisah latar belakang Nadin itu sendiri.     

"Nah, Ruenn entah bagaimana bisa berkongkalikong dengan pihak iblis kuat yang memiliki koneksi dengan Nirwana dan berhasil menyusup masuk ke penjara untuk meledakkan sel penjara Dad, agar bisa membalas Mom yang telah membunuh Oma Nivria karena salah paham." Jovano menceritakan kisah pahit keluarganya.     

"Dan katanya … Nadin disetir ibunya untuk mendekatimu dan melukaimu agar bisa melukai hati Aunty Andrea, yah Jo?" Shona sudah mendengar yang bagian ini. Seluruh tim Blanche sudah mengetahuinya.     

Serafima yang mendengar itu, tidak bisa menahan diri untuk merangkul kekasihnya.     

"Oke, cukup dengan kilas baliknya, he he …." Jovano terkekeh dan beralih ke Liliac. "Jadi … ayahku sempat ke sini karena dilemparkan oleh asistennya sebelum terkena ledakan dahsyat bom itu. Lalu … apa yang terjadi dengannya di sini?" Ia sedikit banyak memiliki dugaan mengenai apa yang dia tanyakan ke Liliac, namun masih ingin mendengar dari si peri mungil sendiri, sekedar mengonfirmasi apa yang menjadi dugaannya.     

"Hm? Dia? Yah, waktu itu dia terluka cukup parah di sini dan kami tentu saja peri baik, menolong dia. Awalnya, kami sangat terkejut, mengira dia musuh atau sesuatu yang akan mengancam kami karena waktu itu, ruang hampa robek begitu saja di depan kami dan meloncat masuk ayahmu, lelaki Dante itu." Liliac mulai bercerita.     

"Lalu? Kalian merawatnya, kan?" Jovano tak sabar menunggu di bagian yang menjadi dugaannya.     

"Tentu saja! Bukankah sudah kukatakan kami ini peri yang baik? Tsk, kau ini tidak menyimak atau apa?" Liliac membuang muka dari Jovano dengan dagu terangkat tinggi sambil dua tangan terlipat di depan dada.     

"He he, maafkan aku. Nah, tolong lanjutkan." Jovano memohon karena dia benar-benar tidak sabar.     

"Hm, si Dante itu … dia dirawat dengan baik oleh ratu kami kala itu. Yah, kami juga ikut merawat, itu sudah pasti. Tapi, Dante dirawat di dalam kediaman pribadi ratu." Liliac masih menggoyang-goyangkan kakinya secara santai di bahu Shona.     

"Apa yang terjadi setelah Tuan Dante sembuh?" tanya Shona.     

"Yah, kalian pasti sudah bisa mengira kelanjutannya." Liliac mendesah lirih.     

"Katakan apa itu," pinta Shona.     

"Tentu saja, ratu kami dan Dante saling menyukai! Bahkan mereka bagai suami istri di sini!" kata Liliac, mengejutkan Serafima dan Shona, namun ini sesuai prediksi Jovano.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.