Devil's Fruit (21+)

Bertemu Dengan Ratu Peri Yredis



Bertemu Dengan Ratu Peri Yredis

0Fruit 1304: Bertemu Dengan Ratu Peri Yredis     

Pintu kayu besar yang ada di pohon raksasa di depan Jovano pun terbuka. Ada 4 peri cantik berukuran setengah meter terbang keluar beriringan. Jovano bertanya-tanya, yang mana mantan ibu tirinya?     

Namun, sepertinya 4 peri itu adalah punggawa saja, karena setelah itu, muncullah peri lain yang berukuran setinggi manusia dewasa, dan ada mahkota cantik dari jalinan akar dan daun berwarna emas di atas kepalanya.      

Melihat itu, Jovano benar-benar yakin bahwa ratu peri adalah yang keluar terakhir.     

Sepertinya dugaan Jovano benar, karena sosok luar biasa cantik itu mengenakan baju yang terlihat berbeda dari peri lainnya, meski tidak berlebihan. Rambut emasnya berombak turun hingga ke mata kaki dengan sayap seindah sayap kupu-kupu, berwarna-warni cantik.     

Sosok itu berjalan biasa namun keanggunannya terlihat jelas meski dandanannya tidak berlebihan. Sangat berbeda dengan ratu peri di desa sebelumnya yang pernah dilihat sekilas oleh Jovano.     

"Yang Mulia Ratu Yredis." Liliac dan peri lainnya membungkuk ke sosok luar biasa itu.     

Dugaan Jovano sepenuhnya benar, itu memang ratu perinya Liliac.      

Sembari membungkuk, Liliac melirik ke Jovano dan mendelik memberi kode.      

"O-ohh! Yang Mulia Ratu Yredis!" Jovano ikut membungkukkan punggungnya ke ratu peri itu, diikuti Shona dan Serafima juga.     

"Kalian begitu sopan." Yang Mulia Ratu Yredis tersenyum kecil sambil mengalunkan suara merdunya. Seakan, kuncup bunga bisa segera membuka mekar hanya dengan mendengar suara itu.      

Terlebih, Jovano baru sadar jika setiap Yang Mulia Ratu Yredis menapakkan kakinya yang telanjang dan putih bersih itu ke tanah rumput di depan pohon raksasa itu, segera saja muncul akar-akar kecil hijau seakan rumput yang terinjak kaki Ratu Yredis memiliki kemampuan memanjang dengan ajaib.     

Semua terasa ajaib ketika Yang Mulia Ratu Yredis bergerak. Bahkan, ketika tangannya mengibas sederhana saja, mendadak aroma harum bunga keluar dari tangan itu dan udara menjadi menyegarkan.     

Inikah kekuatan seorang ratu peri? Wah, pantas saja ayahnya sampai jatuh cinta dan menikahinya, demikian batin Jovano ketika mengamati Yang Mulia Ratu Yredis.      

Serafima menginjak kaki Jovano di sebelahnya dan mendelik ketika Jovano menoleh ke arahnya. Jovano meringis inosens, paham jika kekasihnya sedang kesal karena Jovano begitu lekat memandangi Yang Mulia Ratu Yredis.     

"Yang Mulia Ratu Yredis, ini adalah Jovano, Shona dan Serafima." Liliac memperkenalkan ketiganya. Jovano dan yang lainnya mengangguk sebagai konfirmasi.     

"Ohh, kalian … iblis?" tanya Yang Mulia Ratu Yredis. Tapi, ketika Jovano hendak mengatakan sesuatu, ratu peri itu berkata lagi, "Tunggu! Kalian tidak sepenuhnya berdarah iblis. Kalian …." Ratu peri memiringkan kepala sambil mata berwarna ungu cerah dia memicing curiga.     

"Ya, Ratu." Jovano mengangguk, paham akan apa yang ada di benak Yang Mulia Ratu Yredis.      

Ratu peri terkesiap dan menutup mulut menggunakan tapak tangannya. "Kau … kau berbau dia. Darahmu … genmu … berbau dia …."     

"Benar, Ratu, saya … putranya." Jovano makin menegaskan jati dirinya. Dia tak paham bagaimana bisa bangsa peri bisa mengidentifikasi jati diri seseorang hanya dari bau darah dan gen? Bukankah itu … berada tersembunyi di bawah kulit dan daging? Luar biasa sekali kekuatan para peri kalau begini.     

"Putra Dante!" Yang Mulia Ratu Yredis lekas berjalan cepat dan melompat ke depan Jovano dan menangkupkan dua tangannya ke pipi Jovano.     

Mereka semua di situ menahan napas melihat tindakan ratu mereka, terutama Serafima. Apakah dia perlu menyiapkan cambuknya? Atau pedang?     

"Dante … kau rupanya putra dia …." Mendadak, muncul buliran bening bagai Kristal dari pelupuk mata sang ratu peri sambil wajahnya penuh akan haru. Dia menangis.     

Shona melirik arah di mana tetesan air mata Yang Mulia Ratu Yredis jatuh dan itu langsung terserap ke tanah dan bekas air mata itu muncul rumpun daun dan di tengahnya keluar bunga warna-warni kecil mungil.     

Dalam hatinya, Shona takjub luar biasa. Hanya dari air mata saja bisa memunculkan rumput berbunga meski kemudian menghilang ketika air mata itu mengering di tanah sana. Tapi, tetap saja itu mengagumkan bagi Shona.     

"Apakah ini sungguh takdir sehingga kau bisa datang ke sini dan bertemu denganku?" Yang Mulia Ratu Yredis masih meneteskan air matanya meski tanpa ada isakan tangis. Pipi mulus itu bagaikan kertas tahan air yang membuat air matanya meluncur bebas tanpa berubah bentuk.     

"Aku … aku ke sini karena hendak mencari Kristal jiwa milik ibuku." Jovano tidak ingin menutupi ini.     

"Ohh … ibumu?" Mendengar Jovano menyebutkan ibu, wajah Yang Mulia Ratu Yredis tidak berubah sama sekali, tetap terharu dan menyemburkan aura kasih. Dua tangan itupun turun dari pipi Jovano. "Kenapa dengan ibumu?"     

"Ibuku … kehilangan jiwanya ketika sebuah pertempuran besar. Bahkan ayah … ayah juga terluka parah. Mereka semua ditidurkan sembari kami mencari cara membangkitkan mereka." Entah kenapa, Jovano merasa tidak ada masalah mengungkapkan ini pada sang ratu.     

"Ohh! Rupanya begitu!" Yang Mulia Ratu Yredis menampakkan wajah sedihnya usai mendengar tutur Jovano mengenai situasi kedua orang tuanya. "Bolehkah aku menjenguk mereka?"     

Segera saja, Jovano berpandangan dengan Shona dan Serafima, seakan meminta pertimbangan kepada dua gadis itu.     

"Tapi, jika itu tidak nyaman untukmu, aku tidak memaksa." Yang Mulia Ratu Yredis tersenyum menyejukkan hati.     

"Sepertinya itu akan baik-baik saja." Jovano sudah memutuskan akan memperbolehkan Yang Mulia Ratu Yredis melihat ayah dan ibunya di Cosmo. Mungkin nanti dia akan berlutut memohon ampun ke ibunya jika Andrea mengetahui mengenai ini ketika bangun.     

"Kau yakin?" Yang Mulia Ratu Yredis memandang lekat Jovano dengan mata ungunya. Dia akan sangat memaklumi andaikan Jovano menolak keinginannya. Jovano adalah anak dari wanita sah Dante, tentu saja akan sangat tak nyaman jika mengijinkan dia masuk untuk menemui kedua orang tuanya.     

Pemuda itu mengangguk. "Tentu. Selama Ratu tidak melakukan hal yang buruk, maka semuanya akan baik-baik saja."     

Yang menjadi pertimbangan akhir dari Jovano sehingga berani membolehkan Yang Mulia Ratu Yredis masuk ke Cosmo untuk menjenguk kedua orang tuanya adalah … siapa tahu ratu peri ini memiliki cara ajaib untuk membangunkan kedua orang tuanya.     

Kalau itu benar-benar bisa terjadi, bukankah ini sungguh sangat baik? Maka dari itu, Jovano sudah membuat keputusan mengenai itu. Hatinya memiliki rasa yakin pada ratu peri satu ini.     

"Tentu saja aku tak perlu melakukan apapun yang buruk!" Yang Mulia Ratu Yredis terkikik kecil, begitu memikat mata yang melihat. "Tapi, sebelum itu … kau harus bertemu dulu dengan beberapa orang."     

"Hm?" Jovano mengerutkan kening.     

Yang Mulia Ratu Yredis memutar badan ke belakang dan memanggil dengan suara indahnya, "Kalian berdua, sampai kapan di situ dan tidak mau keluar, hm? Ayo kemari dan temui kakak kalian."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.