Devil's Fruit (21+)

Gavin, Sang Raja Harem



Gavin, Sang Raja Harem

0Fruit 1301: Gavin, Sang Raja Harem     

Jovano lumayan panik ketika Darga meminta keluar dari Cosmo untuk melihat adiknya yang sedang bersenang-senang dengan para peri.     

Ketika Jovano hendak memberikan kalimat untuk Darga, agar lelaki itu tidak perlu keluar, ada suara lain di benak Jovano. "Darga, kenapa kau masih saja menganggap dia bayimu? Dia sudah dewasa, ya ampun!" Ini suara Motya.      

"Tapi, Tya." Darga sepertinya menjawab gadis pujaannya.     

"Sampai kapan kau ingin dia selalu berada di bawah ketiakmu, hm?" Motya menanya Darga.     

"Aku … aku … tapi dia …." Darga bimbang ketika gadisnya menegur dia.     

"Tidak ada tapi-tapi, Darga. Biarkan dia berkembang selayaknya pria normal, oke? Kalau kau terus begitu padanya, dia akan selamanya menjadi lelaki kerdil mental dan tidak akan berkembang menjadi apapun." Motya terus membombandir Darga dengan omelannya. "Ayo, daripada kau meributkan adikmu yang ingin menjadi dewasa, lebih baik kau ikut aku memanen buah dengan anak-anak Noir! Biarkan Miloz di sana, toh ada Jovano dan yang lainnya menjaga dia."     

Lalu, setelah itu, hening dan tidak ada lagi suara apapun di benak Jovano, menandakan komunikasi dengan Darga sudah diputus pihak sana.      

"Ha hah! Astaga!" Jovano tertawa canggung, membayangkan seperti apa nasib Darga di sana dengan Motya. Sepertinya Motya bisa mengendalikan Darga.     

Yah, ini memang cukup menggelikan bagi Jovano ketika dia menemukan kenyataan bahwa para pria di sekitar dia … secara rata-rata dikendalikan oleh pasangan atau istri mereka.      

Lihat saja ayahnya sendiri, Dante, lalu Pangeran Djanh, Zevo, Pangeran Abvru, Ronh. Mereka adalah contoh-contoh lelaki yang membiarkan istri mereka memegang kendali atas mereka. Bahkan Jovano sendiri pun tanpa sadar begitu pula ketika dia membiarkan Serafima mengambil kendali dalam hubungan mereka.     

Namun, itu sama sekali bukan hal buruk. Sungguh!      

Menyerahkan kendali pada kekasih atau istri sama sekali bukan hal buruk dan itu justru menandakan seberapa dalam cinta mereka pada pasangannya.      

Tetapi, jangan salah. Meskipun para pria itu terlihat mengalah dan membiarkan pasangan mereka mengambil kendali, namun ketika tiba saat di atas ranjang, maka para istri tetaplah pihak yang harus menerima peran menjadi submisif total.     

Terkadang, di sinilah trik dan metode para pria. Mereka sengaja mengalah dan membiarkan pasangannya menentukan ini dan itu. Namun, ketika itu berurusan dengan hal intim, maka di situlah para pria akan memperlihatkan sejatinya mereka dan mengambil kendali secara absolut.     

Female domination di ranjang? Tidak masalah! Lelaki sesekali akan membiarkan pasangan mereka berkuasa di atas ranjang dan terkadang itu juga membangkitkan libido lelaki, namun itu hanya sebentar saja, karena setelahnya, para pria tetap akan menjadi seorang pria, terutama di atas ranjang.     

Yeah, bagi Jovano, mengalah pada pasangan adalah hal yang luar biasa menyenangkan, karena nantinya ketika giliran mereka menagih jatah di atas ranjang, pasangan mereka akan menjadi kucing kecil yang manis dan menggemaskan.     

Well … mengalah sedikit untuk mendapatkan yang lebih besar dan menyenangkan.     

Memikirkan ini, Jovano melirik ke dua gadis di dekatnya. Keduanya sama-sama cantik dan tentu saja menarik hasratnya, dan Jovano sudah bertekad untuk memiliki keduanya, apapun yang terjadi.     

Dia hanya perlu mulai perlahan-lahan membujuk Serafima yang emosional dan cemburuan.     

"Ayo kita cari di mana Gavin dan Miloz." Jovano meneruskan langkahnya, diikuti para gadis tercintanya.     

"Sepertinya mereka ada di sana." Shona menunjuk ke arah sebuah ruangan cukup luas yang terbuat dari kayu. Jelas itu adalah sihir elemen kayu milik Gavin.     

Ada berbagai suara dari ruang kayu itu. Dan tentunya itu berbagai suara lenguhan dan erangan dari banyak peri yang sepertinya tidak menyia-nyiakan adanya Gavin dan Miloz di desa mereka.     

Ketika Gavin menyadari kedatangan Jovano dan 2 gadis ke desa peri, dia lekas keluar dari 'istana' haremnya dan berkata pada Jovano sambil menutupi pinggang ke bawah dengan kain seadanya. "Kak Jo!"     

"Sepertinya kau sangat terlihat hidup dan bersemangat di sini, Gav?" sindir Jovano.     

"Ehe he he … um, yah beginilah, Kak Jo. Mereka … mereka tidak mau melepaskan aku sedetikpun. Mau bagaimana lagi?" Gavin beralasan.     

"Tentu saja! Kau harus membahagiakan mereka, Gav! Mereka adalah fans-fans setiamu, ya kan! Maka dari itu, jangan kecewakan mereka!" Jovano makin menyindir.      

Gavin tahu dia sedang disindir, tapi mau bagaimana lagi, dia menyukai ketika dirinya dimanjakan dan dipuja-puja para peri cantik. Dia yang sebelum ini selalu mendapatkan cinta bertepuk sebelah tangan dari yang dia sukai, kini di sini dia bagaikan raja yang dipuja dan diinginkan.     

Menggunakan sihirnya, Gavin pun membungkus tubuh telanjangnya dengan pakaian yang pantas karena ada Serafima dan Shona juga. "Um, Kak Jo, apakah ini waktunya untuk mencari Kristal?"     

Dari arah pintu kain, keluarlah Miloz yang sempoyongan berjalan ke arah Jovano sambil melilitkan kain seadanya di pinggang dan memakai rompi tanpa dalaman. "J-Jo! Anu … maafkan aku … aku … aku …."     

"Tidak masalah, Mil. Tak perlu bingung." Jovano menepuk bahu Miloz. "Kau bisa tenang dan bersenang-senang sepuasmu, oke!"     

"Tapi, apakah kakakku mencariku? Aku belum pamit padanya ketika ditarik keluar ke sini." Miloz yang sebenarnya lelaki pemalu mulai khawatir jika dia dicari kakaknya.     

"Ohh, iya, kakakmu sempat menanyakanmu tadi, tapi setelah aku katakan bahwa kau sedang belajar membangun komunikasi di sini, kakakmu lega dan tenang. Dia ingin kau tidak lagi menjadi lelaki pemalu." Jovano melakukan white lie. Yah, tak apa jika itu memang tidak menyakiti siapapun.     

"Ohh, syukurlah kalau kakak tidak marah atau bingung mengenai keberadaanku." Miloz menggaruk tengkuknya.     

"Kak Jo, Miloz ini luar biasa kaku dan pemalu!" Gavin meletakkan satu sikunya ke bahu Miloz.      

"Aku … aku tidak separah itu, kok!" Miloz berkelit.     

"Oh ya?" Jovano menaikkan dua alisnya. "Ha ha ha, maka dari itu, Gav, ajari dia dengan baik, oke? Jadikan dia lelaki yang tangguh." Ia mengerling jenaka ke Gavin.     

"Tentu saja, Kak Jo! Serahkan saja dia untuk aku tatar. Sejak kemarin dia sudah di plonco oleh banyak peri, dan cukup menyenangkan melihat dia kini sudah lumayan meningkat, he he!" Gavin menoleh dengan kerlingan nakal ke Miloz.     

"Aku tidak seburuk itu!" Miloz masih berusaha berkelit dan kini mendelik ke Gavin.     

"Rajaku, kenapa kau lama sekali di luar sana?" panggil salah satu peri dari dalam ruang kayu itu.     

"Se-sebentar! Astaga, kalian ini!" Gavin memutar matanya.     

"Tuh, sudah dipanggil-panggil, Tuan Raja." Shona ikut menyindir dengan menggoda menggunakan panggilan yang diberikan para peri pada Gavin.     

"Hghh … untung saja staminaku bukan stamina manusia atau aku akan terkapar sejak semalam. Apalagi sungguh beruntung ada Buah Energi Roh."     

"Hei, jangan sia-siakan buah langka itu untuk kebutuhan selangkanganmu!" Serafima mendelik ke Gavin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.